Langkah-langkah Memperoleh Pemulihan
Pernahkah Anda merasa begitu lemah menghadapi berbagai masalah yang mendera? Tidak hanya secara fisik, tetapi juga dalam iman. Kita terpuruk dan merasa ditinggalkan. Merasa banyak orang membenci kita karena telah sengaja melakukan dosa, juga merasa bersalah karena telah melukai hati orang-orang yang mengasihi kita. Seringkali kita tidak bisa keluar dari penyesalan diri dan malah menenggelamkan diri ke dalam berbagai kebiasaan buruk. Padahal, hal itu takkan membawa kita kepada pemulihan yang sangat kita rindukan.
Namun, Tuhan selalu mempunyai cara untuk memulihkan kita. Mari kita belajar dari pemulihan yang dialami si bungsu di dalam perumpamaan anak yang hilang, langkah-langkah apa yang diambilnya sehingga dapat keluar dari keterpurukannya.
1.Menyadari Kondisi Kita Saat Ini
Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan (Lukas 15:17). Untuk memperoleh pemulihan, langkah pertama yang perlu kita alami adalah menyadari kondisi kita saat ini dan tidak berusaha menyangkalnya. Jika kita saat ini terlilit hutang, maka itulah keadaan kita! Jika kita bermasalah dengan pasangan atau orangtua, maka itulah realitanya! Kalau ada kepahitan di hati kita, akuilah!
Anak bungsu menyadari kondisinya sangat terpuruk. Di rumah bapanya, dia bisa makan apa saja dan memuaskan segala keinginannya. Namun kini, dia bahkan sampai nyaris mati kelaparan. Berakhir sebagai penjaga babi saja sudah sangat buruk, tetapi memakan makanan babi jelas membuatnya lebih terpuruk lagi. Anak bungsu menyadari bahwa kondisi para pekerja di rumah bapanya jauh lebih baik darinya. Jika kita menolak untuk menyadari keadaan kita yang sebenarnya dan mengakui dosa-dosa kita, maka kita tidak akan pernah dapat berubah.
2.Mempunyai Tujuan yang Jelas
Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa (Lukas 15:18-19). Anak bungsu mengetahui kesalahannya dan dia pun menetapkan tujuannya, yaitu kembali kepada ayahnya.
Si bungsu tahu benar bahwa untuk kembali kepada bapanya, dia harus menempuh perjalanan yang sangat jauh. Dia pun memahami bahwa dia telah berdosa sangat besar kepada ayahnya, sehingga ada kemungkinan ayahnya akan menolak mengakuinya sebagai anak lagi. Lalu, bagaimana jika itu terjadi? Dia siap untuk dijadikan salah seorang upahan ayahnya. Dengan rendah hati dia mau mengakui dosanya dan menerima konsekuensi dari tindakannya.
3.Bergerak Maju
Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia (Lukas 15:20). Saat si anak bungsu berjalan maju dan melanjutkan hidupnya, hal-hal baik terjadi kepadanya. Ayahnya menerimanya kembali sebagai anak, kondisinya dipulihkan, dan dia pun kembali ke kehidupan yang baik di rumah ayahnya. Semua itu takkan terjadi jika dia tidak memutuskan untuk meninggalkan kehidupan lamanya dan bergerak maju menuju kehidupan barunya.
Mungkin ada hubungan-hubungan yang hancur di dalam hidup kita. Mungkin kita meninggalkan Tuhan, pasangan, anak, atau teman. Apakah sudah saatnya bagi kita untuk bergerak maju saat ini? Jangan menunggu orang lain menghampiri kita terlebih dulu. Tuhan menghargai kerendahan hati. Datanglah kepada Tuhan dan kepada orang yang harus kita datangi dengan segenap kerendahan hati, dan Tuhan pun akan memulihkan keadaan kita. Mungkin hasilnya tidak se-instan yang dialami si bungsu dalam perumpamaan di atas, kita harus siap mengalami prosesnya. Tetapi, saat kita terus bergerak maju, pemulihan itu akan terjadi.
Menghadapi masalah dan kegagalan memang tidak enak dan menyakitkan. Namun, kita tidak perlu berlarut-larut dalam keterpurukan. Justru, Tuhan ingin memakai situasi tersebut untuk menyatakan kasih-Nya dan membawa kita kepada pemulihan yang sesungguhnya.
Apa pun masalah yang sedang kita hadapi saat ini, marilah kita belajar dari si bungsu yang akhirnya dipulihkan keadaannya. Dengan menyadari realita kondisi kita saat ini, marilah kita menetapkan tujuan dan berjalan maju menuju pemulihan yang telah Tuhan sediakan setiap orang yang mau datang kepada-Nya.
Source : https://gkdi.org/blog/pemulihan/