Aku pernah jadi.. #3⛵

Pernahkah anda mendengar istilah "Aneuk Iteuk". Bagi anda yang tinggal di daerah TPI (tempat pendartan ikan) istilah ini tidak asing. Karena istilah ini hanya ada di sini. Istilah ini berlaku untuk anak-anak yang bekerja membersihkan boat atau perahu nelayan. Ketika nelayan pulang melaut maka urusan boat yang kotor diserahkan kepada aneuk iteuk ini. Semacam cleaning service begitu. Tapi kenapa istilah aneuk itek ini ada, saya juga kurang tahu sejarahnya.

Sore tadi bersama my prince saya berjalan ke daerah simpang kandang. Selesai belanja bukaan iseng saya berjalan ke arah laut kandang untuk melihat lihat laut. Ternyata disana ada beberapa perahu dan boat yang ditambatkan. Story kembali harus di tulis.
Saya terbayang masa-masa SMA. Masa yang indah kata orang orang. Saya SMA tahun 1988- 1991. Inilah masa-masa dimana saya menjalani propesi ini. Kenapa ada.?Desa lapang barat berada di pesisir pantai selat malaka. Saat itu propesi sebagai nelayan sangat menjanjikan. Karena ikan-ikan masih banyak dan mudah. Ikan tongkol dan tuna adalah jenis tangkapan yang sangat banyak. Sebagai anak pantai kami diizinkan orang tua untuk membantu para nelayan. Kerana rata rata mereka pulang melaut diatas jam 4 sore sampai malam .Jadi kami sempat membantu mereka karena pulang sekolah jam 2. Sambil bermain kami menjalankan propesi ini. Karena dengan bekerja disini kami diberikan ikan oleh para nelayan dan kami bawa pulang ke rumah. Masing masing kami memiliki langganan masing 3 sampai 4 boat. Jika lagi banyak reseki ikan ikan itu kami jual dan itulah menjadi tambahan jajan di sekolah. Lumayan karena saat itu kami hanya di kasih jajan Rp. 200 sehari. Disini kadang kami mendapatkan sampai 5000 sehari. Jadi sangat membantu uang jajan kami
Disamping setiap jumat kami juga dikasih saweran sama pawang langganan bisa sampai 30 ribu. Inilah yang kami tabung untuk beli celana jeans AMCO pada saat itu.

Pekerjaan lain adalah mengangkut minyak dari pangkalan ke boat. Setiap hari 3 sampai 4 jerigen. Hitungan per jerigen adalah Rp. 100. Ini juga menjadi sumber peenghasilan kami. Cuma untuk angkut ini tidak kenal waktu. Hujan petir tidak ada urusan yang penting minyak harus sampai di boat.
Seterusnya kelas 3 SMA saya sudah menanbah propesi menjadi pengisi minyak sekaligus tukang becak bersama sahabat saya saifuddin (apa) dan layang. Ini sungguh menjadi story bagi kami karena saat hujan becak kecebur kedalam tambak. Sungguh pekerjaan berat yang asik. Tetapi kami tetap sekolah pada saat itu sampai selesai. Dan saya harus bangun jam 5 pagi untuk sekolah ke SMA 1 Bireuen
Dari propesi ini saya selama 4 tahun menjadi sekretaris panglima laot kecamatan Gandapura. Sehingga saya tahu seluk beluk hukum adat laut dan hal hal yang berhubungan dengan nelayan.

Pekerjaan ini adalah masa lalu saya, membuat pancing, membuat jala dan menambal jala dan jaring yang robek adalah pekerjaan yang bisa saya lakukan. Karena dengan bisa hal seperti ini akan bisa membantu para nelayan. Dan ini masih bisa saya lakukan sampai sekarang.
Kenapa saya tidak memilih propesi menjadi Nelayan?. Pertama karena saya sekolah dan kedua beberapa kali ikut melaut pada hari minggu dengan abang saya. Tetapi selalu muntah berat dan mabok laut. Dan itulah yang membuat saya tidak sanggup. Dan mungkin inilah jalan yang ditunjukkan ke saya. Mungkin ini menjadi bagian dari hidup saya. Buat saya dan anak anak saya.
Melihat boat ini mengingatkan saya bahwa saya pernah bersama mereka, pawang chib, bang him pinto kuta, apanon, nek aya, abang nazir, bang danil, alm bang amat can. alm ampon, apanet, layang, tengku batee, alm raja, mat daod, mayet, muruk, apa eh ampon phan, apa poddin, mereka adalah sahabat yang selalu terkenang ketika saya pulang kampung dan bagian dari cerita masa kecil.
Saya pernah jadi...itulah yang membuat saya jadi seperti ini sekarang. Semoga semuanya sehat dan yang alm. Semoga diberikan Rahmad oleh Allah SWT.

(Lokasi pantai lapang Gandapura)

Jalani propesi apa saja yang penting halal. Karena propesi menambah sahabat, pengalaman dan ilmu. Memilah propesi adalah melawan kodrat. Karena kita tidak pernah tahu apa yang di kehendak Nya kepada kita di kemudian hari. Tidak ada kebahagian tanpa ada kerja keras dan perjuangan. Sebagai anak nelayan saya sangat bangga dengan pencapaian saya sekarang. Dan semoga jejak saya diikuti oleh adik adik saya yang sekarang mungkin berpropesi seperti saya dulu.

Semoga menjadi renungan

Salam

@muhammadabi