Memikirkan Ulang Sejarah

Saya sedang membaca sebuah buku tentang Rethinking History oleh sejarawan Jenkins pasca-modern. Buku ini memunculkan perspektif filosofis tentang penulisan Sejarah yaitu Historiografi.

Di bagian pertama buku ini ia dengan setia mencoba mendefinisikan apa itu Sejarah dan definisinya adalah bahwa Sejarah adalah sebuah wacana. Kemudian hasil untuk memecah Sejarah menjadi ideologi, metodologi dan epistemologi. Dia menyesali bahwa Sejarah yang diajarkan di sekolah tidak memasukkan Sejarah post modern dan berbagai perspektifnya.

image

Pertama-tama saya ingin mengatakan bahwa istilah Sejarah adalah keliru dan harus menjadi disiplin yang mewujudkan Histori. Istilah Sejarah jika digunakan akan logo-sentris dan berakar dalam paradigma Sejarah Barat. Ada banyak Histori yang beredar saat ini seperti Sejarah hitam, Kontra Budaya, dan Sejarah Feminis dan sebagainya.

Penulisan Sejarah tidak pernah bisa obyektif. Fakta ditafsirkan oleh para sejarawan sebagai jahitan ideologis. Fakta-fakta lama dapat disajikan dalam cahaya baru sebagai Historiografi penulisan. Misalnya ada studi yang sangat sedikit tentang penderitaan gender feminin di Nazi Jerman. Perlakuan kejam terhadap Jerman setelah kekalahan Perang Dunia Satu dapat dilihat secara empatik sebagai penyebab meningkatnya fanatisme Nazi. Seorang Marxian akan memperlakukan Histories sebagai perjuangan kelas. Posisi ideologis harus didekonstruksi. Misalnya Marxisme sebagai narasi besar ketika diterapkan di Soviet Rusia gagal dengan pahit. Queer history mendekonstruksi ideologi gender dan hubungan dengan seks. Buku-buku teks historis harus mencakup banyak narasi. Sebagai contoh: entri buku harian prajurit. Narasi yang dibuat oleh ibu Nazi adalah beberapa contoh. Sejarah yang diajarkan di sekolah adalah satu dimensi. Buku-buku teks sekolah harus menggabungkan beberapa narasi.

Ketika menemukan metodologi seseorang tidak bisa secara khas objektif, netral dan ilmiah. Bagaimana kita bisa menceritakan seorang ibu kulit hitam yang diperkosa oleh orang kulit putih? Jika dia menulis puisi tentang itu, bukankah itu bagian dari budaya Black yang ditekan. Sebagai contoh jika kita melihat pada masa sekarang Hong Kong kita melihat dampak positif dari itu sebagai Kolonisasi Inggris. Para penjajah Inggris bekerja keras dengan pahala membuat Hong Kong sekarang di bawah China sebagai negara yang makmur. Kemiskinan India setelah Kemerdekaan telah lebih buruk daripada selama rezim Inggris.

Sekarang apa Sejarah sebagai sebuah wacana? Wacana adalah narasi, penjelasan panjang tentang sesuatu. Dalam wacana historis, masa lalu dieksplorasi dan bukti dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam interpretasi. Misalnya, Hitler's Mein Kamp dan Diary of Annie Frank keduanya diskursus, yang mempromosikan kebanggaan ras dan superioritas ras dan yang lainnya perjuangan yang dihadapi oleh seorang gadis selama perang dunia kedua. Ontologi kesadaran politik menjadi wacana di mana orang mewakili Sejarah dengan berbagai sudut pandang.

Sejarah sebagai epistemologi harus mencakup banyak narasi ke dalam cetakan sastranya. Misalnya saya harus membaca Toni Morrison, jika saya menulis historiografi Black Women. Epistemologi harus menempatkan akarnya dalam struktur kesadaran ontologis. Penafsiran ulang Sejarah harus memiliki struktur puisi ontologis, sebuah fiksi.