The Diary Game, Selasa 9 Juli 2024. MUSIBAH BUKANLAH SEBUAH RENCANA
Jam 7.00 saya bersama Ahmad dan aira sudah pulang ke rumah Tanjong, pagi ini saya berencana memasak sisa daging kambing quran hari raya kemarin, insya Allah kami akan makan siang bersama dengan santri, saya juga turut mengundang teman-teman kantor.
Saya mengambil parang, langsung mulai bekerja, jam 8.00 tengku Hasbi tiba, saya meminta beliau untuk membeli bumbu “kuah beulangong” di pasar sayur panton labu, saya sendiri bersama dengan Mirza, Afdan dan juga santri yang lain mempersiapkan pekerjaan di rumah.
Jam 9.00 kuah kami masak ke atas api yang menyala hebat, sambil menunggu kuah masak kami mengobrol bersama, tengku Muhammad juga sudah tiba, jadilah kami bercanda bersama.
Jam 11.30 kami pun menikmati hidangan kami, anak santri nampak sangat bersemangat, kami pun mneikmtai makan siang bersama, sebelum makan kami membaca selawat untuk keberkahan.
Teman-teman kantor juga sudah tiba dan bergabung dengan kami, jam 12.30 saat kami sedang bersantai setelah menikmati lezatnya daging kambing telpon saya nerdering, saya nagkat ternyata suara Tati di seberang memberitahukan bahwa Tati musibah keserempet dengan motor orang, saya pun segera mengirim tengku Hasbi dan tengku Muhammad untuk melihat langsung ke lokasi kejadian.
Jam 2.00 mereka pulang dengan membawa tati pulang, bersama Tati saat musibah ada Ahmad dan Aira, mereka semua nampak lecet-lecet dan memar, bahkan tati bahunya tidak bisa digerakkan, kepalanya ada luka robek dengan jahitan.
Akhirnya jam 3.00 saya membawa Tati ke Lhokseumawe untuk Rontgen, kami masuk rumah sakit MMC, hasil foto rontgen menerut perawat adalah ada retak tulang, di sarankan untuk bedah, kami semua lebih condong ke urut, sehingga kami langsung menuju ke rumah bang Man di Samuti-Geurugok.
Jam 5.30 bang Man baru keluar dari rumah, langsung menangani puluhaan (mungkin seratusan) pasien yang sudah menunggu.
Saat tiba giliran kami, Bang Man langsung memvonis bahwa Tati mengalami patah tulang tepat pada pangkal Bahu, padahal bang Man melihat foto rontgen dari jauh sambil lalu saja.
“tidak bisa urut, mesti rumah sakit” inilah kata-kata bang Man.
Akhirnya sambil pulang kami bermusyawarah, dan mengambil kesimpulan bahwa Tati akan kami bawa ke Banda Aceh, kakak sudah menunggu di sana, saya pun bersama dengan kleuarga bersiap untuk ke banda Aceh.
Jam 11.00 malam akhirnya kami baru berangkat menuju ke Banda Aceh, turut berangkat bersama dengan saya, mimi, Owa, tengku Amir, dan Ahmad.
Semoga kedamaian dan berkah Tuhan menyertai Anda dan keluarga Anda selama masa yang penuh tantangan ini. Saya turut berduka atas kecelakaan dan cedera yang dialami Tati. Semoga dia pulih dengan cepat dan sepenuhnya. Cinta dan perhatian Anda padanya adalah bukti kebaikan dan kebaikan Anda. kasih sayang. Ingatlah untuk menjaga diri sendiri juga selama masa stres ini. Mengirimi Anda semua getaran positif dan harapan baik.💕
Terima kasih atas supportnya