Photosintesis, Trobador Aceh atawa penghikayat Aceh berjuluk PM Toh

in #trobador7 years ago

14203176_10210809279576285_3018098662153892500_n.jpg
(Dok. Djamal Syarif, Program Kupi Beungoh TVRI LPP Aceh)

Apabila ditanya apa cita-citaku masa saya berumur 8 tahun(1986), maka sayapun tidak dapat memfisualkannya dalam bentuk mimpi yang nyata, karena saat itu saya masih bingung kemana sebenarnya rencana mimpi masa depan saya tersebut, dan apa yang harus saya wujudkan suatu ketika nanti bila dewasa. Tapi siapa menyangka kalau kemudian saya lebih candu mengembangkan tradisi kesenian dari Aceh yaitu seni teater tutur PM Toh atau lebih familiarnya disebut seni hikayat.

14159060_10208981199240197_1243000885_n.jpg
(Dok. Nain NBC DANCE SCHOOL)

PHOTOSINTESIS PERAN
Awal mula saya berkiprah di dunia seni pemeranan menjadi pemain teater tutur Aceh. Ingatan itu masih bersinar sampai sekarang, ketika selesai menjalankan matakuliah olah vokal saat itu ditahun 2002 di Sekolah Tinggi seni Indonesia (STSI) Padangpanjang, saat itu saya mulai penasaran dengan pola pertunjukan yang dibawakan oleh Tengku Adnan PM Toh, cerita itu disampaikan oleh bang Sulaiman Juned (Dr. Sulaiman Juned, S.Sn., M.Sn) yang kala itu banyak menceritakan tentang kehebatan Tengku Adnan saat mempertunjukan atraksinya di atas panggung, saat itu saya masih meraba-raba dan bertanya dalam hati saya bagaimanakah sesungguhnya model pertunjukan yang ditampilkan Tengku Adnan.
10012263_10203876083410714_1230552002669273719_o.jpg

Sambil terus mencari bentuk karena ketiadaan dokumen pertunjukan Tengku Adanan PM Toh maka saya pun tidak berhenti hanya dipersimpangan jalan dan pasrah akibat ketiadaan dokumen visual pertunjukan Tengku Adnan PM Toh, bang Sulaiman Juned telah banyak menceritakan sejarah kehebatan Tengku Adnan, dari sanalah saya pun terus mencari pola latihan sendiri dan merumuskan dalam eksplorasi permainan dengan mengadaptasi bentuk pertunjukan Agus Nuramal dan Tengku Adnan yang kemudian saya peroleh dari bang Sulaiman Juned.
14138046_10210809289096523_7226465814524136600_o.jpg

Bermodal cerita yang disampaikan oleh bang Sulaiman Juned disetiap diskusi, saya pun mencari terus akar budaya Aceh dan menemukan metodologi pemeranannya dari apa yang saya cari. Walau banyak kekurangan karena tidak urutnya isi dalam bentuk hadihmaja, namun bukan berarti saya harus mundur untuk membangkitkan kesenian buhun (tua) milik masyarakat Aceh yang lahir di tahun 1940-an dan dipopulerkan oleh Tengku Adnan pada tahun 1953. Berphotosintesis lah kemudian salah satu pilihan saya untuk tetap mengkampanyekan kesenian Aceh. Bermodalkan semangat, ternyata gaya pertunjukan saya masih diterima oleh generasi muda, baik dari generasi muda Aceh maupun dari generasi muda Indonesia, bahkan Gubenur Aceh Irwandi Yusuf pun pernah menyaksikan pertunjukan saya di depan para perwakilan dari Taiwan.

BELAJAR MENEMUKAN KARAKTER SUARA BERSYIAR ALA PENGHIKAYAT ACEH
Setiap pagi ditahun 2002, diselah-selah rutinitas perkuliahan, saya pun terus mendisiplikan diri untuk bangun pagi dan belatih di pekarangan kampus STSI Padangpanjang, walau suhu dingin Padangpanjang sangat dingin, tetapi situasi itu tidak menurunkan semangat saya untuk membuat jadwal pribadi untuk berlatih mengakrabi diri dengan mencari karakter suara khas Aceh, kesulitan demi kesulitan pun mulai saya temukan dan menemukan pencarian bentuk karakter vokal suara khas Aceh. Dari situlah saya terus berlatih membentuk diri agar kelak saya dapat memnunaikan untuk menyelamatkan kesenian kampung halaman.
154869_1708456759475_3180434_n.jpg

Awal yang sulit, saat memisahkan diri dari kebiasaan saya yang bukan terlahir di perkampungan Aceh, dimana masyarakat Aceh diperkampungan selalu berkomunikasi sehari-hari dengan bahasa Aceh dan selalu mendengarkan siaran radio lokal yang memutar lagu-lagu Aceh serta mendengarkan hikayat-hikayat dalam bentuk pantun dan syair Aceh. Maklum lah, karena saya terlahir di kota Banda Aceh dan dibiasakan oleh keluarga dan lingkungan saya dengan komunikasi berbahasa Indonesia membuat diri saya sangat sulit mengawali membebaskan diri dari jeratan kebiasaan berbahasa Indonesia ketimbang berbahasa Aceh. Pembebasan diri itulah yang membuat diri saya berkewajiban untuk terus berlatih dan menyemangati diri agar mampu bermain teater tutur Aceh.
432315_10200164730909221_1458130301_n.jpg

Tiga tahun menjalani pendidikan di STSI Padangpanjang membuat saya harus menentukan sikap untuk mengalahkan keadaan dan bangkit menjadi orang Aceh modern namun memahami budaya lokal Aceh. Pada tahun 2004 akhirnya saya mengambil sikap pindah ke STSI Bandung untuk belajar lebih mendalam tentang ilmu pemeranan. Setelah diterima dan dinyatakan lulus masuk ke STSI Bandung, setelah saya mengikuti Bimbingan Studi Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Teater (BSM-KMT) STSI Bandung, angkatan kami pun ditugaskan oleh kakak angkatan untuk membuat sebuah event yang dinamakan Inagurasi angkatan 2004. Dalam event di bulan November di tahun 2005 pada saat adik tingkat kami mengadakan event yang sama maka saya pun memberanikan menampilkan Teater Tutur PM Toh sebagai sumbangan apresiasi untuk adik kelas saya angkatan 2005. Selesai penampilan itulah saya mendapat tawaran pertunjukan oleh da Anto (salah seorang dosen jurusan Tari STSI Bandung) untuk mengisi acara 350 menit menari bersama jurusan tari STSI Bandung. Tahun 2005 itulah mental saya bangkit menyatakan diri kalau saya adalah putra Aceh yang ikut mengembangkan dan melestarikan kesenian Aceh. Setelah itu saya mendapat undangan untuk mengisi acara pada kegiatan Gelar Budaya Aceh yang dilaksanakan Unit Kebudayaan Aceh (IKA) ITB pada tahun 2007 dan mendapat dukungan penuh dari bang Agus Nuramal dengan diberikannya satu sett property TV yang terbuat dari Spon Matras. Begitu panjangnya perjalanan waktu sehingga saya pun menyemangati diri untuk menggali kesenian saya dengan menuliskan skripsi tentang konsepsi pertunjukan Agus Nuramal, itupun karena tidak ada pilihan lain karena untuk menuliskan konsepsi pertunjukan Tengku Adnan, saya tidak punya data yang cukup selain dua data yaitu penelitian bang Sulaiman Juned dan Tim STSI Padangpanjang serta tulisan artikel tempo terbitan 2006.

Video :


Sumber: Youtube/GBA-UKA ITB 2007

Gerakan perjalanan pertunjukan dari panggung-panggung dan stasiun televisi itulah saya revisi bentuk mindset kerjanya untuk terus mengembangkan potensi yang saya gagas kembali bentuk tampilan dengan konsep street art, dengan pemanggungan menggunakan latar jalanan atau lokasi landscape sebagai tempat pertunjukan dapat menjadi alternatif bagi saya untuk terus dapat memperkenalkan kesenian Aceh ke kancah dunia, selain faktor X sulitnya birokrasi pemakaian gedung pertunjukan yang ada di Aceh. Namun bukan berarti hal itu membuat pandangan saya harus menjadi negatif, akan tetapi sebaliknya pikiran saya pun harus menjadi temuan solusi positif untuk saya dapat terus memperkanalkan kesenian Aceh khususnya Teater Tutur Aceh.

Sort:  

memang bang @rasyidinwigmaro waarbiaasaa yang terus berjuang melestarikan budaya aceh..respec..

orang eropa selalu fokus untuk satu pekerjaannya.....hehehehehe...orang timur harus ambil fokus mereka

Luar biasa dan biasa di luar... Wig., intan terbaik di hasillkan dari suhu dan tekanan yang luar biasa dari perut bumi, jika ia bertahan dan tidak hancur dia berubah menjadi intan yang berkilau, keras, tangguh.. 👍👍👍sukses bro lanjutkan perjuangan... Jalan mantong panyang

Makasih the Seniorku....daku ada karena abang-abang yang sudah dulu menanam kebajikan di asrama Cicendo. dari perjalanan itu kami semakin berpacu untuk membangun kampong halaman. terlepas persoalan A, B, C dsb. hehehehehe

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by rasyidinwigmaroe from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.

thank's for up vote

Mantap. Teruslah berkarya dan membangun kembali budaya atau seni daerah yang terus digerus oleh arus globalisasi

Salam

Tabrani Yunis

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.16
JST 0.029
BTC 61938.24
ETH 2404.86
USDT 1.00
SBD 2.53