Perjuangan Ibunda

in #blog7 years ago

IMG_20180220_204121.jpg
Ibu telah mengandung selama sembilan bulan dengan susah bayar yang tak terkira. Selepas itu pula, ia harus berjuang antara hidup dan mati demi melahirkan kita buah hati dengan kesakitan yang amat sangat luar biasa. Bukannya usai, perjuangan ibu masih terus saat harus membesarkan anak, mengurus, mendidik, memenuhi keperluan dan lain sebagainya yang semuanya hal itu tak hanya menguras peluh juga udara mata. Itu dilakukan ibunda, sejak kita lahir dewasa, 24 jam tanpa jam kerja, tanpa gaji, tanpa istirahat, tanpa cuti.

Apa balasan dan harapan yang didapat ibu dari perjuangan tangguh itu? Hanya kebahagiaan. Memenuhi, bagaimana kita sebagai anak ulang segala perjuangan menakjubkan ibunda? Apakah ada amalan khusus yang bisa menggantikan segala jasa ibunda pada kita? Kisah ini mungkin yang bisa menjawabnya.

Ka'bah di hari itu nampak berbeda. Bukan karena bangunannya, pelaut para hamba Allah yang tengah berthawaf mengelilinginya. Adalah seorang pria paruh baya di tengah-tengah mereka yang sangat banyak hal itu.

Ia menjadi pusat perhatian banyak orang. Ia pun tau decak kagum mereka. Hal itu sampul itu menggendong ibunya yang telah sepuh sembari ibadah tawaf.

Tubuhnya penuh peluh karena harus mengeliling ka'bah sembari menopang tubuh ibunda. Bulir-bulir keringatimana jagung membasahi wajah karena harus berdesakan sembari tahan tubuh ibunda. Ia terlihat sangat lelah, namun ia tak menyerah. Pria itu terus menggendong ibu sampai tujuh kali putaran.

Hingga kemudian pria itu sosok yang sangat masyhur, yang shahabat Rasulullah sekaligus putra khalifah kedua, Ibnu Umar tengah duduk di Masjidil Haram. Segera pria itu mendatangi Ibnu Umar yang ternyata sedari tadi juga memperhatikan tingkah laku si pria yang berusaha keras menggendong ibu keliling Baitullah.

Pria itu pun menyapa dan mengucapkan salam kepada beliau radhiyallahu 'anhu. Ibnu Umar pun kemudian menyambutnya dengan hangat. Pria itu ternyata menghampiri Ibnu Umar karena ingin mencoba pahala atas apa yang baru saja dia lakukan. Ia telah bersusah payah menggendong ibu keliling Ka'bah dan ia penasaran apakah amalannya itu sudah sesuai dengan hal yang telah dilakukan ibunda, sejak mengandung, melahirkan hingga membesarkannya.
IMG_20180220_203935.jpg

Wahai Ibnu Umar, apakah yang kulakukan ini sudah bisa membalas jasa ibu?" Tanya pria itu.

Ibnu Umar tambah pertanyaan itu dengan seberkas senyum, lalu bilang, "Belum tentu hanya satu kali erangan ibumu saat melahirkanmu."

Tentu saja pria itu kaget dan segera merasa sedih. Ia pun tersadar apa yang telah dilakukan, menggendong ibunda, apa aja apa yang dimaksud dengan rasa sakit dan derita yang harus diketahui ibunya saat melahirkannya. Pria itu tertunduk. Hampir saja air tersentuh.

Melihat kedukaan sang pria, Ibnu Umar pun menghibur dengan kabar tentang kasih sayang Allah kepada setiap hamba-Nya yang ikhlas. "Dengan amalan yang sedikit, namun jika ada ikhlas dan bertakwa, maka Allah akan membalasnya dengan sesuatu yang istimewa," kata dia.

Wajah pria itu langsung cerah jadi pendengarnya. Senyumnya merekah dengan guratan kebahagiaan. Ia pun bertekad akan terus bersikap bakti terhadap orang tuanya, bertemakan ibunda.

Memang tak akan ada amalan yang mampu membalas segala jasa ibu. Namun anak bisa ikut baik dan berbakti terhadapnya. Dengan amalan tersebut, kita bisa berkesempatan masuk janah yang di dalamnya ada kebahagiaan.

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.030
BTC 65663.89
ETH 2670.06
USDT 1.00
SBD 2.91