The Diary Game (Jumat, 30 April 2021) Memanen Padi

Setelah dua bulan menanam akhirnya hari ini sudah tiba masa panennya. Subuh-subuh sekali kami susah siap menyediakan segala keperluan di sawah seperti karung, tali, terpal dan banyak lagi yang menyangkut keperluan di sawah. Jam 7: 30 mamak meminta saya mengantarnya, dia baru saja selsai mengantisipasi baju. Saya mengambil kereta dan berangkat ke sawah. Karena tidak lama kemudian ibu-ibu yang potong padi akan tiba untuk menuntas kan pekerjaan nya.

Bulan ini adalah bulan puasa, jadi tidak mudah buat kami berkerja di tengah ibadah puasa, karena rasa dahaga yang sangat terasa, mengeringkan tenggorokan. Meskipun demikian kami tidak bisa membawa bekal minum seperti di bulan bulan lain sebelum puasa. Sebenarnya kami sekeluarga sudah melarang mamak untuk ikut ke sawah tapi namanya orang tua, dilarang seperti mengekang kebebasan nya. Terutama ibuku dari kecil sudah menjadi petani, Rasanya sehari saja tidak ke sawah badannya jadi sakit.

Kami sebagai anak tentu sangat Khawatir dan tetep waspada Mengawasi kesehatan ibu, bukan bermaksud kami mengekangnya akan tetepi kami sebagai anak kami harus menjaga kesehatan nya selalu. Tapi itulah ibuku meski pun dilarang aku ibu tetap kukuh ke sawah. Akhirnya aku pun harus nurut mengantarnya ke sawah yang penting dia tidak mengerjakan apa apa hanya duduk dan melihat lihat saja.

Setelah mengambil beberapa barang aku kembali ke sawah. Kami berkerja membantu sekadar saja, selebihnya kami upahkan pekerjaan itu kepada orang. Tidak mungkin kami sanggup mengerjakan perkara berat sendiri. Memasuki jam siang hampir seluruh padi sudah selesai dipotong, tinggal mengangkut gabah ke darat untuk dikumpulkan. Gabah yang sudah terkumpul itu sebentar lagi akan di rontok kan dengan mesin perontok.

Jika hari ini pekerjaan tidak selesai maka pekerjaan akan kami lanjutkan besok hari. Dan padi yang sudah terkumpul akan kami tutup Dengan terpal untuk sementara. Semoga saja hasil panen kali ini memuaskan.