Termenung
"Tuan, sedang apa menyepi sendiri disini?"
"Aku menyepi, agar bisa mendengar isi dari keramaian."
"Akh, yang benar saja Tuan? Dari tadi kelihatannya termenung terus. Apa lagi ada banyak masalah?"
"Iya, memang. Sambil merenungi setiap peristiwa serta masalah hidup yang dulu pernah menimpaku."
"Oohh masalah dulu. Tapi untuk apa direnungkan lagi? bukankah itu hanya sekedar masa lalu! Sebaiknya tatap masa depan, itu akan lebih baik bagimu Tuan. Sudahlah, ambil hikmahnya saja."
"Setiap peristiwa seyogyanya memang harus direnungkan. Bukan sekedar berlalu begitu saja. Ada kontempelasi yang harus dilakukan disana. Renungan inilah yang akan menjadikan seseorang menjadi lebih bijak. Hanya saja, sangat sedikit yang mau merenung bila menemui masalah yang menurutmu tidak terlalu berarti, lalu berkoar; “ambil hikmahnya saja”."
"Hikmah apa yang didapatkan bila tak pernah direnungkan untung-rugi atau baik-buruknya. Perenungan itu hanya sampai pada tataran teori yang dijabarkan lewat saran belaka."
"Jangan tersinggung, saya tidak bermaksud mengajarimu Tuan. Memang, saya tak tau situasi dan masalah apa yang pernah Tuan hadapi, namun jika saya boleh menasehati; Seberat apapun masalah yang Tuan hadapi, pasrah dan berserah dirilah pada-Nya."
"Tak ada belandang kala kita berada dalam pusaran masalah. Saya terjebak. Tak dapat menghindar. Walau menggelitar hebat, saya akhirnya pasrah tanpa pemberontakan. Dan ujungnya, saya harus berupaya melibatkan diri dalam penyelesaian yang melilit agar tak kian masuk di labirin yang menyesatkan. Padahal, mengurai benang kusut yang melilit kita sebagai manusia bukanlah hal gampang, tak pernah tersua lalu kita mengesankan diri tawakkal."
"Baiklah Tuan, sepertinya anda makin tersinggung. Terus terang, saya tak ingin berdebat denganmu. Silahkan lanjutkan remung-menungmu, Tuan. Saya mohon ijin pergi dulu."
"Oya, sebelum saya pergi, ijinkan saya untuk memberi nasehat buat terakhir kalinya; Dalam situasi menyepi, sendiri tanpa kritik, seseorang bisa menjadi tiran yang memonopoli kebenaran."
Dari perenungan, seringkali membuat seseorang menjadi lebih bijak...
Ya, seraya menginsafi diri.
Selalu saja ada hikmah. Bagaimana mungkin saya mampu untuk berkomentar sementara baris demi baris telah dihiasi dengan selaksa kebijakan dari sang penutur kebajikan.
Namun terkadang kita hanya bisa menemukan diri kita dalam kesendirian.
Tabek yang lambong aduen @munawar87
Teurimong geunaseh yang lambong ateuh apresiasi brother @lamkote