Terimakasih ibu
Saat kita mulai remaja orang yang pertama sering berselisih faham dengan kita adalah ibu. Kita sangat sering membantahnya karena beliau sangat senang mengatur kita apa yang bisa kita lakukan dan apa yang tidak bisa kita lakukan seakan semua telah digarisbawahi, karena inilah kita sering tidak sepaham dengannya.
Ibu adalah orang yang pertama sekali menginginkan yang terbaik untuk kita. Beliau orang yang pertama merasa gundah saat kita terlambat pulang, Beliau orang yang pertama susah saat kita dalam masalah dan saat kita sakit. Namun kita tidak menyadari semua itu tidak kita sadari karena kita larut dalam keindahan masa remaja.
Ibu adalah orang pertama yang paling bahagia saat kita lahir, walaupun ia harus mempertaruhkan nyawanya saat kita lahir baik lahir secara normal atau harus berada di meja operasi dengan ketakutan bila terdengar suara pisau dan gunting di dalam ruangan seakan sedang berada di dalam bengkel.
Saat ini aku menyadari betapa besar pengorbanan ibu, disaat aku sendiri menjadi ibu. Saat anak demam tengah malam ibu yang pertama bangun beliau rela tidak tidur semalaman agar bisa menjaga suhu panas badan kita tidak terlalu tinggi. Beliau menyusui kita semalaman walaupun badannya pegal dan nyeri. Aku bisa merasakan kepanikan yang luarbiasa saat anakku sakit. Saat ini aku sadar bahwa ibuku yang terbaik. Namun peran seorang ayah pun tidak beda dengan ibu.
Terimakasih ibu dan maafkan segala kesalahan dan kesilapan ku.