Kekhawatiran Asupan Perut dan Cara @homalamba Menikmati Mi Jawa

in #food6 years ago (edited)

image @homalamba mencicipi bakmi Jawa.

Kata 'menikmati' sebenarnya tidak cocok menerangkan bagaimana seorang @homalamba yang lidahnya ditempa bumbu sumatera, merasa tak berarti apa-apa kala mencecap peunajoh ala Jawa pun Sunda. Cobaan pertama sudah diuji sejak tiba di bandara Soeta, 15 Feb lalu, kami yang dilanda kelaparan berat, tambah bingung tak keruan, "That geupap ho yang takalon hanapah, ci ta puta-puta ju dilèe." Gerai makan yang tersusun berbanja, tak satupun sesuai yang kami cari. Yang cepat saji, juga tak menarik hati. Sampai tiba di ujung banja, kuah-kuah di balik kaca memantik selera. "Nyo sang paih."

Sekepalan nasi putih, dua sendok sayur lemak kacang panjang dan sehelai telur dadar. Sebab di dorong rasa lapar tak tertahan, ku sodok itu nasi bercampur kuah lemak, secuil dadar. Bertubi-tubi ku sesak dalam mulut, sambil menutup mata tentunya, lalu membayangkan rasa kuah pliek, kuwah ticr'ah, dan asam keu'eung. Sekuat apapun aku membayangkan, nyatanya yang ku makan tetap rasa tawar dan manis. Jauh dari asam, asin dan pedas. Aku menyerah di lima suapan lagi. Sedang @homalamba menatap pasrah, hanya sanggup makan separuh. "Beberapa hari ke depan, beginilah rasanya asupan perut kita Fat," kataku padanya.

Menuju ke Bandung, @homalamba mawas diri. Ia membekali ruang tasnya dengan roti-roti dan minuman kaleng hasil beli di minimarket. Di tengah perjalanan yang dikepung macet, ia lahap selahap-lahapnya. Selama di Bandung makanan apapun yang tersaji ke hadapannya ia tatap dengan nanar. "Kapajoh laju pu nyangna, tawo u nanggroe tabalah dendam," kataku lagi padanya. Sebenarnya aku sama nanarnya juga, pilu merasuk indera perasa. Alih-alih merindukan rumah, aku malah terngiang-ngiang kuwah keumamah.

image

Lanjut bepergian ke Jogja. Barulah kami serasa pulang ke Sumatera. Apalagi kalau bukan sajian warung Padang yang sangat terpandang itu. Sebungkus Nasi Padang dilibasnya @homalamba sampai tak bersisa, "Kadari barosa ka ta seumajoh, nyo baro paih, kiraju," ujarnya padaku. Setelah hari pertama dan beberapa hari setelahnya di Jogja, nasi Padang bagai pahlawan penyelamat selera makannya. Seleraku juga tentunya. Namun entah apa yang menggelayuti pikirannya, aku melihatnya merasa tak kerasan di Jogja. "Aku harus pulang ke nanggroe, pamanku menggelar pesta, aku harus ada di sana" @homalamba beralasan padaku juga pada @senja.jingga dan @fooart. Ia bersikeras terbang ke Aceh secepatnya. Aku curiga nasi Padang sudah membuat bosan indera perasanya, entahlah.

Pada malam kepulangan @homalamba, sebelum kami mengantarnya ke bandara Adisucipto, saya bersama @senja.jingga dan @kitablempap. Mengajaknya makan malam terakhir di sebuah warung penyedia bakmi Jawa. @kitablempap yang merekomendasinya, aku setuju saja. Sebab aku sudah pernah mencecapnya kala ke Jogja awal 2017 lalu. Bagiku bakmi jawa bolehlah dapat dimaklumi cita rasanya. Dan bagi @homalamba, celakanya sama saja. "Luih teuh" komentarnya singkat saat kutanyai tanggapannya, usai ia menyendok beberapa kali ke mulutnya. Judul di atas sebaiknya kutambahkan kata 'tidak' sebelum 'menikmati'. Lalu, bergegas kami mengantarnya ke bandara.

Sort:  

Patot keuh! Hahaha

Sang lagee nyan, hahaha

😂
Itu belum seberapa , bgmn kalau ke luar negeri dan disuguhi babi panggang atau sate tikus dan sate kalajengking ? ✌️😁

Haha, jelas² kita bakalan menolaknya jika tahu dikasih reptil. 😂

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.13
JST 0.030
BTC 64118.79
ETH 3390.14
USDT 1.00
SBD 2.51