Kita Adalah Buruh

in #indonesia6 years ago

Pekerja kantoran suka enggan disebut buruh. Aksi buruh besar-besaran dimulai dari Amerika.

image
Ilustrasi: Pixabay

Hari ini adalah hari buruh dunia. 1 Mei. Para buruh di berbagai belahan dunia memperingatinya dengan riang-bahagia. Hari buruh bukan saja merayakan "kemenangan" para buruh dari praktek kapitalisme yang memerah buru (seperti sapi perah) dengan jam kerja berlebihan, juga sekaligus ruang untuk refleksi bagi semua buruh apakah kini buruh sudah mendapatkan hak-hak normatifnya dengan baik dan layak. Sebab, bukan tak mungkin masih ada buruh yang bekerja lebih delapan jam sehari tanpa uanh lembur dan berupah rendah.

Hal inilah yang sejak dulu diperjuangkan para buruh. Alkisah, pada 1 Mei 1886, para buruh melakukan aksi unjuk rasa secara besar-besaran. Sekitar 100 ribu buru melakukan mogok massal. Mereka memprotes jam kerja lebih dari delapan jam sehari. Mereka ingin ada kebijakan agar kerja diberlakukan delapan jam. Tapi tuntutan itu tak datang dengan mudah. Berhari-hari mereka melakukan demontrasi.

Peristiwa buruk pun terjadi para hari keempat mereka melakukan aksi. Pada sebuah malam, 4 Mei 1886, ribuan buruh melakukan orasi di alun-alun Haymarket di Chicago. Mereka tak peduli pada hujan yang mengguyur kota itu. Sebagian buruh memang mencari tempat berteduh. Lainnya tetap melanjutkan orasi. Menjelang tengah malam, ratusan anggota polisi datang membubarkan mereka. Namun para buruh bergeming. Mereka berupaya menjelaskan bahwa mereka hanya melakukan aksi damai. Namun polisi bersikeras mereka harus bubar.

Pada saat itulah, di dekat pasukan polisi, sebuah bom rakitan meledak. Tujuh polisi tewas dan puluhan polisi lainnya luka-luka. Saat itu, situasi menjadi tak terkendali. Polisi marah dan menembak massa buruh yang berunjuk rasa itu. Ratusan buruh luka-luka dan beberapa di antaranya meninggal. Namun tak jelas siapa yang membuat bom dan meledakkannya. Tapi polisi tak bisa menahan marah. Lebih seratus buruh ditahan.

Ilustrasi: Pixabay

Aksi buruh di Amerika Serikat, termasuk insiden di salah satu kota di negara itu yakni insiden Haymarket, ditetapkan sebagai tonggak perjuangan para buruh. Lalu, 1 Mei pun ditetapkan sebagai hari buruh. Jadi pada 1 Mei seharusnya juga momentum untuk mengingat mengingat jasa-jasa para buruh yang dulu menjadi korban memperjuangkan nasib buruh. 1 Mei sekaligus untuk mengenang perjuangan mereka. Ini juga momentum untuk menyadari bahwa kita semua -- para pekerja -- adalah buruh.

Jadi pada dasarnya setiap pekerja atau tenaga kerja adalah buruh.

Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja Tenaga Nomor 13 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat 2 bahwa: pekerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

. Buruh terdiri dari dua golongan. Pertama buruh kerah putih yakni mereka yang lebih banyak menggunakan pikiran dan intelektualitas dalam bekerja. Kedua, buruh kerah biru yakni mereka yang lebih banyak menggunakan tenaga dalam pekerjaannya.

image

Cuma, dalam prakteknya sering salah kaprah. Seolah buruh hanya mereka yang bekerja dengan mengandalkan tenaga. Buruh bangunan, buruh pabrik, dan seterusnya. Sedangkan karyawan kantoran dianggap bukan buruh. Sehingga mereka enggan disebut sebagai buruh. Padahal seorang direktur di sebuah perusahaan pun -- yang hanya memakan gaji dan tidak punya saham di perusahaan itu -- juga masuk dalam golongan buruh. Mereka bukan majikan. Maka itu mari saling berpegang tangan sebagai sesama buruh. Jangan sampai buruh yang lebih tinggi jabatannya menekan buruh yang bekerja di bawah.

Selamat hari buruh. Salam perjuangan.

DEPOK, 1 Mei 2018
MUSTAFA ISMAIL
@musismail

Coin Marketplace

STEEM 0.28
TRX 0.11
JST 0.034
BTC 66137.63
ETH 3161.38
USDT 1.00
SBD 4.13