Tekhnik Pencampuran Pestisida
Tekhnik Pencampuran Pestisida
Campuran juga mungkin memberi efek tak terduga, ada yg saling mendukung (sinergi), ada yg malah melemahkan (antagonis), atau biasa saja.
Tolong baca uraian panjang tentang prinsip campur-mencampur dibawah ini.
Saya sendiri, secara pribadi, tidak suka campur-mencampur, kecuali yg disarankan oleh hasil penelitian.
A. Boleh dicampur
- Didukung oleh hasil penelitian, atau disarankan oleh FRAC, IRAC atau HRAC. Contohnya, pencampuran fungisida kontak non-sistemik dan fungisida sistemik tertentu untuk mencegah resistensi (saran FRAC). Contoh lain, herbisida glufosinat boleh dicampur dengan diuron, simazin, MCPA, dsb (The Pesticide Manual, BCPC).
- Secara kimia dan fisika bahan aktif yg dicampur cocok/kompatibel: - Bercampur dengan baik (tidak menggumpal, tidak mengambang, tidak mengendap). - Suhu tidak naik. - Tidak meracuni tanaman.
- Ada kalanya pestisida dicampur untuk memperluas spektrum pengendalian. Contohnya kalau pada saat yg sama di tanaman ada hama dan penyakit, fungisida dan insektisida (yg cocok) boleh dicampur. Contoh lain herbisida yg kuat utk gulma daun sempit dengan herbisida yg kuat utk gulma daun lebar.
B. Tidak boleh dicampur. - Bahan aktif yg dicampur tidak cocok (kebalikan dari A2 tsb diatas). Contohmya, formulasi WP sering tidak mau bercampur sempurna dengan EC.
- Jangan mencampur dengan pupuk daun. Kecuali dalam kemasan pupuk daun dinyatakan jelas bisa dicampur dengan pestisida lain.
- Baca peringatan pada label kemasan pestisida (Contoh, banyak pestisida diberi peringatan jangan dicampur dengan bahan alkalis, jangan dicampur dengan fungisida tembaga, jangan campur abamektin dengan fungisida captan, dll).
Kalau mau mencampur yg belum jelas, coba dulu sedikit. Kalau ok, teruskan. Kalau tidak ok (misalnya tanaman terbakar) jangan dilanjutkan.
#masterpanutdjojosumarto#