Pernikahan secara Adat Aceh

in #esteem7 years ago

image

#indonesia

Tata cara pernikahan adat Aceh sarat akan makna. Perpaduan antara tradisi serta agama. Hampir sama dengan prosesi adat pernikahan daerah lainnya di Indonesia. Ingin tau seperti apa keragaman tata cara pernikahan adat Aceh? Berikut ini tahapannya:

Ba Ranup

Acara ini merupakan tahapan lamaran dan prosesinya cukup panjang. Dimulai dari mengutus kerabat yang dituakan dan dianggap cakap dalam berbicara untuk menemui keluarga calon pengantin wanita. Kedatangan tersebut dengan tujuan menanyakan apakah sang wanita sudah ada yang memiliki atau belum.
Selanjutnya merupakan acara lamaran resmi dengan membawa sirih dan isinya sebagai simbol penguat ikatan serta kesungguhannya. Setelah acara lamaran selesai maka rombongan pelamar pulang. Lalu keluarga sang wanita bermusyawarah dengan anak gadisnya mengenai apakah lamaran tersebut diterima atau tidak.

Jakba Tanda

Jika lamaran diterima maka prosesi selanjutnya adalah Jakba Tanda. Prosesi di mana pihak keluarga pria akan datang kembali ke rumah orangtua sang calon pengantin wanita untuk membahas hari pernikahan. Dalam acara ini juga akan sekaligus ditetapkan jumlah mahar yang diinginkan calon pengantin wanita serta jumlah undangan.

Setelah sepakat maka akan dilanjutkan dengan acara pertunangan atau Jakba Tanda. Dalam acara ini pihak calon pengantin pria akan mengantarkan berbagai makanan khas daerah Aceh beserta barang-barang lainnya. Mulai dari buleukat kuneeng dengan tumphou, aneka buah-buahan, seperangkat pakaian wanita serta perhiasan yang semuanya disesuaikan dengan kemampuan keluarga pria.

Pesta Pelaminan

Pada acara ini terdapat prosesi tueng dara baro atau penjemputan secara adat. Di mana pihak pengantin pria akan menjemput pihak perempuan wanita. Setelah itu kedua mempelai akan melakukan akad nikah dihadapan pak kadi. Setelah sah, maka pesta pun akan digelar.

Upacara Setelah Hari Pernikahan

Setelah resepsi pernikahan masih ada serangkaian upacara yang harus dijalani sang pengatin. Mulai dari Tueng Dara Baro, upacara untuk mengundang dara baro (pengantin wanita) serta rombongannya ke rumah mertua. Upacara ini dilangsungkan tujuh hari setelah Wo Linto. Dalam upacara ini, dara baro diarak menuju rumah pengantin pria didampingi dua pengunganjo.

Rombongan pengantin perempuan akan membawa makanan serta kue-kue. Cara penyambutan pada upcara ini hampir sama dengan upacara wo linto, namun tanpa prosesi berbalas pantun dan cuci kaki.

Setelah sampai di pintu masuk, rombongan akan disambut keluarga pria. Orangtua kedua belah pihak pengantin lalu melakukan tukar sirih. Di pintu masuk pun rombongan akan ditaburi beras, bunga rampai, dan daun-daun sebagai tepung tawar atau on seunijuk.

Setelah dara baro duduk di tempat yang disediakan, ibu linto baro (pengantin pria) melakukan tepung tawar yang dilanjutkan dengan dara baro sujud pada orangtua linto aro. Kemudian orangtua linto baro menyerahkan perhiasan yang ditaruh dalam air kembang.

Dara baro pun menginap di rumah orangtua linto baro selama tujuh hari dengan ditemani satu atau dua peunganjo. Barulah tujuh hari kemudian dara baro diantar pulang dengan dibekali beberapa perangkat pakaian, bahan makanan, dan uang. Di rumah orangtua dara baro, rombongan akan disambut dengan upacara jamuan makan bersama. Prosesi ini sebagai penanda berakhirnya seluruh upacara pernikahan adat Aceh.

Tata cara pernikahan adat Aceh yang digelar masyarakat Aceh mengandung berbagai nilai yang baik untuk dilestarikan. Mulai dari nilai tradisi, religi, dan sosial. Di beberapa daerah Aceh tujuan pernikahan berbeda-beda. Misalnya di Aceh Tamiang, di mana pernikahan itu bertujuan untuk memperluas sistem perkauman yang disebut “suku sakat kaum biak”, sedangkan bagi masyarakat Gayo, tujuan pernikahan untuk memperkuat sistem kemargaan yang disebut belah atau merge.

image

#English
Tata cara pernikahan adat Aceh will be loaded with meaning. A fusion between tradition and religion. Almost the same with the procession of marriage customs from other regions in Indonesia. Want to know what the diversity of the ordinances of wedding adat Aceh? Here is the stages:

Ba Ranup

This event is a stage of application and the procession is quite long. Away from sent the relatives the elders and is considered competent in speaking to meet the family of the bride. The arrival with the purpose of asking whether the women already there who have or have not.

Next is the application authorized to carry betel and its contents as a symbol reinforcing the bond as well as his sincerity. After the event the application is completed then the group of applicants home. Then the family of the woman having a discussion with his daughter about whether proposal is accepted or not.

Jakba Tanda

If the proposal is accepted then the next procession is Jakba Sign. The procession where the family of the man will come back to the house parents of the prospective bride to discuss the wedding day. This event will also set the amount of dowry the desired prospective bride as well as the number of invitees.
Once agreed it will proceed with the engagement or Jakba Sign. In the event of this party the groom will deliver a variety of foods typical of Aceh along with other items. Starting from buleukat kuneengdengan tumphou, assorted fruits, a set of women's clothing as well as jewelry all of which are customizable with the ability to family guy.

Party Wedding

At this event there is a procession of tueng dara baro or pick-up in customs. Where the groom will pick up the female side of women. After that the bride and groom will do the marriage contract in front of mr. kadi. After legitimate, then the party will also be held.

Ceremony After The Wedding Day.

After the wedding reception there are still a series of ceremonies that should be undertaken in the pengatin. Start of Tueng Dara Baro, a ceremony to invite dara baro (the bride) and his entourage to the house of in-laws. The ceremony is held seven days after the Wo Linto. In this ceremony, dara baro paraded to the house of the groom, accompanied by two pengunganjo.
The entourage of the bride will bring food as well as pastries. How welcome on the meeting, this is almost the same with the ceremony wo linto, but without the procession of the berbalas pantun, and the washing of the feet.
After arriving at the entrance, the group will be welcomed to the family man. Parents of both parties the bride then exchange betel. At the entrance were groups to be sprinkled with rice, potpourri, and leaves as tepung tawar or on seunijuk.
After dara baro sat down in the space provided, the mother linto baro (the groom) perform the tepung tawar followed by dara baro prostrate on the parent linto aro. Then parents linto baromenyerahkan jewelry that is placed in the flower water.
Dara baro any stay at home parents linto baro for seven days and accompanied by one or two peunganjo. It was only seven days later dara baro escorted home equipped with multiple devices clothes, groceries, and money. In the parental home dara baro, the group will be greeted with a ceremonial meal together. This procession marking the end of the whole ceremony pernikahan adat Aceh.
Tata cara pernikahan adat Aceh, which held the people of Aceh contains a variety of good value to be preserved. Starting from the value of tradition, religious, and social. In some areas of Aceh the purpose of marriage is different. For example, in Aceh Tamiang, where the wedding was aimed at expanding the system of racial called the “tribe of sakat the breed”, while for the people of Gayo, the purpose of marriage to strengthen the system kemargaan called split or merge.

Follow me @samsir

http://thebridedept.com/tata-cara-pernikahan-adat-aceh/

Sort:  

Kepengen jug menikahhehehe

This post has received a 0.36 % upvote from @booster thanks to: @samsir.

Coin Marketplace

STEEM 0.25
TRX 0.25
JST 0.040
BTC 94487.77
ETH 3419.70
USDT 1.00
SBD 3.51