(Trip to Krueng Teunom) - Jembatan Gantung dan Aliran Sungai yang Deras - Part 2

Sesampai di kecamatan Teunom, kami harus berhenti sejenak. Sambil menunggu mobil yang membawa peralatan dan berbagai kebutuhan untuk berkemah di aliran krueng (sungai) Teunom. Setelah 20 menit menunggu di tugu masuk ke daerah Sarah Raya (lokasi krueng Teunom), akhirnya mobil peralatan pun tiba. Tugu masuk ini terletak di km 194 jalan Banda Aceh - Meulaboh. Kami segera melanjutkan perjalanan.

Syukur Alhamdulillah, cuaca masih bagus. Saya yakin di sana akan tampak suasana yang indah dengan warna langit yang cerah. Dalam perjalanan yang menghabiskan waktu 1 jam, saya terus membayangkan bagaimana indahnya di sana sambil melihat hamparan kebun sawit dan hutan di sepanjang jalan serta aliran sungai yang besar di sebelah kanan saya. Setengah perjalanan, saya berpikir sudah tersesat, karena jalan yang dilalui tidak lagi beraspal tapi jalan yang berbatu.

Saya bertanya kepada bang @hasbiazhar, apakah benar ini jalannya? bang Hasbi pun berujar, "benar, ini jalannya". Jawaban yang membuat saya tenang dan kembali menikmati perjalanan. Bang Hasbi ternyata sering membawa tamu untuk berkemah di sana. Toyota Innova yang kami tumpangi melesat mulus menempuh jalan yang berbatu. Bang Hasbi pun sangat lihai mengendarai mobil ini. Sambil mengemudi, terlihat dia dengan santai memegang telpon selulernya untuk menghubungi staf Hotel Rasamala yang berangkat pada esok hari (24/01/2018). Sedangkan kami berangkat pada hari ini (23/01/2018)

Saya duduk di kursi tengah bersama @sukajalan. Sedangkan bang Hasbi dan temannya duduk di depan. Saya terus memperhatikan pemandangan di sepanjang jalan. Pabrik pasir di pesisir sungai serta Beko yang sedang mengerok pasir dari sungai tak luput dari pandangan. Saya bertanya dalam hati "Apakah tidak apa-apa kalau pasir terus dikerok, bukankah itu akan membuat air sungai lebih mudah mengalir? Padahal, masyarakat banyak yang tinggal di sepanjang sungai itu". Saya teringat dengan banjir bandang yang melanda di Teunom. Sungai yang semakin lebar tanpa pasir yang menahan air, mungkin itulah salah satu penyebabnya.

Sampai di desa Sarah Raya, Kecamatan Pasie Raya. Saya langsung takjub dengan keindahan viewnya. Sembari menunggu salah seorang warga yang akan memandu penjalanan kami ke aliran Krueng Teunom, saya melihat jembatan gantung sepanjang 300 meter membelah sungai yang sangat indah. Saya langsung melangkah untuk menaiki jembatan yang bergoyang tersebut. Tanpa pikir panjang, saya langsung mengeluarkan kamera untuk mengabadikan beberapa pemandangan dari atas jembatan. Pegunungan hijau nan tinggi serta aliran sungai yang deras membuat Sarah Raya ini begitu sejuk dan mempesona.

Pemandu penjalanan kami pun tiba dengan sepeda motornya. Dia mengarahkan kami untuk menyeberangi sungai dengan membawa mobil melewati jembatan gantung itu. Saya langsung panik "Bagaimana kalau jatuh, pasti kami tidak selamat". Saya memutuskan untuk berjalan kaki saja dan bang Hasbi mengendarai mobil melawati jembatan. Bang Hasbi sedikit demi sedikit terus melajukan mobilnya, sedangkan saya di depan mobil terus berjalan kaki sambil meneriaki dan mengarahkan bang Hasbi. Tiba-tiba mobil berhenti, ternyata sebelah bannya masuk ke lubang yang ada di tengah jembatan dengan lantai kayu itu. Kami berada di tengah jembatan dengan aliran sungai yang deras.

Bersambung

Baca kembali Trip to Krueng Teunom Part 1