Gregetnya Produk Kerajinan CianjursteemCreated with Sketch.

in #steempress6 years ago

Gregetnya Produk Kerajinan Cianjur



Seberapa Greget Lo Mencintai Produk Kerajinan Cianjur?

Kemarin gue ditanya, cinta gak sama kerajinan Cianjur?
Terus?
Cinta lah. Kalau enggak gue udah pindah warga negara. Berenang dari Cianjur ke laut kidul, ke Australia sana.
Hahaha...!

Ada yang lebih greget dari itu?

Greget itu ketika dengar cerita jadi orang Cianjur, punya teman yang sering traveling ke luar negeri terus pas kasih oleh-oleh craft dari negara Singapura lah kok ya barangnya mirip dengan kerajinan tangan dari Gentur, Desa Jambudipa, Kecamatan Warungkondang yang ada di Kabupaten Cianjur.

Usut punya usut memang banyak kerajinan tangan dari Warungkondang Kabupaten Cianjur yang diekspor ke luar negeri. Dan tanpa diduga, pelancong Indonesia lagi yang jadi pembelinya. Ck...ck...ck...! Gimana gak greget kalau tuh hasil kerajinan dikasih lagi ke orang Cianjur yang notabene daerah dimana kerajinan tangan itu berasal.

Lucunya lagi orang Cianjur yang jadi penerima oleh-oleh itu malah tidak tahu kalau produksi barang yang didapatnya dari luar negeri itu berasal dari daerahnya sendiri.


Memang tidak banyak orang tahu kalau Cianjur adalah penghasil kerajinan industri kreatif yang kekinian. Lampu Gentur itu salah satunya. Bentuknya yang unik, kadang orang mengira itu kerajinan buatan negara-negara Timur Tengah. Padahal, asli dari sebuah kabupaten di Jawa Barat yang bupatinya baru saja kena OTT. #eh

Kerajinan lampu gentur bisa dibilang kreasi warisan nenek moyang urang Cianjur terbuat dari limbah kaca dan atau bahan kaleng. Meski sekarang seiring perkembangan jaman dan teknologi, ada bahan dan material lain yang ditambahkan menjadi bahan pembuatannya.

Serasa ditampar itu ketika saya yang memasang tagline Blogger Cianjur di blog dan akun sosial media tapi juga tidak tahu banyak tentang industri kerajinan yang dihasilkan oleh masyarakat Cianjur.

Tahu tentang tauco, manisan buah, kerajinan anyaman, batik Cianjur dan lampu gentur ini pun hasil dari pencarian di internet dan media elektronik lainnya. tepukjidat


Sumber foto: MUDRA Jurnal Seni Budaya Volume 33, Nomor 1, Februari 2018
Pencarian Identitas Desain Lampu Gentur Cianjur
Dengan Pendekatan Teori Semiotik karya Devanny dan Liony.

Lebih malu lagi ketika justru ada orang yang notabene bukan masyarakat Cianjur tapi mereka bela-belain menggali informasi tentang produk kerajinan Cianjur. Sampai mengadakan penelitian, membuat teori, mengambil analisis dan menyimpulkan semuanya. Tidak pelit, mereka pun mempublish hasilnya dalam sebuah jurnal. Orang lain termasuk masyarakat Cianjur yang justru membaca paper (baca belajar) kepada mereka, Wow! Itu greget beneran kan?

Merekalah Devanny Gumulya, Dosen Program Studi Desain Produk, Universitas Pelita Harapan, Lippo Karawaci, Tangerang Email : [email protected] dan Liony Amanda Lee, Mahasiswa Program Studi Desain Produk, Universitas Pelita Harapan, Lippo Karawaci, Tangerang dengan email-nya [email protected] yang telah meneliti salah satu produk kerajinan Cianjur ini, yaitu lampu gentur. Lampu warisan dan kebanggaan masyarakat Cianjur yang sudah banyak diminati oleh negara-negara di berbagai penjuru dunia.

Melalui penelitian mereka berdua, saya jadi tahu kalau lampu gentur pertama kali dibuat sekitar satu abad lampau, tepatnya tahun 1920. Kemudian sekitar 1965 lampu ini mendapat modifikasi yang awalnya berbahan minyak tanah beralih menjadi lampu modern. Model lampu yang sederhana dan meniru gaya perabot orang Belanda pun mulai banyak perubahan.

Ketika usaha kerajinan ini dipegang oleh generasi ketiga, ciri khas dan gaya design Timur Tengah pun semakin kuat. Seiring perkembangan jaman yang semakin modern, pemasaran lampu gentur pun kini berkembang secara online melalui website dan instagram.

Devanny dan Liony bahkan sampai memikirkan apakah design lampu gentur ini sudah mencerminkan ciri khas Cianjur? Mengingat selama ini yang ditemui di pasaran, desain lampu gentur masih begitu-begitu saja. Meniru gaya Belanda dan Timur Tengah. Ga ada yang khas Cianjurnya.

Dengan latar belakang kurangnya identitas atau ciri khas kecianjuran nya itulah mereka membuat penelitian dan mempublish paper hasil penelitiannya itu.


Foto sumber: MUDRA Jurnal Seni Budaya Volume 33, Nomor 1, Februari 2018
Pencarian Identitas Desain Lampu Gentur Cianjur
Dengan Pendekatan Teori Semiotik karya Devanny dan Liony.

Greget sama mereka berdua yang mencoba menghubungkan simbol budaya Cianjur yaitu ayam pelung dan lampu gentur. Mereka gigih melakukan pencarian identitas desain lampu gentur dengan berbagai teori. Sehingga didapatkan model bagaimana mendesain produk lampu beridentitas budaya lokal dengan ayam pelung --hewan endemik Cianjur-- sebagai inspirasinya.

Penelitian mereka tentunya tidak sebatas karena tugas, tetapi disertai kepedulian terhadap produk kerajinan kearifan lokal Cianjur yang sudah mendunia namun belum greget ciri khas dan kecianjurannya. Salah satu tanda cinta mereka kepada keanekaragaman seni dan budaya serta kearifan lokal tanah air.

Jika mereka saja berani pasang badan demi meningkatnya kualitas dan karya produk kerajinan Cianjur, lalu bagaimana cara kita khususnya urang Cianjur membuktikan kalau kita pun tidak kalah cinta dibanding mereka terhadap craft Cianjur ini?


Penelitian menghasilkan design lampu gentur yang dinilai memiliki ciri khas Cianjur, yaitu ayam pelung, ayam endemik Cianjur. Sumber gambar dan foto: MUDRA Jurnal Seni Budaya Volume 33, Nomor 1, Februari 2018
Pencarian Identitas Desain Lampu Gentur Cianjur
Dengan Pendekatan Teori Semiotik karya Devanny dan Liony.

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan sebagai tanda bahwa kita sangat greget mencintai produk kerajinan Cianjur:

Greget Mencintai Produk Kerajinan Cianjur itu...

  1. Mengenal lebih banyak sejarah, bentuk dan pemasaran produk kerajinan dari Cianjur.

  2. Membeli, memiliki, menggunakan dan atau merasakan manfaat dan kegunaan hasil produk kerajinan Cianjur yang mana dengan kata lain hal ini dapat ikut meningkatkan pendapatan, kesejahteraan dan kelangsungan industri pengrajin produk kerajinan Cianjur itu sendiri.

  3. Menjaga, melestarikan, ikut mempromosikan aneka ragam produk kerajinan Cianjur sesuai dengan kemampuan.

  4. Tidak gengsi mengenakan, menggunakan, dan bahkan ikut belajar membuat sehingga kita punya keterampilan untuk memproduksi kerajinan khas Cianjur tersebut.

  5. Ada hal lain? Boleh ditambahkan...

Yang pasti, sebagai blogger urang Cianjur saya sendiri sangat mencintai produk kerajinan khas Cianjur.


Jadi kalau ditanya seberapa greget elo mencintai produk kerajinan Cianjur, jawab saya: greget banget! Saking cintanya Si Amang pengrajin nya saya buat pajangan jadi kerajinan juga!

Hahaha!


 

DAFTAR INFORMASI

  • HIPAPPI (2000). Sejarah Ayam Pelung. HIPPAPI Cianjur, Jawa Barat
  • Natamiharja, Denny R. (2013). Babad Sareng Titi- mangsa Ngadegna Cianjur. Cianjur: Lembaga Kebu- dayaan Cianjur.
  • Peirce, Charles Sanders (1991). Peirce of Signes: Writings on Semiotic. North Carolina : UNC Press Books
  • Setiadi (28 April 2015). Asal-usul Hayam Pelung. http://perceka.dicianjur.com.
  • Mudra P-SSN 0854-3461, E-ISSN 2541-0407 MUDRA Jurnal Seni Budaya Volume 33, Nomor 1, Februari 2018 Pencarian Identitas Desain Lampu Gentur Cianjur Dengan Pendekatan Teori Semiotik karya Devanny dan Liony.


Posted from my blog with SteemPress : http://tehokti.com/gregetnya-produk-kerajinan-cianjur.html

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.13
JST 0.027
BTC 60791.78
ETH 2917.83
USDT 1.00
SBD 2.34