Rumah Saksi Cinta Sukarno-Fatmawati di Bengkulu

Dalam seonggok bisu kau tersenyum pada bingkai artefak yang terendus peradaban. (@willyana) #RumahSukarno

Sukarno dan Fatmawati | Foto: Okezone

Bengkulu merupakan salah satu jejak destinasi sejarah bagi sang Proklamator Bangsa Indonesia yaitu Sukarno. Pada tanggal 14 Februari 1938 pertama kalinya Bung Karno menginjakkan kakinya di Bengkulu. Ia datang sendirian setelah sebelumnya bersama istrinya Inggit Garnasih dan anak angkatnya Ratna Djuami berlayar dari tempat pembuangannya di Flores ke Pulau Jawa.

Sambil menunggu rumah pengasingannya diperbaiki, Bung Karno ditempatkan di Hotel Centrum. Namun sayang hotel itu sekarang sudah tidak ada. Beberapa minggu kemudian keluarganya menyusul ke Bengkulu. Rumah pengasingan yang ditempati Bung Karno dan keluarganya ini adalah milik pedagang keturunan Tionghoa, Tjang Tjeng Kwat. Rumah ini sengaja dipilih untuk pengasingan Sang Proklamator. Karena aksesnya sulit dan terpencil saat itu. Namun seiring perkembangan zaman lokasi rumah itu sekarang persis berlokasi di jantung Kota Bengkulu.

Pada tahun 1938- 1942 Bung Karno menempati rumah pengasingannya itu bersama keluarganya. Rumah itu berstruktur kayu karena ini rumah lama. Dinding bagian dalam menggunakan bahan semacam pelat baja dan dilapisi tembok yang keras. Halaman rumah ini luas dan rapi. Dengan memiliki beberapa ruangan . Antara lain :

Satu ruang kerja di bagian depan
Satu ruang tamu
Satu kamar tidur tamu
Dua kamar tidur keluarga.

Foto: Liputan6

Di rumah pengasingan ini pulalah bersemi cinta kasih yang menentukan sejarah bangsa Indonesia. Rumah yang berlokasi di Kelurahan Anggut, Kecamatan Ratu Samban, Kota Bengkulu, ini mengukir cinta sang Proklamator dengan Ibu Fatmawati. Awalnya seorang tokoh Muhammadiyah asal Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, Hassan Din dan seorang putrinya, Fatmawati, yang saat itu sedang belia, bertandang di rumah pengasingan Bung Karno. Mereka dijamu oleh Bung Karno dan istrinya, Inggit. Akhirnya Fatmawati ikut menumpang di rumah ini dan menjadi teman Ratna Djuami, anak angkat Bung Karno dan Inggit. Mereka sama-sama bersekolah di sekolah tertinggi di Kota Bengkulu milik sebuah Yayasan Katolik yaitu RK Vakschool Maria Purrisima.

Pada akhirnya Sukarno menaruh hati pada Fatmawati dan menikahinya. Dan hasil dari pernikahannya itu mereka melahirkan lima orang anak, dua putra dan tiga putri, yaitu :

Guntur Sukarno Putra
Megawati Sukarno Putri
Rachmawati Sukarno Putri
Sukmawati Sukarno Putri
Guruh Sukarno Putra

Rumah ini menjadi saksi bisu cintanya Sukarno dan Fatmawati --- Bapak Presiden Pertama Indonesia dan ibu Negara yang menjahit Sang Saka Merah Putih. Kini rumah ini menjadi objek wisata yang selalu ramai didatangi wisatawan, lokal, nasional dan luar negeri.

Ruang Kerja Bung Karno | Foto: Liputan6

Rumah pengasingan yang serat sejarah ini pula yang akan menjadi salah satu lokasi acara Festival Sastra Bengkulu (FSB) 2018, selain objek wisata lainnya. Saya @willyana, Bang @blogiwank, dan Bang @musismail ( penggagas acara) Festival Sastra Bengkulu bersama teman-teman seniman Bengkulu yang menjadi panitia pelaksana (Dikordinatori Andika) sedang mempersiapkan untuk pelaksanaannya. Alhamdulillah acara ini juga didukung penuh oleh Bapak Gubernur Bengkulu dan Pemda Bengkulu. Kegiatan itu dilaksanakan pada 13-15 Juli 2018.

Festival Sastra Bengkulu ini kami beri tema Sukarno, Cinta dan Sastra. Itulah sebabnya mengapa kami memilih salah satu objek wisata bersejarah ini dalam acara tersebut. Acara ini juga didukung oleh sejumlah penyair dan sastrawan se Asia Tenggara. Kami juga membuat antalogi bersama dengan tema tersebut yang alhamdulillah puisi yang lolos kurasi sudah kami umumkan. Dan bersamaan acara ini juga kami mempersiapkan acara Meetup pertama untuk KSI Chapter Bengkulu.

Depok, 1 Mei 2018
Willh Ana || WA || @willyana