Not an inheritance title // Bukan Gelar Warisan

in #busy7 years ago

atjehgallery___Bao3XHuAbBF___.jpg

In one of the experts' meetings at one agency, I once mentioned that Teuku, Cut, Tuwanku and Teungku Degree are not titles inherited by blood or nasab, like Habib or Sayed.
Today I try to post again, maybe open discourse discourse in our dialetics. Where I witnessed some misunderstandings related to this. So I apologize profusely to the friends who have the background of the title.
Teuku or Cut is the title of the Ulee Balang given by the Kingdom of Aceh regarding its status as a Royal employee. However, the person who holds this title must have at least 16 conditions in the Imum Mukim and 6 requirements as Ulee Balang. Someone who does not have these conditions then he fell into a Ulee Balang.
Likewise, a Sultan. This position is not inherited as some Acehnese understand today. A Sultan Candidate must have 23 Terms. And he will be chosen by 26 representatives; Starting from the level of Geuchik to the scholars of Ahlussunnah wal Jamaah (not Wahabi, shia, murjiah, muktazilah wa ikhwanihim). Therefore, the Sultan of Aceh was held with 'Alaiddin' King who raised the banner of Islam. Kön geujak peutinggi dröe atawa biëk dröe geuh.
Indeed, Aceh was not a 'Democrazy' country as the current state-of-the-art trend, nor was it a monarchy. Aceh is a Kingdom with a Shura system without political parties. But able to achieve its glory, although there are some sawan who think that custom and culture primitive.
Be assured (though considered primitive); The Law, Qanun, Reusam, Adat, Culture and Language have brought Aceh into a glorious period in Southeast Asia. And that is impossible to do by some post-Kingdom Aceh rulers, even though he is a university graduate of langèt tujöh.
So behind a title holds a heavy responsibility. Although not a heritage title but at least behave as it has been inherited by Aceh is better. Regardless of our title, Aceh and Islam are the identities we should inherit. Primitive and Primate Greetings!

Dalam salah satu rapat tenaga ahli di satu instansi, saya pernah menyampaikan bahwa Gelar Teuku, Cut, Tuwanku dan Teungku bukanlah gelar yang diwarisi berdasarkan darah atau nasab, layaknya gelar Habib atau Sayed.
Hari ini saya coba posting kembali, mungkin membuka wacana diskursus dalam dialetika kita. Dimana saya menyaksikan beberapa kesalah-pahaman terkait hal ini. Jadi saya mohon maaf sebesar-besarnya pada teman-teman yang berlatar belakang gelar tersebut.
Teuku atau Cut adalah gelar para Ulee Balang yang diberikan oleh Kerajaan Aceh terkait statusnya sebagai pegawai Kerajaan. Namun demikian, orang yang menyandang gelar ini setidaknya harus memiliki 16 syarat yang ada pada seorang Imum Mukim dan 6 syarat sebagai Ulee Balang. Seseorang yang tidak memiliki syarat-syarat dimaksud maka ia gugur menjadi seorang Ulee Balang.
Demikian juga, seorang Sultan. Posisi ini tidak diwarisi sebagaimana pemahaman sebagian orang Aceh saat ini. Seorang Calon Sultan harus memiliki 23 Syarat. Dan ia akan dipilih oleh 26 perwakilan; Mulai dari tingkat Geuchik sampai para alim ulama Ahlussunnah wal Jamaah (bukan Wahabi, syiah, murjiah, muktazilah wa ikhwanihim). Oleh karena itulah, Sultan Aceh digelar dengan 'Alaiddin' Raja yang meninggikan panji agama Islam. Kön geujak peutinggi dröe atawa biëk dröe geuh.
Memang, Aceh dulu bukan negara 'Democrazy' seperti trend tata negara saat ini, pun bukan monarki. Aceh adalah Kerajaan dengan sistem Syura tanpa partai politik. Tapi mampu mencapai kegemilangannya, walaupun ada beberapa orang sawan yang menyangka bahwa adat dan budayanya primitif.
Yakinlah (walaupun dianggap primitif); Hukum, Qanun, Reusam, Adat, Budaya, dan Bahasanya telah membawa Aceh pada masa kegemilangan di Asia Tenggara. Dan itu mustahil dilakukan oleh beberapa penguasa Aceh pasca Kerajaan, walaupun ia alumni universitas langèt tujöh.
Maka dibalik sebuah gelar menyimpan tanggung jawab yang berat. Walaupun bukan gelar warisan tapi setidaknya bertingkah laku sebagaimana yang sudah diwariskan oleh Aceh adalah lebih baik. Terlepas apapun gelar kita, Aceh dan Islam adalah identitas yang selayaknya kita warisi. Salam Primitif dan Primata!

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.15
JST 0.030
BTC 65144.58
ETH 2627.08
USDT 1.00
SBD 2.83