(Sajak) agoestoes. Pku, 16:25 WIB
Bulan kedelapan mulai mengisi hari, Agustus namanya. Di mana aku bahkan kalian, menemukan para warga yang sibuk saling bekerja sama menghias jalanan, memasang bendera warna-warni di pinggir jalan, juga para pemuda yang mengadakan aneka lomba untuk warga sekitarnya.
Ada yang paling memukau retinaku, yaitu si Merah Putih yang berkibar di langit. Kokoh dengan tiang besinya yang tinggi. Beberapa kali menghalangi sinar sang surya menerpa wajahku.
Benda persegi panjang dengan dua warna yang memiliki arti bagi para rakyatnya. Sang merah, pemberani yang gagah. Sedang putih yang suci.
Seperti ikon negeriku, orang-orang isinya juga merasa suci. Merasa paling bersih yang tak luput dari dosa. Saking sucinya, mereka tak segan menuduh orang lain lebih kotor sebelum menggunakan kaca di depan mata.
Mereka suci, bersih tanpa noda sedikitpun, sehingga bisa mencaci apapun perbuatan orang yang dibenci. Bukan sekedar karena salah. Bahkan salah pun, tak harus dicaci. Apalagi dibakar hidup-hidup.
Lelaki itu, yang kini pergi dari negeri tercintaku penuh akan orang suci tanpa sepatah kata akan tuduhan dirinya. Mulutnya yang dibekap minyak dan api. Hingga akhirnya, nyawa pun tak berpihak padanya untuk lebih lama.
Inikah sambutan untuk hari kemerdekaan negeri ini? Perbuatan semena-mena karena merasa paling benar? Paling suci tanpa seberkas noda.
Lagi-lagi, Agustusku yang belum merdeka.
)
Mohon maaf sebelum nya untuk sajak ini tidak bisa saya terjemahkan ke dalam bahasa inggris dikarenakan takut merubah makna dan arti. Untuk kepedulian upvote dan repost. Follow @danarlutfi
Congratulations @danarlutfi! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP