Kisah Sedih Penyumbang Emas di Monas
Selamat siang sobat steemit inilah posting saya hari ini. Seperti biasa jangan lupa di upvote dan followenya ya.
Sebagaimana saya ketahui hampir separuh penduduk Aceh percaya kalau emas di puncak Monas itu merupakan sumbangan dari seorang saudagar kaya asal Aceh bernama Teuku Markam. Meski asal usulnya kurang jelas, beberapa sumber menyebutkan kalau Teuku Markam lahir di Aceh pada tahun 1925. Sejak berusia 9 tahun, dia sudah jadi yatim piatu dan diurus oleh kakeknya bernama Cut Nyak Putroe.
Pada masa mudanya, Teuku Markam pernah mengikuti wajib militer dan dia mulai dilatih jadi seorang prajurit. Dia bahkan pernah dijadikan ajudan Jendral Gatot Subroto saat diutus ke Bandung. Pada tahun 1957, Teuku Markam sudah diberikan pangkat kapten oleh pimpinannya. Tak lama kemudian, dia memutuskan kembali ke kampung halamannya di Banda Aceh dan mulai mendirikan usaha bernama PT Karkam.
Teuku Markam pun berhenti jadi prajurit untuk menjalankan perusahaannya tersebut. Selain itu, dia juga berbisnis ekspor-impor seperti mobil Toyota dari Jepang, beton, baja dan bahkan senjata. Berkat usahanya itu, Teuku Markam jadi konglomerat paling kaya raya di Indonesia kala itu dan dikenal dekat dengan Presiden Soekarno
Pada tahun 1972, dia jatuh sakit dan harus dirawat di RSPAD Gatot Soebroto selama dua tahun. Penderitaannya semakin bertambah lagi ketika pada masa pemerintahan Orde Baru, harta milik PT. Karkam dirampas dan diakui sebagai milik negara. Alhasil Teuku Markam jadi hidup sengsara di hari tuanya. Anak-anaknya juga ikut hidup menderita, bahkan dikatakan salah satu anaknya ada yang menderita depresi. Hingga kekuasaan Orde Baru berakhir, jasa-jasa Teuku Markam seolah dilupakan begitu saja.