Hobi yang Telah Bergeser

in #story7 years ago (edited)

Malam ini, tak kudengar suara rintik hujan yang berhari-hari telah mengguyur kotaku. Bahkan, televisi yang ada di ruangan tengah dibiarkan padam. Ibu asyik menyantap makanan yang ada dimejanya. Sementara aku terbaring di sprei biru kesayanganku, memegang erat-erat sebuah novel yang tak kurang lima puluh halaman lagi akan mencapai halaman terakhirnya.

Ponsel sengaja kumatikan dan menjauhkannya dari pandanganku sejauh mungkin. Aku ingin menikmati dunia lain yang ada didepanku. Memainkan imajinasiku atas tokoh-tokoh yang diceritakan dalam novel yang berjumlah tiga ratus halaman ini.

image
Sebagian Koleksi Buku (1)

Ah, rasanya sudah lama aku tak menghabiskan malam dengan buku-buku. Membuatku tiba-tiba teringat akan masa abu-abu putih. Masa dimana aku mengumpulkan recehan demi recehan uang jajanku untuk menyewa barang satu atau dua buku yang waktu itu dihargai kira-kira Rp 1000,00 per buah hingga Rp 3000,00 per buku untuk sewa per harinya.

Kegemaranku membaca saat itu bisa dibilang gemilang. Tapi, sayangnya bukan buku-buku pelajaran yang aku baca. Melainkan komik, novel atau majalah remaja yang berhadiah poster artis korea kesukaaanku dulu.

Membuat aku menjadi berandai-andai. Jika saja waktu itu aku banyak membaca buku-buku pelajaran atau buku ensiklopedia, barangkali aku sudah menjadi ilmuwan, ah atau mungkin seperti temanku yang sekarang menjadi dokter dengan koleksi buku-buku tebal ditangannya. Aku menertawakan imajinasiku malam ini.

Novel ibarat cemilan buatku kala itu, keberadaannya harus ada. Bahkan kalau dalam sehari aku tak makan nasi, membaca novel bisa membuat perutku kenyang. Mungkin ini yang dinamakan tengah mabuk kepayang

image
Sebagian Koleksi Buku (2)

Maka, hampir saban hari Minggu, aku habiskan waktu berjam-jam di kamar dengan sebuah buku pelajaran dikedua tanganku. Namun, diam-diam aku selipkan sebuah novel atau komik yang aku sewa dari hasil recehanku itu. Sehingga saat ibu atau bapak melihatku membaca, mereka pasti akan mengira aku sedang belajar. Ah, sangat licik benar perangaiku dulu.

Dibandingkan dengan ponsel, aku lebih suka dengan buku. Yeah, buku terkadang membuatku lupa kalau ada benda ajaib bernama handphone itu. Benda yang kini malah seperti sandal atau sepatu, selalu aku bawa kemanapun kaki melangkah. Dunia seperti telah berbalik. Aku seperti di perbudak benda kecil dengan layar berukuran 5 inci, yang barang sehari tak ada ditanganku, hatiku sangat resah gundah gulana bagai ditinggal pergi kekasihnya.

Malam ini, tiba-tiba saja aku ingin menghidupkan kembali hobi masa remajaku itu. Namun benda kecil bernama handphone itu seolah-olah menertawakanku. Dengan lirih dia berkata tepat ditelingaku, "Coba saja, kamu mana bisa jauh dariku."

Aku hanya bisa mengehela nafas panjang. Memperhatikan gerakan jarum jam yang mendadak membuatku kesal, kenapa gerakannya selalu saja sama. byaaaaaar

image
The next book review, Tunggu ya

Salam hangat,
@yulimia

Sort:  

Cerita hidup yang menarik.
Matikan saja hp nya, karena tidak ada yang mengirim pesan pribadi untukmu.

Akan segera saya lakukan sarannya mas @mirzacho biar hemat quota juga Zzzzzzzzzz

Ajari aku biar bisa sepertimu @yulimia

Ayo ibu guru pasti bisa haha

Pengalaman hidup bila dituliskan memang sangat menarik. Setidaknya ada kenangan yang tersimpan selain di dalam otak kita.🤗

Itulah kenapa sebaiknya cepat ditulis bisa buat mengingatkan kembali hihi

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.13
JST 0.027
BTC 58470.49
ETH 2617.16
USDT 1.00
SBD 2.39