DULU PANGLIMA GAM SEKARANG INTELIJEN, AI
April,21,2018
posted by; oleh
Tgk abdillah.SE
opini pase'
Amri mantan militer GAM , kini bekerja sebagai intelijen Aset Negara Republik Indonesia
Sebagai eks kombatan Gerakan Aceh Merdeka, Amri mengaku mengalami kesulitan dalam menjalani hidupnya setelah konflik bersenjata diakhiri melalui kesepakatan damai sepuluh tahun silam.
Walaupun sudah dilahirkan program reintegrasi bagi eks kombatan, antara lain berupa pemberian dana, namun kenyataannya program itu bukanlah obat mujarab.
Perjanjian damai Helsinki diikuti perlucutan senjata milik GAM yang dimulai Desember 2005.
ebagian besar mantan tentara GAM itu diyakini masih dililit kemiskinan, sehingga sebagian dari mereka tergoda melakukan jalan pintas, dengan melakukan tindak kriminal.
BBC Indonesia mewawancarai empat orang eks kombatan GAM di Banda Aceh, yang memiliki latar dan kehidupan berbeda usai kesepakatan damai. Berikut petikannya:
Belum ada pendekatan serius oleh pemerintah Aceh terhadap saya dan kawan-kawan sesama mantan kombatan GAM. Dulu pernah dijanjikan diberikan uang, tetapi saya tidak pernah menerimanya.
Saya ingin agar pemerintah Aceh menciptakan lapangan kerja bagi eks tentara GAM. Lapangan pekerjaan ini penting, selain modal kerja, tentu saja.
Amri : Dulu saya dan eks kombatan lainnya berjuang demi masyarakat, kita dulu rela mati. Sekarang, saya menjadi sedih, karena saya memperhatikan ada kasus korupsi di Aceh.
Terhadap eks kombatan yang marah dan menempuh aksi kekerasan dan terjerumus tindakan kriminal, karena memang tidak memiliki pekerjaan. Kalau mereka bekerja, saya yakin tidak melakukan aksi kriminal.
Sekarang saya kerja apa saja, walaupun hasilnya sedikit. Tapi saya memikirkan kawan-kawan saya eks kombatan yang jumlahnya besar dan belum mendapatkan pekerjaan.
Kalau keadaannya begini terus, ya, mungkin saja kawan-kawan saya eks kombatan akan kembali "ke lapangan". Saya sendiri tetap berharap Aceh aman dan damai. Di Banda Aceh, banyak orang bisa mengobrol dan minum kopi di kedai-kedai, tetapi di kampung, tidak sedikit eks kombatan yang susah hidupnya.
Dulu saya dan eks kombatan lainnya berjuang demi masyarakat, kita dulu rela mati. Sekarang, saya menjadi sedih, karena saya memperhatikan ada kasus korupsi di Aceh.
Sesuai kesepakatan perdamaian Helsinki (2005), penyerahan senjata milik kombatan GAM kemudian ditindaklanjuti dengan penghancurannya.
Kalau keadaannya begini terus, ya, mungkin saja kawan-kawan saya eks kombatan akan kembali "ke lapangan". Saya sendiri tetap berharap Aceh aman dan damai.
Saya menjadi ingat betapa kami dulu peduli terhadap anak buah yang terluka saat pertempuran di hutan, namun susah sekali mendapatkan obat.
Mengingat zaman perjuangan dulu, saya tidak pernah menyesali apapun, tidak trauma, tetapi kini saya sangat kecewa melihat kenyataan Aceh sekarang setelah sepuluh tahun perdamaian.
meutuleh di batei, meulabang bak binteh, meunyoe hana patah peudeung lhei kuroek pane loen jak jok Nanggroe keu gata , sang bang Amri Nanggroe ka ji publoe itanyoe hek peutheun, Wali hasan tiro saat troek u aceh sabe' geumoe tiep uroe geuroe ie mata ci boih makna siat
NB; silakan tinggalkan komentar tentu komentar yang membangun karna aceh sedang membangun,dan bila ada kekeliruan atau kesalahan bisa di perbaiki yang penting jangan kedepankan emosional