Mengakhiri Pertarungan dengan Kebahagiaan

in #aceh7 years ago (edited)

Hari itu (Senin, 11/9) menjadi hari akhir kerja Tim Seleksi Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) se-Aceh. Timsel yang dibentuk oleh Bawaslu Aceh ini merupakan gabungan tim yang dipilih oleh Bawaslu Pusat dan Bawaslu Aceh yang kemudian ditetapkan berdasarkan SK Bawaslu Aceh No. 015./K.AC/SK/KP.04.00/VI/2017 dengan jumlah tim seleksi 15 orang pada 12 Juni lalu.

Pekerjaan ini dimulai sejak SK dikeluarkan dan dibagi kepada tiga regional. Saya sendiri tergabung di Regional 3 yang menyeleleksi tujuh kabupaten/kota yaitu Gayo Lues, Aceh Tenggara, Aceh Tamiang, Aceh Timur, Langsa, Aceh Utara, dan Lhokseumawe.

Bawaslu Aceh 2.jpg

Tahapan seleksi meliputi seleksi administrasi, ujian tulis, dan akhirnya wawancara (fit and proper tes) oleh TImsel sebelum akhirnya diserahkan enam besar kepada Bawaslu Aceh. Enam besar itu disaring kembali dan ditetapkan tiga orang berdasarkan proses fit and proper test Bawaslu Aceh yang ada proses mengaji Alquran di dalamnya. Penetapan itu sendiri telah diketahui publik sejak diumumkan 26 Agustus lalu.

Tentu ada banyak pengalaman, kurasan energi, dan gelayut perasaan yang kompleks ketika melakukan proses seleksi ini. Bukan hanya dengan waktu dua bulan itu Timsel harus mempersiapkan pelbagai fasilitas dan instrumen agar publik berpartisipasi dalam pemilihan sebagai penyelenggara pemilu yang harus menjadi wasit dalam proses elektoral harus adil sejak dalam pikiran, tapi juga di tengah-tengah itu Timsel harus tetap prudent (tiba-tiba harus menggunakan istilah Masinton Pasaribu ketika mengkritik Komisi Pemberantasan Korupsi). Hal itu tidak akan terjadi jika TImsel tidak melakukan sikap imparsialitas dan menarik diri dari seluruh kedekatan kekerabatan dengan kesadaran yang penuh. Tidak setengah-setengah.

Bawaslu Aceh.jpeg

Senin itu menjadi hari terakhir Timsel bertemu dengan Bawaslu Aceh. Hari itu with feel free timsel memberikan masukan dan evaluasi atas pelaksanaan proses ini ke depan. Di antara yang menjadi perhatian adalah tentang waktu seleksi yang hanya 60 hari dan masih terpotong hampir dua minggu karena liburan Idul Fitri. Hal yang juga dilihat adalah partisipasi publik terutama perempuan dalam pendaftaran yang jika dilihat dari rasio peserta keseluruhan tidak sampai 10 persen. bahkan karena rendahnya partisipasi publik, pendaftaran sempat diperpanjang karena ada beberapa kabupaten/kota tidak memenuhi persyaratan minimal seleksi yaitu adanya 12 orang yang lulus administrasi.

Hal-hal yang juga menjadi perhatian adalah mencari mekanisme yang adil dan objektif agar proses seleksi yang diikuti oleh kerabat tidak sampai mencederai hasil. Proses ini tentu harus dilihat bukan saja pada aspek regulasi normatif, tapi etika, yang seharusnya dijunjung tinggi, di atas semua keberadan hukum. Kesadaran etik itulah yang menjadi tisu basah yang bisa melembabkan dimensi keadilan, kebenaran, kesetaraan, dan kemanusiaan dengan perasan dan pemikiran terhalus yang bisa dihasilkan. Jangan sampai kritik atas proses seleksi yang dilakukan lembaga politik dengan pelbagai cita-rasa politis dan oligarkhisnya diulang pada seleksi yang dipilih oleh sosok-sosok independen seperti Timsel ini.

Sayang sekali, gabungan tiga Timsel yang hadir di acara rapat evaluasi terakhir ini tidak komplet tim berjumlah 15 orang. Hanya ada Titi Anggraini, Adi Warsidi, Cut Marini, Eka Srimulyani, Asmawati Achmad, Norma Susanti, Kurniawan, dan saya dalam rapat itu. Sebagian tidak hadir karena alasan sakit atau sedang menghadiri acara lain di luar Banda Aceh. Rapat itu sendiri dijadikan sebagai momen meuramin atau kenduri bersama - seperti ide Norma sebelumnya, meskipun tidak semua membawa makanan (hehehe). Yang paling berkesan tentu adalah oleh-oleh Titi dengan tiga kotak besar donat.

Norma sekali.jpg

Jika diingat kembali bahwa proses ini melibatkan pertarungan yang sangat sengit dalam menunjukkan performa diri, argumentasi dan pilihan-pilihan sikap, tak terasa pertemuan evaluasi bisa berjalan dengan penuh persahabatan. Tidak ada rasa marah atau dongkol kecuali dengan sadar menganggap the game is over, and life must go on.

Congratulations to us. Nothing is true such as a friendship, so keep it on our mind, now and ever!

12 September 2017

Sort:  

Tidak ada pekerjaan yang sempurna seratus persen, namun ukuran keadilan yang diperlihatkan oleh TIMSEL sudah sangat luar biasa.
Pada saat Fit and Proper Test banyak kejadian unik yang terjadi, terlepas disengaja atau tidak oleh Bawaslu Aceh. Tidak mengumumkan peserta cadangan juga blunder Bawaslu Aceh, sehingga wajar publik menduga-duga ada apa dengan Bawaslu Aceh, apakah mereka mau bermain lagi di cadangan Panwaslu Kabupaten/Kota. Ini isu yang berkembang, mohon maaf tidak bermaksud menghakimi, alangkah baiknya semua isu tersebut di netralisir oleh Bawaslu Aceh

Terima kasih masukan publik ini... Mungkin hal ini luput kami evaluasi. Tapi mungkin bola yang harus dijelaskan oleh Bawaslu Aceh.

game is over. to be a good loser.

Hahaha.... I know what you did last summer... Hahaa

keep silent pls. haha

Nothing is true such as friendship, sangat setuju Pak @teukukemalfasya

Semoga para Timsel bisa bekerja secara objektif...

Komisioner terpilih pak Yus.... Tugas kami telah selesai. Kami hanya potongan debu yang tidak lagi bersuara. Merekalah yang menjadi angin penebar harapan ke depan. Atau bencana akan datang jika tak mampu menyaput awan.

Semoga kerja nyata ini menjadi amal saleh Pak Kemal

Terima kasih doanya pak Damanhur

semoga bisa terpilih lagi jadi pansel di seleksi berikutnya, atau diseleksi BAWASLU Aceh :)

Hahaha... You did it again

semoga allah membalas perbuatan baik abg.

Terima kasih untuk doanya @daiky69...

Doa2 yang bisa melepaskan penat dan sesak menjadi senyuman.

Semoga pekerjaan yang dilakukan sukses dan membawa kebaikan bagi masyarakat.

Semiga harapan kita semua. Jangan pernah khianati amanah. Uang akan habis, tapi nama baik dibawa mati.

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.13
JST 0.030
BTC 64752.70
ETH 3455.13
USDT 1.00
SBD 2.50