Hati-hati, Krisis Hati Nurani Di mana-mana!

in #story6 years ago (edited)

Ini postingan saya di tahun yang baru. Mungkin ini akan menjadi postingan pertama di tahun 2019, tapi enggak jamin semangat menulis saya akan kembali seperti ketika pertama kali saya bergabung di steemit. Tulisan ini hanya untuk menyemarakkan tahun yang baru (jika tidak terlambat, ini masih tahun baru, kan?)

Baiklah... Tema postingan saya kali ini ialah krisis hati nurani. Tulisan ini berasal dari kejadian yang saya alami secara langsung dan juga yang terjadi secara nyata saat gelombang tsunami menewaskan banyak korban di Banten.

Krisis Hati Nurani.

Sebagian para pengguna media sosial atau nitizen seringnya memberikan pandangan buruk terhadap satu kejadian. Body shaming, no empathy, dan yang paling parah penghakiman.

Salah satu contohnya ketika personel band Seventeen, Ifan tengah berduka dengan kepergian ketiga sahabat dan istri tercintanya yang menjadi korban tsunami Banten 23 Desember lalu, masih saja ada nitizen yang berkomentar negatif. Mereka seolah menjadi manusia tanpa dosa yang mensyukuri musibah yang menimpa Ifan. Bahkan parahnya ada yang mengungkit masa lalu Ifan dan istrinya. Ini benar-benar menunjukkan bahwa mereka adalah orang yang tidak memiliki hati nurani.

Katanya, Maha Benar Nitizen...

Di lain kasus, ini saya alami sendiri. Terjadi tahun lalu di awal bulan desember (kalau tidak salah mengingat). Waktu itu saya ingin langsung menuliskannya, tetapi terhalang beberapa hal.

Ini terjadi kali pertama selama saya dua tahun tinggal di Jakarta. Kota yang selama ini saya anggap lebih aman dibanding Medan (kota asal saya) ternyata tidak seaman yang saya kira.

Malam itu, pukul 9 malam ketika saya pulang dari kantor. Ketika baru naik jembatan penyebrangan menuju halte busway, saya merasa ransel saya bergoyang. Saya refleks menengok ke belakang dan olala... saya mendapati seorang pria muda memegang restleting ransel dan tangan lainnya baru saja menyembunyikan sesuatu. Ada pria muda lain di sebelahnya, dan ia langsung berujar, "dia...", mungkin maksudnya pria muda di sebelahnya itulah yang telah mengambil barang saya.

Saya tidak mengerti maksudnya karena fokus saya hanya kepada fakta bahwa ada barang yang ia ambil dari ransel saya. Refleks tangan saya menahan tangan kanannya dan meminta dia mengembalikan barang tersebut. Si pria muda ini menolak memberikan dan berujar. "enggak ada...", saya enggak percaya dan refleks terus meminta, tetapi dia menjauhkan tangannya yang memegang ponsel saya. Si pria muda satunya hanya termangu dan samar, saya mendengar seorang bapak yang duduk di tepi jembatan hanya tertawa seperti sedang menikmati pertunjukan ini layaknya sedang nonton sinetron.

Saya terus meminta, "Siniin!" untuk ketiga kalinya, dan barulah ia mengangsurkan ponsel saya kembali ke tangan saya. Kedua pria muda kurus, bertopi, dan berjaket hoodi hitam itu pun langsung melengos. Berjalan cepat. Sementara saya yang masih belum sadar telah berhadapan dengan entah copet atau hanya orang iseng yang baru mendeklarasikan menjadi trainer ini berteriak keras, "MAKANYA KALAU MAU HAPE, KERJA!!! JANGAN NYOPET!"

Then, what's happenned?

Waktu bergulir begitu saja dengan tangan saya yang mulai gemetaran dan dada saya yang mulai enggak keruan.

Saya masih enggak percaya kalau saya berani banget, dan mulai berpikir, gimana kalau tadi si pria muda tadi menghunuskan pisau dan benda tajam semacamnya. Disamping mengucap syukur telah berhasil pulang dengan selamat, saya juga masih belum bisa percaya dengan orang-orang di sekeliling saya pada saat kejadian itu.

Seorang Bapak yang dengan jelas melihat saya beradu dan teriak-teriak hanya menonton dan tertawa. Sementara orang-orang yang melalui saya saat saya teriak, no respon?! Mereka asik dengan dunia mereka sendiri. Gosh... Ada apa dengan kalian?

Kejadian seperti yang saya alami ini bisa saja terjadi dengan orang lain, dan kita sebagai orang yang menjadi saksi haruskah diam dan tak peduli? Disamping saya beruntung bisa menjaga diri saya sendiri, saya juga prihatin dengan orang-orang di sekitar saya.

Memprihatinkan sekali ya?!

(terima kasih sudah menyimak curhat pertama saya... dan semoga curhatan ini dapat membuat kita lebih perhatian dan peka terhadap kejadian yang di sekeliling kita. Tentunya dengan responsibility yang tepat.)

Sort:  

Hati hati makanya. Ransel taruh di dada.

Iya Bro, sekarang udah lebih waspadda hehehehe

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 62836.52
ETH 2558.21
USDT 1.00
SBD 2.72