50 % Payout To @steem.amal || Sriwijayaku Riwayatmu Kini ||

Assalamu'alaikum

Dear Steemian, Euro 2021 masih terus bergulir dan banyak Negara yang dipastikan tidak bisa melanjutkan langkahnya di Euro 2021. Kompetisi sepak bola tahunan antar Negara - Negara Eropa ini, menjawab kerinduan para penggemar olahraga sikulit bundar diseluruh dunia. Stadion - stadion di Hungaria penuh sesak oleh penggemar dari setiap Negara peserta. Pemandangan yang tak terlihat lagi di Indonesia sejak wabah Covid 19 menyebar. Walaupun kompetisi sudah diberi izin bergulir kembali, namun tidak dengan kehadiran penonton di stadion alias nonton dirumah aja.

Suporter Sriwijaya Merayakan Kemenangan

Kondisi sekarang sungguh sangat berbeda ketika aku masih aktif menjadi supporter Sriwijaya FC di Palembang beberapa tahun lalu. Para penggemar yang tergabung dalam komunitas - komunitas suporter dengan setia mendukung klub nya masing - masing. Sudah menjadi kewajiban bagi suporter untuk menunjukkan loyalitasnya dengan cara menunjukkan kecintaan pada klub, sehingga mulai dari pakaian sampai aksesoris selalu berhubungan dengan klub yang digemari atau ada dengan cara lain. Aku juga termasuk ke golongan yang ingin menunjukkan eksistensi dan loyalitasku dengan cara pertama.

Aku dan Aldino Di Stadion Jakabaring

Perkenalanku dengan Sriwijaya FC bermula ketika menyaksikan pertandingan semi final Liga Indonesia periode 2007-2008 antara Sriwijaya FC vs Persija yang dimenangkan oleh Sriwijaya FC. Akhirnya terjadi All Sumatra Final sejak bergulir nya Liga Indonesia sejak 1994 - 1995. Aku menonton final tersebut bersama - sama teman yang mayoritas mendukung PSMS. Aku berteriak paling kencang ketika Zahrahan mencetak gol pamungkas untuk memastikan kemenangan Sriwijaya FC. Mulai saat itu secara tidak resmi, aku memutuskan untuk menjadi salah satu suporter "liar" tim berjuluk Laskar Wong Kito ini.

Derby Sumatera

Gayung bersambut, 2 Tahun kemudian aku lulus di Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya. Selesai inagurasi angkatan 2010, sahabatku Aldino yang juga menggilai Sriwijaya FC mengajakku untuk menonton langsung pertandingan di stadion. Rupanya dia juga suporter "liar" sepertiku yang selama ini hanya mampu menyaksikan pertandingan lewat layar kaca. Kamipun menonton pertandingan Liga Super Indonesia secara live di Stadion Jakabaring Palembang.

Nonton Pertandingan Pertama

Aldino dan aku bertekat untuk mencari teman - teman yang sama cinta nya terhadap Sriwijaya FC untuk mendirikan komunitas suporter di Kampus kami. Alhamdulillah beberapa orang teman tongkrongan dikampus juga tertarik dengan rencana kami. Kami pun setuju menggunakan nama BUAYO NGAMPUS (Budag Layo Ngampus) sebagai komunitas kami. BUAYO NGAMPUS yang hanya komunitas kecil tentunya harus bergabung dengan komunitas suporter yang lebih besar. Ada tiga kelompok suporter Sriwijaya FC pada masa itu yakni SINGAMANIA (Sriwijaya Ngamuk) penguasa tribun utara, SMS (Sriwijaya Mania Sumsel) penguasa tribun timur sebelah kiri dan SIMANIS (Sriwijaya Mandiri Suporter) penguasa tribun timur sebelah kanan. Setelah bermusyawarah dengan kawan - kawan dan beberapa senior yang sudah duluan menjadi suporter, akhirnya kami putuskan untuk bergabung dengan Sriwijaya Mandiri Suporter (SIMANIS). Tidak lama setelah kami bergabung dengan SIMANIS, ada pembicaraan ditataran para petinggi untuk bergabung menjadi satu bendera.

Bendera Buayo Ngampus

Pertandingan Pertama Setelah Buayo Ngampus di Bentuk

Ketua SIMANIS 'Qusoy' dan Ketua SMS 'Edy Ismail' selaku perwakilan masing - masing kelompok suporter sepakat untuk menggunakan nama Bela Armada Sriwijaya (BELADAS). BELADAS yang dalam Bahasa Palembang bermakna bersenang - senang memang sangat tepat dijadikan sebagai nama persatuan bagi suporter Sriwijaya FC. Tapi ada satu kelompok suporter yang tidak mau bergabung dan tetap setia dengan warna hijau kebesaran mereka yakni SINGAMANIA, karena warna hijau itu punya nilai historis bagi mereka sehingga tak ada tawar menawar untuk itu.

BELADAS Simbol Persatuan Suporter Sriwijaya FC

Aku tak ada masalah apapun dengan itu, ketika ada hal - hal prinsip yang menyangkut satu kelompok kita harus belajar menghargai.

SIGAMANIA Masih Kosnsisten Dengan Warna Historicalnya

Memang ada kepuasan batin ketika bisa menyaksikan dan mendukung Sriwijaya FC bertanding secara langsung, bahkan kadang-kadang kuliah yang jadi korban. Mengejek tim lawan itu hal biasa kadang - kadang melempar botol kelapangan sampai rusuh dilapangan bahkan menghadang bus tim lawan saat kita kalah pertandingan. Kami memang pernah sefanatik itu, tapi tak sefanatik suporter - suporter sepakbola di Eropa dan Amerika Latin yang sudah menganggap sepak bola sebagai hidup mereka.

Aku Sedang Mengibarkan Bendera BUAYO NGAMPUS

Qusoy Sedang Memimpin Penyalaan Flare

Dunia suporter mengajarkanku solidaritas dan loyalitas terhadap prinsip - prinsip yang kupercaya. Loyalitas yang berlebihan akan menghasilkan fanatisme. Dalam sepakbola Indonesia sudah menjadi hal biasa suporter yang begitu fanatik terhadap klub nya. Hampir setiap klub punya suporter fanatik bahkan di tingkat tarkam pun ada suporter yang fanatik. Maka jangan heran, ketika ada chant - chant suporter yang sekilas terlihat ekstrim seakan - akan ingin membunuh setiap lawannya. Akibat rasa fanatik yang tinggi kepada klub, akhirnya diekspersikan kedalam lirik - lirik brutal dan hiperbola.

Aku Dan Zoddy si Viking Yang Menyamar

Fanatisme yang sering dikonotasikan negatif itu akibat prilaku suporter nya, aku tak menampik hal itu. Terkadang cara suporter memperlihatkan kefanatikan banyak dengan cara kekerasan dan vandalisme yang membuat persepsi orang berubah menjadi negatif. Fanatisme bisa menjadi positif kalau dikelola dengan baik seperti yang ditunjukkan oleh prilaku yang positif suporter yang mengenakan aksesoris resmi klub dan juga membantu keuangan klub yang sedang krisis seperti yang dilakukan grup suporter Brigata Curva Sud (BCS) terhadap klubnya PSS Sleman Yogyakarta dan aksi solidaritas seluruh suporter Sriwijaya FC yang menentang penjajahan Palestina

BCS Sumbangkan Bonus Untuk PSS Sleman


Aksi Solidaritas Suporter SFC Untuk Palestina

Positif dan negatif memang dua hal yang berbeda ibarat dua sisi mata uang yang saling berkaitan. Terlepas dari negatif nya menjadi bagian dari komunitas suporter BUAYO NGAMPUS adalah salah satu hal terbaik dalam hidupku. Aku belajar banyak hal tentang hidup seperti kesetia kawanan,menghargai perbedaan pendapat, loyalitas dan berbagai hal positif lainnya dan tak ku pungkiri banyak pula hal negatif yang kudapat, tapi semua itu pilihan untuk masing - masing pribadi mau pakai yang positif atau negatif. Klub legendaris yang merangkak dari bawah untuk menuju puncak sekarang terdampar ke kasta bawah. Karena ketidakmampuan pengelola klub mengatur atau karena intervensi politik yang kebablasan atau karena rasa jumawa yang terlalu tinggi akupun tak tahu pasti. Suporterpun tidak bisa akur satu sama lain, BELADAS yang sebelumnya menjadi simbol persatuan suporter hanya menjadi kenangan manis.

Suporter Sriwijaya Jadi Penguasa Tribun Masing - Masing

Yang jelas walaupun aku sudah tidak berdomisili di Palembang lagi, sampai sekarang aku belum pernah mencintai klub lain seperti aku mencintai Sriwijaya FC. Semoga kau bangkit dan kembali berjaya di kasta tertinggi sepakbola Indonesia. Salam Sedulur, Bravo SFC !!!

Sriwijaya Football Club

Salam Literasi, Salam Konsistensi @rizkiblangpadang Wassalamu'alaikum

^{Video : SIMANIS - Oy Mangcek Bicek}