Menabung untuk masa depan yang lebih cerah

in Motivation Story3 years ago

images_15.jpg
sumber
Sudah menjadi kewajiban Anda untuk menabung. Menabung memiliki banyak manfaat, terutama untuk membangun masa depan Anda. Anda tentu tidak ingin selamanya bekerja bukan? Di hari tua pasti Anda menginginkan ketenangan dan menikmati hari-hari tua Anda dengan melakukan banyak hobi atau berkumpul dengan keluarga. Tentukan target usia Anda bebas finansial. Semakin besar uang yang Anda tabung semakin cepat kemungkinan Anda bebas finansial.

images_16.jpg
sumber
Kebutuhan di masa depan jadi motivasi penggerak untuk bekerja lebih giat dan disiplin dalam menabung.
Menjaga kesehatan keuangan sangat penting di tengah pandemi. Tambahan penghasilan sangat dibutuhkan untuk investasi yang ditujukan sebagai dana pemenuhan kebutuhan di masa depan.
"Kalau dari sekarang sudah tahu bahwa di masa depan nanti ada kebutuhan, misalnya untuk biaya sekolah ataupun yang lainnya, kebutuhan inilah yang menjadi motivasi agar selalu disiplin menyisihkan untuk tabungan atau investasi.

Ada beragam hal yang perlu Anda persiapkan. Pengeluaran menjadi hal yang tidak terelakkan dalam manajemen finansial Anda. Mungkin selama Anda bekerja, Anda tergiur untuk membeli barang-barang mewah yang tidak terjangkau sebelumnya, misalnya ponsel terbaru, pakaian idaman, atau makan-makan di restoran. Percayalah, bahwa keinginan tersebut hanyalah semu. Masih banyak kebutuhan yang Anda perlu rencanakan. Mungkin memang terlihat abstrak, tetapi percayalah. Anda perlu mengatur gaji Anda sebelum Anda menggunakannya.

Perhatikan dengan baik pengeluaran yang Anda buat. Namun, bukan berarti Anda tidak dapat menikmati gaji Anda. Anda tetap perlu dan wajib untuk menikmati hidup. Belilah barang yang Anda butuhkan, namun jangan turuti semua keinginan Anda. Buatlah anggaran pengeluaran maksimal 40%, sudah termasuk dengan pengeluaran untuk memanjakan diri sendiri dan jangan melebihi dari itu. Selain itu, jangan tergiur dengan iklan kredit yang kerapkali Anda temui.

My story

images.jpg
sumber
Saat pertama kali menyandang status sebagai karyawan baru, ayah selalu mengingatkan saya untuk menyisakan uang untuk ditabung. Saat itu sedang populer konsep keuangan syariah didengungkan, dan saya pun tertarik menggunakan jasa perbankan syariah karena sesuai dengan prinsip yang saya anut.

Mengingat saya masih single dan tidak ada tanggungan cicilan atau kredit, seharusnya saya bisa menyisihkan uang untuk tabungan sebesar 40% dari total pendapatan. Rekening tabungan juga harus dibuat terpisah dan tidak dibuatkan ATM supaya saya tidak bisa bebas memanfaatkannya.

Setiap bulan muda hal pertama yang saya lakukan adalah menabung di awal. Uang yang tersisa harus dicukup selama sebulan untuk membayar sewa kos dan kebutuhan sehari hari termasuk kebutuhan untuk jalan jalan dan kulineran. Syukur jika masih tersisa, meskipun seringnya selalu habis tak bersisa.

Menabung memang menolong saya untuk membuat dana cadangan. Tapi, konsekuensinya jadi tak bisa mengikuti pergaulan gaya hidup teman - teman karena uang yang dipegang terbatas.

Biasanya saya sering melewatkan acara hangout bareng teman teman sekantor, karena dana saya tidak cukup untuk itu. Mungkin bagi teman teman yang lain saya terlihat tidak asyik, karena selalu menentang tas yang sama setiap waktu, sementara mereka bergonta ganti tas setiap hari. Atau saya lebih suka membawa bekal untuk makan siang, sementara mereka selalu jajan di luar.

Sabar memang sangat diperlukan ketika kita memegang suatu prinsip. Dari dulu saya selalu berprinsip untuk selalu menjadi diri sendiri. Memaksakan diri untuk eksis dan gaul agar disukai malah membuat diri sendiri jadi tak nyaman.

Ternyata kegigihan saya untuk rajin menabung dan bergaya hidup biasa saja bukan keputusan yang salah. Suatu ketika saya berbincang dengan rekan sekantor yang sama sama sedang merencanakan pernikahan seperti saya.

Entah bagaimana mulanya ia mulai bertanya tentang bagaimana cara saya mengatur keuangan. Secara terang terangan ia mengakui bahwa dari detik pertama menerima gaji hingga saat itu, ia tak memiliki tabungan sepeserpun. Uang gajinya selalu habis tiap akhir bulan, dan hal itu sangat dipermasalahkan oleh calon suaminya.

Saya tidak kaget mendengarnya, mengingat gaya hidupnya yang menurut saya konsumtif. Sementara besaran gaji kami tidaklah besar. Dan tidak ada solusi lain yang saya berikan selain mulai menabung, berhemat dan belajar menahan diri dari membeli barang - barang yang sifatnya keinginan, bukan kebutuhan.

Ketekunan saya dalam menabung bukanlah hal yang sia sia. Meskipun awalnya tak ada tujuan melainkan hanya untuk menabung saja, uang tabungan yang selama ini saya kumpulkan di rekening tak ber ATM itu akhirnya saya cairkan untuk modal nikah. Alhamdulillah.

images_17.jpg
sumber
Sebanyak apapun uang yang Anda miliki, tidak akan membuat Anda kaya apabila Anda tidak menerapkan prinsip hidup hemat. Kebiasaan ini harus Anda miliki karena jika tidak, maka kecenderungan untuk menjadi konsumtif jadi tidak teratasi. Selain itu, dengan hidup hemat, maka Anda sedang mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Jadi, jika Anda ingin memiliki masa depan yang lebih baik dari kehidupan Anda saat ini, ayo mulai hidup hemat dari sekarang.

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 58106.16
ETH 2286.45
USDT 1.00
SBD 2.56