Dia Yang Mengenderai Hujan Bulan Juni
@sangdiyus sudah tak mampu mengenderai angin semenjak bulan Juli. Kecuali rintik hujan bulan Juni milik Sapardi yang bikin gigil satu-dua penyair berselimut kata-kata remeh temeh.
Beliau mengabarkan bahwa hujan bulan Juni milik Sapardi punya keutamaan bagi yang jarang mandi. Mandi apa pun tentu saja. Dari mandi-mandian tanpa tujuan sampai dimandikan karena telat bangun pagi.
Bagi si pemalas yang sudah mencapai puncak, atau beu-ö seu-iet, mandi dengan hujan milik Sapardi merupakan mandi hakiki. Kucuran air yang menimpa tubuh akan bikin jiwa kepenyairan bertambah-tambah. Bagaikan mendapat kucuran dana segar dari dinas penanaman modal.
Diyus ingin ke Nanggroe Kupi di Simpang Surabaya dan berharap bulan masih Juni. Namun, waktu lekas benar berjalan tanpa menunggu siapa pun yang lalai. Ngopi bareng Diyus batal karena terik benar hari ini. Entah besok lusa kalau ternyata hujan turun, beliau akan memgenderai hujan menuju Nanggroe Kupi.
Nanggrie Kupi berkonstruksi setengah besi, setengah kayu dengan atap seng dan rumbia.
Hari yang terik hari ini, tak berpengaruh bagi atap rumbia. Daun yang tumbuh dalam rawa-rawa berair abadi ini cukup kuat menahan panggangan matahari di kota Banda Aceh. Orang-orang sejak lama sudah melupakan daun rumbia sebagai atap rumah. Alansannya karena mudah terbakar dan tak tahan lama. Yang alami-alami makin kurang diminati. Kita teguh mencintai yang instan dan massal.
Tiang-tiang kokoh pokok kelapa tua menyangga warkop ini dengan tangguh. Terlihat seperti abad kerajaan. Namun di sebalik itu semua, bahan alami bikin teduh dan adem ditingkahi angin sepoi-sepoi bercampur Co2 kota yang merusak paru-paru.
mana kee @sangdiyus, cak jangan asal mainkan engkol kosong itu .. tinggal 30% voting power kee, bagus kee sering-sering duduk sama si @paskadom sambil ngopi
Gerakan dia udah terbaca, kak. Mematung lebih baik baginya.
Hahahha....Selama kumis @sangdiyus masih tergerai, maka keajaiban pada tiap pergantian musim, akan tetap ada. Malaikat juga tahu.
Yang gak mau tau cuma si diyus kutengok.