KONSER BAND DI ACEH KEMBALI RICUH,MENINJAU KEMBALI NIAT MENONTON KONSER MUSIK

in #aceh6 years ago (edited)

konser_20180119_224250.jpg

Konser musik band Nasional kembali ricuh , kali ini giliran konser grup band armada di stadion harapan bangsa lhong raya yang ricuh .Polisi terlibat baku hantam dengan sejumlah anggota ormas Islam yang menolak konser.
Kericuhan terjadi saat sejumlah anggota ormas Islam yang menolak konser berupaya mencabut genset di belakang panggung utama. Polisi yang berupaya mencegah aksi akhirnya terlibat baku hantam dengan salah seorang anggota ormas yang menilai pertunjukan konser bertentangan dengan syariat Islam di Aceh

Sejatinya konser musik yang menimbulkan kericuhan bukan hanya kali ini terjadi dan bukan hanya di di lhong raya , ini biasa terjadi dimanapun di gelar ,mulai dari konser musik ecek-ecek tingkat RT, kelurahan, Agustusan, kawinan sampai konser musik para diva dan profesional ,namun sampai saat penulis belum pernah mendengar kalau konser musik keroncong ricuh dan menimbulkan korban jiwa di pihak penonton maupun artisnya. alasan terjadinya kericuhan bisa bermacam-macam selain dari ketidaksiapan panitia dan persoalan izin, ada faktor lain yang perlu strategi dan penangganan khusus agar konser bisa damai ,di antaranya :

  1. Faktor penonton, mayoritas yang nonton konser kan anak muda, jadi lebih mudah tersulut emosi. Hal sepele pun bisa bikin ricuh, kadang hanya karena diliatin aja, jadi deh tawuran. Apalagi suasana ramai, berdesak-desakan,kesenggol dikit ribut . hal ini tak akan terjadi jika mayoritas penonton para senior alias kakek-kakek dan nenek-nenek kita haha....

  2. Faktor Minuman keras, pengaruh alkohol di tubuh memang bisa memicu emosi dan susah untuk mengontrolnya, para penonton yang mabuk sangat sering membuat keonaran, Aparat keamanan bisa melakukan penggeledahan barang bawaan penonton saat pemeriksaan tiket masuk serta memeriksa bau mulut para penonton satu persatu dan ini termasuk tugas terberat selain nangkapin maling tentunya.

  3. Faktor niat, Ada juga penonton yang nggak niat nonton, cuma niat tawuran, bayangkan pergi nonton konser bawaannya clurit, gesper ujung gir, rantai sepeda dan samurai.

Dari sekilas gambaran di atas saya hendak mengajak pembaca untuk mempertimbangkan kembali keinginan untuk menonton konser musik. Bagi Anda yang merasa bahwa menonton konser musik adalah urusan personal dan Anda merasa terusik karena ada orang yang berusaha mengutak-atiknya, selain dari faktor keselamatan sebaiknya Anda mengasah kepekaan sosial anda dan mengesampingkan kesenangan personal anda, dengan menyumbangkan dana untuk membeli tiket bagi yang membutuhkan,banyak jalan menuju roma , misalnya dengan cukup menikmati streaming konser musik dari hp android anda, beragam musik dapat anda akses dari youtube , bagi yang tidak mempunyai quota internet bisa memanfaatkan wifi gratis di warkop dengan modal minimal kopi pancung, konser dapat beramal apalagi.

Saya percaya bahwa konser musik adalah panduan untuk mengukur popularitas penyanyi dan kesetiaan para penggemar. Saya tentu saja bukan pengamat musik, bukan promotor pertunjukan, apalagi penyanyi. Namun saya percaya, kalau konser musik memang menjadi panduan popularitas dan kesuksesan penyanyi, maka konser musikjuga seharusnya membawa kemaslahatan bagi masyarakat luas. Bila konser musik justru berkonsentrasi hanya pada kepentingan individu dan justru merugikan masyarakat, kita harus ragukan apakah konser musik itu memang penting diadakan.
konser-celine-dion_20180116_180806.jpg
Seperti konser Celine dion 7 juli 2018 nanti, yang tiket termurahnya saja 1,5 juta rupiah dan termahal mencapai 25 juta dan sudah habis terjual. Yah, begitulah mbak Celine Dion. Lagunya bikin kapal Titanic tenggelam, sedangkan harga tiket konsernya bikin harga diri tenggelam. Dalam pandangan saya, yang bisa saja salah, konser musik seperti celine di Indonesia tidak sejalan dengan upaya membangun kesejahteraan masyarakat miskin Indonesia.

Saya tahu bahwa tidak ada undang-undang atau peraturan pemerintah yang melarang diadakannya konser musik. Tapi itu tentu saja tak sendirinya berarti konser musik harus diadakan di Indonesia, dan ditonton oleh ribuan orang, dengan mengabaikan konteks tempat dan waktu. Negara karena itu bisa membuat aturan-aturan yang membatasi konser musik. Misalnya, syarat “kalau cukup umur” dan “kalau mampu”.
Seseorang yang akan menonton konser musik tapi dianggap tidak cukup umur dan belum bekerja, bisa dilarang untuk menonton konser musik. Atau kalaupun sudah cukup umur tapi tak punya pekerjaan, juga bisa dilarang karena golongan penonton semacam itu bukan termasuk golongan “kalau mampu.”Dengan kata lain, menonton pertunjukan musik seharusnya adalah keinginan bersyarat. Syarat umur dan pendapatan.

Namun sebenarnya penafsiran tentang “kalau mampu” bisa menjadi sangat luas. Sebagai contoh, pertanyaan yang sering diajukan adalah: “Kalau seseorang memiliki uang cukup untuk menonton konser musik, tapi dia masih memiliki cicilan utang ke bank untuk membayar rumah atau masih memiliki anak yang biaya sekolahnya tinggi, apakah dia tetap boleh menonton konser musik?”

Yang ingin saya tunjukkan dengan contoh-contoh itu adalah memang sangat terbuka kesempatan kita untuk memikirkan kembali alokasi dana konser. Dalam kasus saat ini, menonton konser musik terkesan menghabiskan dana yang sangat besar yang sebenarnya bisa digunakan untuk kepentingan membangun kesejahteraan masyarakat. Kita gunakan saja kalkulasi minimalis.

Untuk menonton konser musik, uang minimal yang harus dikeluarkan seorang calon penonton adalah sekitar Rp 30 ribu. Ini dengan perhitungan harga tiket termurah konser armada di lhong raya. Jumlah penonton konser mencapi 50 ribu orang. Dengan demikian, dana total dana yang dikeluarkan untuk menonton konser Band armada adalah adalah Rp 1,5 milyar . Itu belum memperhitungkan tiket VIP yang tentunya lebih mahal.
Jadi, dengan perhitungan minimalis saja, uang yang terserap untuk kegiatan menonton konser musik adalah sekitar Rp 1.5 miliar. Kalau setahun ada sepuluh konser, angka itu mencapai Rp 15 miliar lebih. Belum lagi termasuk belanja penonton sebelum, selama, dan sesudah konser. Mulai dari membeli bensin untuk mobil mereka, membeli kaus bergambar penyanyi yang konser, membeli makanan dan minuman dan sebagainya. Kalau rata-rata setiap penonton membelanjakan 100 ribu rupiah, maka ada tambahan Rp 5 miliar sehingga dana yang dikeluarkan penonton untuk satu konser musik menjadi Rp 6.5 miliar.

Pertanyaannya: kalau Rp 6.5 miliar itu digunakan membeli gorengan, berapa banyak tahu, tempe, pisang yang harus digoreng penjual gorengan? Berapa banyak petani singkong dan pisang yang diuntungkan?
Ini semua memang sekadar simulasi. Namun yang ingin saya katakan: dana untuk menonton konser musik itu bisa digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang jelas membawa efek berkelanjutan yang akan menyehatkan ekonomi dan membantu kesejahteraan masyarakat....

Sort:  

Congratulations @dariusbelpendua! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

You got a First Reply
Award for the number of upvotes received

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

By upvoting this notification, you can help all Steemit users. Learn how here!

Menarikkk
mudah2an kalo pas kampanye kedepan.... Panitia juga bisa memikirkan solusi nya agar tak ricuh

thanks bro...atas att nya

Myoe konser hana pupu ricuh bg,, yang bek ricuh dakwah mabteng :)

Myoe setuju bah lon tik votes ile si neuk beh.. :D

Bereh aduen..

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.11
JST 0.033
BTC 64320.07
ETH 3154.23
USDT 1.00
SBD 4.34