Menyeruput Kupie Khop di Bumi Teuku Umar

in #aceh7 years ago

Kupie Khop.jpg

MEULABOH - Angin sepoi-sepoi menghembus dari arah laut. Beberapa pondok beratapkan pelepah rumbia berjejer di bantaran sungai. Namun ada pemandangan berbeda di sini, di mana para pengunjung menikmati kopi dengan cara yang berbeda. Gelas tempat disajikannya kopi tidak seperti biasanya menjulang ke atas, melainkan dengan posisi telungkup.

Warga Aceh Barat menamakannya Kupie Khop atau kopi yang disajikan dengan posisi gelas telungkup. Menikmati kopi ini juga berbeda dengan kopi lainnya. Sebelum diminum, pangkal gelas harus terlebih dahulu ditiup, agar kopi keluar dari celah-celah gelas ke atas piring tempat gelas ditelungkupkan.

“Minum kopi seperti ini sudah menjadi khas warga Aceh Barat bang,” kata Putra, seorang pelayan di warung kopi di Gamong Suak Reubee Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, Minggu, 19 November 2017.

Putra tidak mengetahui dari mana asal-muasal kebiasaan minum kopi dengan gelas telungkup itu, namun menurutnya kebiasaan minum kopi itu sudah terjadi sejak lama secara turun-temurun di daerah yang berjulukan Bumi Teuku Umar ini.

“Ini kopi orang pesisir. Minumnya seperti ini (gelas ditelungkupkan) supaya kopinya tidak cepat dingin dan tidak masuk kotoran binatang. Bubuknya juga tinggal di dalam gelas, sedangkan airnya keluar ke piring, jadi lebih enak diminum tidak bercambur bubuk kasar, cuma bubuk halus,” jelasnya.

Kopi yang disajikan, kata putra, sama dengan daerah lain di Aceh yaitu kopi tubruk atau kopi kampung. Hanya penyajiannya saja yang berbeda dengan daerah lain, yaitu gelas ditelungkupkan.

“Ada juga di desa-desa lain, termasuk Nagan Raya. Tetapi mereka minum kopi tubruknya tidak dibalik, disajikan seperti biasa saja, namun dengan kopi yang sama.” ujarnya.

Di warung kopi yang berada di samping Krueng Batee Puteh Gampong Suak Reubee, kopi khop panas dibanderol Rp6 ribu, sedangkan yang dingin Rp10 ribu. Jika ditambah susu untuk kopi khop panas seharga Rp8 ribu, sedangkan yang dingin hanya seharga Rp13 ribu.

Selain kopi, pengunjung juga dapat menikmari penganan ringan lainnya seperti mie Aceh, rujak, serta tahu goreng.

“Untuk lakunya tidak tentu. Alhamdulillah orang ada aja yang datang, baik orang Meulaboh maupun orang luar. Dari pagi sampai sore, kisaran 400 sampai 500 gelas lakunya. Malam kami tidak buka,” ujarnya.

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 63195.68
ETH 2615.38
USDT 1.00
SBD 2.74