Self-Portrait on Your Own Blog

Ada kabar dari dunia Steemit, yang sempat saya dengar dari kurator @aiqabrago bahwa Steemit global menaruh perhatian terhadap perkembangan di Indonesia. Meskipun disebut Indonesia, sebenarnya lebih 70 persennya berasal dari Aceh.

Uniknya di Aceh (Indonesia) masalah muncul. Masalah yang muncul mengikuti takdir media sosial "konvensional" (bayangkan facebook dan twitter saat ini sudah dianggap ketinggalan zaman ), yaitu munculnya akun-akun palsu, akun ganda, dan akun anonim - yang memiliki tujuan tidak sehat.

Bersama Bupati Malang, Rendra Kresna, November 2016.

Kita harus sadari bahwa media sosial secara khittah adalah upaya untuk membangun sosialisasi seperti di dunia nyata: bertegur sapa, membagi informasi, menawarkan sesuatu, "beriklan", dan menjaga perasaan teman. Teknologi mampu mengangkat derajat komunikasi itu di dunia digital. Meskipun hampir 40 tahun lalu, Jean Bauddrillard filsuf Perancis menyebutnya "simulacra" - atau perjumpaan semu belaka, saya merasakan bahwa banyak perkawanan di dunia hollow ini malah berlanjut di dunia jasad. Tentu dalam kerangka positif.

Bersama Prof. Bachtiar Aly, anggota DPR RI Nasdem.

Nah, terkait untuk mengantisipasi Steemit palsu, bodong, dan makhluk halus - dengan sifat-sifat jin-nya : seperti mengadu domba, membuat laporan palsu, iri dengki dengan keberhasilan Steemians lainnya, maka diharapkan bagi pengguna akun Steemit baru untuk melampirkan foto dirinya. Boleh juga membawa kertas dengan menyebut akunnya. Hal ini sebenarnya untuk memberitahukan kepada publik that you are the real person.

Bersama mantan Walikota Banda Aceh, Illiza Saaduddin Djamal.

Di masa ketika teknologi foto belum populer, dalam seni lukis disebut dengan self-portrait atau potret diri. Pelukis yang menarik melukiskan dirinya ternyata bukan dari kalangan naturalis atau realis, tapi malah dari kalangan ekspresionis atau impresionis. Sebut saja dua orang yang memiliki banyak lukisan self-potrait yaitu Affandi dan Van Gogh. Yang paling terkenal di antaranya adalah poret diri potong telinga.

Source:

Saat sekarang teknologi visual bisa menjadi jalan juga kalian membuat self-portrait yang dikenal dengan selfie. Di antara mahasiswa saya ada yang sangat suka memfoto dirinya dan kemudian diupload di media sosial. Karena dia belum bergabung di Steemit saya tak akan menyebutkan namanya. Pokoknya dia memang ratu selfie. Dengan gaya modelnya, kita hanya akan berucap, Subhanallah ma khalakta hadza bathilaa....Sungguh Engkau Tuhan telah menciptakan makhluk yang tak sia-sia. Udah cantik, mentel lagi.

Bersama Yusra Habib Abdul Gani, tokoh GAM asal Gayo, suatu ketika di tahun 2016 di dalam Transkutaraja.

Terkait dengan Steemit, apalagi bagi yang baru muncul di sini, tak ada yang salah dengan melampirkan foto diri. Sahabat saya @akhyarnasution telah melakukan dengan selamat. Bukan saja ia menunjukkan foto diri, tapi juga sekalian dengan istri dan anaknya. Pertanda bahwa ia sudah menikah, terikat dalam ikatan yang agung. Adapun Pergaulan di dunia Steemit ini sama sekali tak ada urusan dengan perjodohan di depan.

Kalau Steemians paham bagaimana konstruksi antropologis masyarakat Mandailing yang menikah dengan perempuan Angkola, jangan harap akan dibiarkan suaminya poligami, jika tidak ingin kepala suami jadi bola volley. Untuk kalimat terakhir, don't take it seriously!

So, don't be shy to show your self-portrait!

---