The Diary Game (7 September 2020): Pengungsi Rohingya
Hai Steemian
Pagi ini ba'da Shubuh saya sudah mulai melakukan kegiatan rutin di rumah mulai dari beres-beres, bersih-bersih, dan menyiapkan sarapan untuk anak di Dayah. Sarapannya saya beli di warung kopi tidak jauh dari rumah, dijual Rp. 4.000,- per bungkus atau setara 1,2 STEEM.
Selanjutnya saya melihat kondisi Chicken Run 2 dan si Ayam Madu 3 yang tersisa dua ekor lagi. Alhamdulillah baik semua tanpa kekurangan dan kehilangan seekorpun.
Jam 9 saatnya saya belanja keperluan dapur di Pasar Balee Canang yang terletak hanya sekitar 2 Kilometer ke arah barat dari Rumah. Saya membeli 3 ikat daun labu Rp. 5.000,-, toge Rp. 1.000,-, touco Rp. 2.000,-, bumbu mie Rp. 3.000,-dan Ikan Hiu sepotong yang dijual Rp. 20.000,-. Total Belanjaan hanya Rp. 31.000,- atau setara 2 SBD.
Pengungsi Rohingya
Selesai belanja, saya langsung menuju Lhokseumawe menjumpai sahabat SMA saya dan @fajar.perangin79 Sujaiz. Ia menghubungi saya bahwa istrinya melahirkan di RS Kesrem kemarin malam.
Di perjalanan saya melihat keramaian di kawasan pantai Ujong Blang. Saya berhenti untuk memastikan apa yang terjadi. Ternyata ada puluhan warga Rohingya yang terdampar dan diselamatkan warga serta dijaga ketat oleh aparat.
Kemudian saya melanjutkan menuju RS Kesrem untuk menjenguk kondisi istri dan anak Sujaiz yang kelahirannya dilakukan secara operasi atas diagnosa dokter lantaran ia kecelakaan motor saat akan melakukan pemeriksaan rutin cek kandungan ke Lhokseumawe pada sabtu(5/9) ketika berangkat dari rumahnya kawasan perkebunan SP yang berjarak sekitar 30 Kilometer dari Lhokseumawe.
Bersama Sujaiz di KP3
Kami juga menyempatkan singgah di pondok ayam bakar kawasan KP3 sambil membawa motor saya ke Doorsmeer yang bersebelahan dengan pondok tersebut. Kami memesan Juice Pokat dan Kopi Nescafe panas dengan total harga Rp. 20.000,- atau setara 6 STEEM.
Selesai bersilaturahmi dan membantu sedikit untuk biaya pengobatan, saya bergegas meninjau kesiapan kegiatan Konferensi PGRI yang akan dilaksanakan di aula Cabang Dinas Pendidikan (PPMG lama) di kawasan Buket Bintang Cunda Lhokseumawe.
Bersama Yeyen @yenniyunita
Ternyata di sana baru hadir Yeyen @yenniyunita yang akan menjadi MC pada kegiatan besok. Saya merekomendasikan Yeyen untuk menjadi MC di acara tersebut karena ia sudah sangat menguasai dan punya jam terbang tinggi di bidang ini.
Cafe Time
Tidak lama menjelang jam 11 saya sudah harus meninggalkan Yeyen untuk menghadiri undangan ngopi bersama Kepala Kantor Kemenag Kota Lhokseumawe bersama tim Kepegawaian Provinsi Aceh di Cafe Time di kawasan KP3 juga.
Toko Lampu
Jam 12 lewat saya bergegas pulang, sambil berbelanja lampu untuk dipasangkan pada plavon rumah di toko Global kawasan Krueng Geukueh. Saya menghabiskan Rp. 1.225.000,- untuk 19 meter lampu hidden, 4 lampu tanam, 20 meter kabel, 2 bungkus klam ukuran 12, dan dua buah kuas.
Kantor Pos Dewantara
Selanjutnya singgah di kantor pos Dewantara untuk membayar tagihan gas. Namun masih jam istirahat siang. Mereka tidak melayani pelanggan.
Tidak menunggu lagi, saya langsung pulang. Ba'da Dhuhur saya ketagihan tidur di gudang bukan karena lebih nyaman daripada di kamar, namun untuk saat ini memang tidak memungkinkan beristirahat di kamar karena di ruang keluarga sedang ada tukang yang memainkan palu seperti suara alat musik rock yang dimainkan tengah malam.
Jangankan untuk bisa tertidur pulas, untuk berbicara tatap muka saja terkadang mesti menggunakan aplikasi WA, begitulah kira-kira hiperbolanya.
Gudang Lebih Nyaman
Sore hari ba'da Ashar saya lanjut beres-beres dan bersih-bersih rumah dan melanjutkan patroli mencari makanan malam untuk anak di Dayah. Dia memesan Kebab Turki di depan Mesjid Bujang Salim Krueng Geukueh.
Ternyata antriannya benar-benar menggambarkan nikmatnya rasa kebab yang satu ini. Namun harganya sungguh butuh vote dari @steemcurator01 secara rutin agar mampu berlangganan rutin dengan penjual kebab yang baik hati dan rajin ini. Satu porsi kebab berisi daging, sayur dan telur dibanderol Rp. 15.000,- atau setara 1 SBD.
Antrian Kebab Turki Krueng Geukueh
Selanjutnya saya membayar tagihan listrik Rp. 517.000,- dan tagihan gas Rp. 53.000,- di konter pulsa dekat kantor PLN Krueng Geukuh yang total tagihan keduanya Rp. 570.000,- atau setara 38 SBD.
Jam 17:30 tepat saya sudah berada di Dayah untuk serah terima kebab dan kain kotor serta rantang makan siang dengan anak di Dayah.
Ba'da Maghrib saya membimbing sinong (panggilan keluarga) atau ustadzah Riska Rahmawati @rikara sang ponakan cantik untuk bergabung di steemit. Semoga sinong juga bergabung di Steem SEA dan bersedia ikut Diary Game untuk melatih menulis walaupun dia hampir tidak pernah menulis diary sebelumnya.
Akhirnya ba'da Isya saya juga lanjut membimbing teman-teman melalui grup WA komunitas Steem SEA Lhokseumawe. Baru menjelang tengah malam saya memiliki waktu luang untuk menulis Diary ini seperti malam sebelumnya.
Demikian cerita keseharian saya, semoga steemian tidak pernah bosan berkunjung ke tulisan sederhana ini.
Terimakasih @anroja, @ernaerningsih, dan tim yang terus menerus mendukung literasi dan kemampuan menulis.
Bang @radjasalman kasihan sekali warga Rohingya...titip salam saya buat abang tua saya @fajarperangin79.👍
Oke sip
Pak @radjasalman saya lupa kasih uangnya, krna ibu Ida nya juga gak temui saya...wkkwkw... Nanti ingat untuk minta ya
Hahahaha... Oke siap
Postingan ini telah dihargai oleh @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.
Ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info tentang Steemit dan kontes.
Salam: @anroja
Thank you for taking part in The Diary Game on Steem.
Keep following @steemitblog for the latest updates.
The Steemit Team