Culture is A legacy from the Ancestors / Budaya adalah Warisan Nenek Moyang

in #art7 years ago (edited)

RAPAI



Hi steemians out all over the world...... I want to share you about traditions in Aceh, Especially in North Aceh Regency, Indonesia. One of the traditional musical instruments in Aceh is RAPAI which is a traditional percussion instrument of Aceh which is included in the drum frame category which is played by being beaten by hand without any other tools. Peh RAPAI / Playing RAPAI can be seen at traditional ceremonies in Aceh such as weddings, circumcision apostles, fun fair, anniversaries, birthdays and others. RAPAI is also a legacy of the ancestors and inseparable from the people of Aceh either philosophically or culturally.


Hi steemian semua...Saya ingin memaparkan kepada kalian semua tentang sebuah tradisi di Aceh, khususnya di kabupaten Aceh Utara, Indonesia. Salah satu alat musik tradisional di Aceh adalah RAPAI yang merupakan sebuah alat musik perkusi tradisional Aceh yang termasuk dalam kategori frame drum, yang dimainkan dengan cara dipukul dengan tangan tanpa alat yang lain. Peh RAPAI/Bermain RAPAI sering kita jumpai pada upacara-upacara adat di Aceh seperti acara perkawinan, sunat rasul, pasar malam, mengiringi tarian, hari peringatan, ulang tahun dan banyak lainnya. RAPAI juga merupakan merupakan warisan dari nenek moyang dan tak terpisahkan dari masyarakat Aceh baik secara filosofïs atau kultural.


Kinds of Rapai in North Aceh Regency



Basically, Rapai is made from wood and animal skins. The skin often used is taken from goat skin because it is believed will produce a louder and more melodious sound. The basic color of Rapai is black and light yellow.In northern Aceh, there are two types of Rapai that I have often seen, Rapai Pasee and Rapai Daboih.


Pada dasarnya, Rapai terbuat dari bahan dasar berupa kayu dan kulit binatang. Kulit yang sering digunakan diambil dari kulit kambing karena diyakini akan memproduksi suara yang lebih besar dan nyaring. Warna dasar dari Rapai adalah hitam dan kuning muda. Di Aceh utara, ada dua jenis Rapai yang pernah sering saya lihat, yakni Rapai Pasee and Rapai Daboih.


Rapai Daboh/Rapai Debus


Rapai Daboh is an art show often played on traditional events and also played in the competition Rapai. After Rapai played for 2 hours and the atmosphere is getting more exciting, Daboh / Debuss is started. The usual attractions done in Daboh's are often immune and seem like magic. Usually daboh / debus players pierce his body with sharp objects that have been prepared and accompanied by the tempo by the players of Rapai. The interesting fact when debus started is that no one of Daboh players get injuries.


Rapai Daboh merupakan sebuah acara seni sering dimainkan pada acara adat dan lomba Rapai. Setelah Rapai dimainkan selama 2 jam dan suasana sudah semakin seru, Daboh/Debuss is started. Atraksi yang biasa dilakukan didalam rapai Daboh sering bersifat menampakkan kekebalannya dan terkesan berbau magic. Biasanya pemain daboh/debus menusuk-nusuk tubuhnya dengan benda tajam yang sudah dipersiapkan dan diiringi dengan tabuhan rapai yang dimainkan oleh para Pemain Rapai. Fakta yang menarik ketika debus adalah tidak ada satupun luka yang dirasakan oleh Pemain Daboh/Debus.

Rapai Pasee


Rapai Pase is usually played in after the harvesting party and is played by 30 people.. Usually, while playing Rapai Pasee, the Rapai Pase players always accompany him with religious songs and advices. The size of Rapai Pasee is larger than Rapai daboh and is usually hanged by using a rope.


Rapai Pase biasanya dimainkan dalam setelah acara pesta panen dan dimainkan oleh 30 orang diman jumlah pemainnya terbilang paling banyak. Biasanya, saat memainkan Rapai Pasee, para pemain Rapai Pase selalu mengiringinya dengan nyanyian yang berbau keagamaan dan nasehat. Ukuran Rapai pasee tergolong berukuran lebih besar dibandingkan dengan rapai daboh dan biasanya di gantung dengan menggunakan seutas tali.


There are many Aceh traditions that are the heritage of our ancestors. I believe that Rapai and other herritages will always exist in the future because Aceh government has concerned about it by building customary institutions that has function to develop and maintain ancestral cultural heritage and the people of Aceh strongly support the government in that regard.


Masih banyak lagi tradisi Aceh yang merupakan warisan nenek moyang kami dan akan terus ada sampai anak cucu kami. Apalagi pemerintah Aceh juga sudah ikut peduli terhadap hal tersebut yaitu dengan membangun lembaga adat yang berfungsi untuk mengembangkan dan mempertahankan warisan budaya leluhur dan masyarakat Aceh sangat mendukung pemerintah dalam hal tersebut.

Culture is a legacy that can not be bought and valued with money

Budaya adalah warisan yang tidak bisa di beli dan dihargai dengan uang

Thanks you for your time.

Follow me @rooneey

Don't for get to comment and upvote!

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.13
JST 0.029
BTC 58728.31
ETH 3185.59
USDT 1.00
SBD 2.43