Gerakan Literasi Sekolah

in #indonesia7 years ago

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah meluncurkan gerakan literasi sekolah pada tanggal 18 Agustus 2015. Gerakan literasi sekolah ini merupakan pengembangan dari Permendikbud Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Permendikbud tersebut bertujuan untuk menumbuhkan budi pekerti anak. Salah satu program penumbuhan budi pekerti adalah melalui Gerakan Literasi Sekolah (GLS).

Literasi adalah keberaksaraan, yaitu kemampuan menulis dan membaca, budaya literasi dimaksudkan untuk melakukan kebiasaan berfikir yang diikuti oleh sebuah proses membaca, menulis yang pada akhirnya apa yang dilakukan dalam sebuah proses kegiatan tersebut akan menciptakan karya. Membudayakan atau membiasakan untuk membaca, menulis itu perlu proses jika memang dalam suatu kelompok masyarakat kebiasaan tersebut memang belum ada atau belum terbentuk.

Literasi sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara.Sementara itu GLS merupakan upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. GLS ini diharapkan menjadikan sekolah sebagai sekolah yang literat.

Ciri-ciri Sekolah Literat

Sekolah yang literat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. menyenangkan dan ramah anak sehingga menumbuhkan semangat warganya dalam belajar;
  2. semua warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama;
  3. menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan;
  4. memampukan warganya cakap berkomunikasi dan dapat berkontribusi pada lingkungan sosialnya;
  5. mengakomodasi partisipasi seluruh warga dan lingkungan eksternal (Kemdikbud, 2016).


Siswa sedang membaca buku non pelajaran sebagai bagian dari gerakan literasi

Komponen Literasi

Komponen literasi yang akan dikembangkan merujuk pada pendapat Ferguson yang menjabarkan komponen literasi atas 6 (enam) jenis yaitu:

  1. Literasi Dasar
    Literasi dasar merupakan kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung berkaitan dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan, mempersepsikan informasi, mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.
  2. Literasi Perpustakaan
    Literasi perpustakaan merupakan kemampuan memebrikan pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan non fiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan periodical, memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi pengetahuan yang memudahkan dalam menggunakan perpustakaan, memahami penggunaan katalog dan pengindeksan, hingga memiliki pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah.
  3. Literasi Media
    Literasi media merupakan kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio, media televisi), media digital (media internet), dan memahami tujuan penggunaannya.
  4. Literasi Teknologi
    Literasi teknologi merupakan kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti piranti keras, peranti lunak, serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi. Berikutnya, kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet. Termasuk pemahaman menggunakan komputer yang didalamnya mencakup menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan mengolah data, serta mengoperasikan program perangkat lunak. Sejalan dengan membanjirnya informasi karena perkembangan teknologi saat ini, diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang dibutuhkan masyarakat.
  5. Literasi Visual
    Literasi visual merupakan pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan literasi teknologi yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audiovisual secara kritis dan bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang tidak terbendung baik dalam bentuk cetak, auditori, maupun digital perlu dikelola dengan baik.


Siswa belajar menggunakan komputer dengan fasilitas internet sebagai bagian dari literasi teknologi

Tahapan Literasi

Tahap Pembiasaan

Kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap pengembangan adalah:

  1. Membaca selama 15 menit setiap hari
    Kegiatan yang dilakukan:
    a. Guru membacakan kutipan buku dengan nyaring dan mendiskusikannya
    b. Siswa membaca mandiri
    Tujuan kegiatan ini adalah:
    a. Memotivasi siswa untuk mau dan terbiasa membaca.
    b. Menunjukkan bahwa membaca sesuatu kegiatan yang menyenangkan.
  2. Membaca Buku dengan Memanfaatkan Perpustakaan
    Perpustakaan sekolah melakukan kegiatan penunjang keterampilan literasi informasi bagi siswa. Keterampilan ini dapat dilaksanakan saat siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran yang diajarkan melalui tugas meringkas atau membuat synopsis baru.
    Tujuan kegiatan ini adalah:
    a. Memperkenalkan proses membaca.
    b. Mengembangkan kemampuan membaca secara efektif.
    c. Meningkatkan kemampuan pemahaman bahan baca efektif.

Tahap Pengembangan

Pada dasarnya kegiatan literasi pada tahap pengembangan sama dengan pada tahap pembiasaan. Perbedaannya adalah bahwa kegiatan 15 menit membaca diikuti oleh kegiatan tindak lanjut pada tahap pengembangan.pada tahap ini siswa didorong untuk menunjukkan keterlibatan pikiran dan emosinya dalam proses membaca melalui kegiatan produktif secara lisan maupun tulisan.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pengembangan adalah:

  1. Menulis komentar singkat terhadap buku yang dibaca di jurnal membaca
  2. Bedah buku
  3. Reading award
  4. Mengembangkan iklim literasi sekolah

Tahap Pembelajaran

Pada tahap pembelajaran ini berbagai jenis kegiatan akan dilakukan, yaitu:

  1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama, dan/atau membaca terpandu diikuti kegiatan lain dengan tagihan non akademik dan akademik.
  2. Kegiatan literasi dalam pembelajaran dengan tagihan akademik.
  3. Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata pelajaran (misalnya dengan menggunakan graphic organizers).
  4. Menggunakan lingkungan fisik, social dan afektif, dan akademik disertai beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran untuk memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran.
  5. Penulisan biografi siswa-siswa dalam satu kelas sebagai proyek kelas.

Referensi

  1. Ferguson, B. …. Information Literacy. A FreEbook.
  2. Kemdikbud. 2015. Permendikbud No 21 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
  3. Kemdikbud. 2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas.

Follow me @darmawanbuchari

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.15
JST 0.030
BTC 65353.52
ETH 2654.64
USDT 1.00
SBD 2.84