Stephen Hawking dan Rumitnya 'Bahasa Kode' Perempuan

---

---

Sumber

Beberapa waktu lalu tokoh fisikawan pesohor Inggris, Stephen Hawking menutup mata di usia 76 tahun. Bagi sebagian orang (terutama pengagum hukum fisika), Hawking adalah Omega dan juga Alfa. Dia layaknya guru untuk mempelajari ilmu-ilmu angka dan rumus-rumus fisika. Bagi sebagian yang lain, Hawking adalah orang biasa seperti kita yang juga akan mati pada saatnya.

Ada beberapa hal unik dan menarik ditilik setelah kematian Hawking. Ilmuwan besar Inggris cepat-cepat ingin melihat berkas peninggalan Hawking beberapa saat setelah dia mati. Alasannya tentu saja, mereka, para ilmuwan itu ingin "mengintip" ilmu peninggalan Hawking yang belum terungkap. Pada masa hidupnya, Hawking tak jarang mengeluarkan pernyataan yang mengundang kontroversi, entah itu tentang semesta, perkara hidup dan mati, juga tentang perempuan.

Orang-orang mungkin akan mengingat pernyataannya yang paling kontroversi, yaitu tentang agama dan Tuhan. Bagi Hawking, semesta alam ini ada dengan sendirinya. Semesta tak pernah diciptakan. Ia tercipta sendiri. Perkara ada yang setuju dan menolak, itu adalah lumrahnya hidup di dunia. Saya sendiri tentu tak sepakat dengan pernyataan ini. Bagi saya ini adalah pernyataan paling konyol di era milenial. Barangkali, saat mengeluarkan pendapat ini Hawking sedang kurang tidur, atau ia sedang frustasi karena diserang insomnia. Siapa tahu..

---

---

Sumber

Sebenarnya Hawking adalah manusia unik. Ia ditaksir mempunyai IQ yang nyaris setara dengan Albert Einstein. Ini pula yang menyebabkan beberapa orang menyandingkan Hawking dan Einstein di barisan yang sama. Tapi tentu saja, Einstein tetap berada di jajaran lain yang tak mampu dijangkau Hawking. Bukan perkara membandingkan, tapi ya begitulah kenyataannya. Sama seperti Messi di sepakbola, Einstein adalah pakar di bidang ilmu pengetahuan.

Einstein selalu membuat teori yang terdengar aneh dan absurd di telinga orang. Selalu, ketika Einstein berteori, ilmuwan lain tertawa sambil meneguk segelas wine dan menyumpah Einstein sebagai orang gila. Tapi seperti yang kita tahu, Einstein tak pernah ciut. Hampir semua teorinya terbukti beberapa tahun setelah tertawaan itu. Teori supernova miliknya misalnya, teori tersebut membuat semua ilmuwan terkagum-kagum pada Einstein.

Einstein mampu membuktikan bahwa di luar angkasa ada bintang yang berada dekat dengan matahari dan ia jauh lebih besar. Einstein pula yang mengatakan bahwa kecepatan cahaya jauh lebih tinggi daripada kecepatan atau gaya merambat pada bunyi. Einstein berhasil membuat dan membuktikan teori-teori semacam itu. Adapun Hawking, ia bahkan kesulitan memahami bahasa kode perempuan.

---

---

Ini adalah Dilraba Dilmurat. Aktris top Cina keturunan Uighur (Bangsa Turki di Cina). Gadis berusia 25 tahun ini sedang didekati oleh mantan penyerang AC Mlan, Alexandre Pato.

Sumber

Hawking terlanjur dielu-elukan sebagai salah satu ilmuwan paling terkemuka di era milenium ini. Padahal ia adalah orang yang belum selesai urusannya dengan perempuan. Suatu ketika saat diwawancarai oleh sebuah media, Hawking pernah mengatakan bahwa ia kesulitan memahami kaum perempuan. Ia sangat susah membaca bahasa kode perempuan. Baginya, menghitung rumus gaya gravitasi bumi dibagi dengan kecepatan cahaya pada radius milyaran tahun lebih mudah daripada memahami perempuan.

Ini benar-benar ambivalen. Pada satu sisi kita mengagumi Hawking. Di sisi lain, kita menertawakannya karena gagal paham dengan bahasa kode perempuan. Tapi memang beginilah adanya. Kita sering melihat laki-laki ditinggal sang pujaan hati hanya karena ia gagal membaca bahasa kode pacarnya. Persis seperti kata Hawking, perempuan adalah misteri paling komplit. Mereka adalah orang-orang yang bahasa lisannya paling sering tak sesuai dengan bahasa hati. Ini bukan tentang memojokkan perempuan. Tapi memang, tak jarang perempuan mengeluarkan bahasa kode yang sangat sulit dibaca.

Saya jadi ingat cerita seorang teman yang malang, ia diputusin pacarnya hanya karena gagal membaca bahasa kode sang pacar. Pada sebuah akhir pekan, mereka berdua kongkow di salah satu pusat pasar. Sang pacar yang menurutnya mirip Vicky Shu itu tiba-tiba terdiam setelah melihat sebuah tas cantik yang dipajang pada sebuah toko. Melihat gelagat pacarnya yang tiba-tiba diam, si teman mulai memikirkan rumus hitung-hitungan di kepala. "Diam + muka masam = masalah". Begitu rumus perhitungan yang muncul di pikirannya.

---

---

Sumber

Sesaat kemudian, dengan muka plengok dia menanyakan pada pacarnya, "Kenapa tiba-tiba diam, yang?". Sebagai informasi, "yang" itu singkatan "sayang", bukan peyang yesss..

Pacarnya, yang tentu saja perempuan itu menjawab sekenanya, "Gak ada apa-apa". Suasana mulai datar. Si teman dengan polosnya benar-benar menganggap bahwa mereka sedang tidak ada masalah. Sepersekian menit kemudian pacarnya buka suara.

"Kamu gak pernah peka jadi pacar. Kalau aku diam itu tandanya sedang ada masalah. Kamu malah gak paham. Susah memang pacaran sama laki-laki gak peka kayak kamu!"

Suasana mulai panas. Si teman panik tapi juga coba membela diri. "Tadi aku tanya kenapa kamu diam kamu bilang gak ada apa-apa. Berarti gak ada apa-apa kan yess??"

"Ahhh.. Kamu emang gak peka. Udahlah. Aku malas berdebat. Mending kita putus aja! Aku beli sendiri aja tas cantik yang dipajang di toko tadi itu. Kamu gak peka!" Akhirnya mereka putus. Si perempuan itu gagal dapatkan tas cantik, si teman galau tingkat kecamatan karena diputusin pacarnya sambil menggumam dalam hati, "Omaigad.. Rupanya tas cantik masalahnya". Tapi nasi udah jadi bubur goreng. Pacarnya sudah pergi dan tak terlihat mata. Nasi udah jadi bubur goreng tadi, daripada gak dimakan, mending tambahkan abon cabe sama bawang goreng aja kan? Wkwkwk.

Malamnya si teman menelpon dan bercerita panjang lebar kisah tragisnya hari itu. Saya membayangkan saat menelpon itu dia sedang tak sehat. Ingus yang bleweran. Katanya, dia baru sadar, meski sudah selesai S1 jurusan Ilmu Perbintangan, dia tetap gagal memahami bahasa kode perempuan. Sebagai seorang teman baik, saya mencoba menghiburnya sewajarnya.

Saya bilang bahwa dia tak gagal hanya karena diputusin pacar karena tak paham bahasa kode. Hawking saja, orang yang dipercaya jenius itu sampai mati masih menganggap perempuan sebagai misteri paling komplit di dunia. Dan ia lebih paham fisika dengan segala rumus rumitnya dibandingkan perempuan dengan bahasa kodenya. Begitulah, Tuan dan Nona..

Not: cerita ini adalah orbituari untuk Hawking. Meski agak absurd, tapi beginilah cara saya menolak sedih yang datang atas nama kematian.

---

---

Regards

@samymubarraq