Meraup Untung dari Menabung Sampah. Inovasi dari Banyumas.

source image

Bagi sebahagian orang sampah adalah momok yang menakutkan. Tetapi tidak demikian kalau kita berkunjung ke Kabupaten Banyumas. Berkat sampah pula warga yang ada di desa Karangklesem tengah menjadi buah bibir di Kabupaten Banyumas. Mereka dikenal karena berhasil dalam urusan pengelolaan sampah. Selain menjaga kebersihan lingkungan, Bank Sampah desa Karangklesem mampu mengelola sampah hingga memiliki nilai ekonomis untuk pemasukan keluarga. Tidak banyak daerah yang mampu melihat peluang ini. Padahal dari sampah bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah yang besar seandainya di kelola dengan bagus.

Cerita awal dari pendirian Bank Sampah di desa karangklesem dimulai dari kampanye penyadaran hidup bersih yang dicanangkan oleh Pemerintah Kecamatan Pekuncen, Dinas Lingkungan Hidup, Pemerintah Desa dan Pendamping Desa. Kampanye dilakukan di tingkat desa, lalu dilanjutkan ke tingkat Rukun Warga. Kampanye ini mendapat sambutan antusias dari warga. Tindak lanjut dari kampanye tersebut adalah adanya satu wadah yang disepakti di desa untuk membuat bank sampah desa. Karena sebelum bank sampah ini di buat. Sangat banyak sampah di desa karangklesem dan sekitarnya yang dibuang begitu saja di pinggir-pinggir jalan. Sehingga menyebabkan lingkungan jorok dan kotor.

Menurut warga disana. Bank sampah desa Karangklesem dibentuk pada wal tahun 2017 ini, Bank Sampah Karangklesem awal mula didirikan memiliki 110 nasabah yang tersebar di empat RW, yaitu RW 03, 05, 01 dan 09. Setiap RW memiliki fasilitas untuk mengumpulkan dan memilah sampah yang disetor oleh para nasabah. Sampah yang selesai dipilah selanjutnya ditimbang dan dihargai sebagai setoran ke buku tabungan. Pemilahan sampah tersebut dilakukan oleh petugas yang juga pengurus bank sampah yang dipilih dalam musyarah desa. Selanjutnya setiap minggu sampah sampah tersebut dikumpulkan semua untuk selanjutnya dimamfaat dengan cara ada yang dijual ataupun didaur ulang berdasarkan jenis sampah yang telah dipilah sebelumnya.

Mamfaat yang dirasakan oleh warga dengan adanya bank sampah adalah menumbuhkan rasa kepedulian terhadap lingkungan, gerakan menabung masyarakat, dan menambah pendapatan ekonomi keluarga. Uniknya, dalam pengelola bank sampah ini banyak terlibat kader perempuan desa. Karena kebanyakan perempuan di desa karangklesem berstatus ibu rumah tangga. Sehingga memiliki banyak waktu untuk mengelola bank sampah tersebut. selain itu. Dipilihnya kader perempuan dalam mengelola bank sampah adalah kaum perempuan di desa yang paling banyak mengalami ataupun penghasil sampah rumahan yaitu dari barang belanjaan tiap hari di dapur.

Saat ini dengan berlakunya Permendes nomor 83 tentang inovasi desa memberi ruang yang lebih besar bagi desa untuk membuat inovasi di desa. Salah satunya dengan pendirian bank sampah yang meghasilkan nilai ekonomis yang besar. Untuk kedepan harapannya adalah pengelolaan Bank Sampah dapat disinergikan dengan pihak perbankan melalui Inklusi Keuangan sehingga dari hasil bank sampah sekadar berbentuk tabungan, tapi dapat dimanfaatkan untuk pembayaran kebutuhan rumah tangga, seperti pulsa listrik, BPJS, dan lainnya. Dengan ada kerjasama perbankan tersebut, roda perekonomian akan terkunci dan berputar di desa. Apalagi dengan adanya dana desa yang diberikan oleh pemerintah setiap tahun terus naik.

Di desa karangklesem bank sampah dikola dibawah unit bisnis Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Setiap tahun pengelola BUMDes bisa meminta penyertaan modal untuk berkembangnya bank sampah ini. Hasil akhir yang diharapkan adalah melalui BUMDes, pengelolaan sampah dan tabungan masyarakat akan dikelola oleh, dari, dan untuk masyarakat desa. Seperti semangat undang-undang desa yang sedang terlaksana saat ini. Sehingga harapan supaya masyarakat desa bisa maju dan terwujudnya desa mandiri bukan hanya mimpi semata. Dan cerita dari desa karangklesem ini bisa diikuti oleh desa-desa lain di seluruh indonesia.

---