Topeng Tahun Politik

in #indonesia6 years ago

Selamat menikmati hari bahagia Steemian...

Seorang seniman selalu mampu melihat sesuatu yang indah dimana hal tersebut tidak mampu dilihat oleh banyak orang, ketika seniman melihat sebongkah batu berukuran lumayan besar dan tak terurus dipinggir jalan, bahkan tak ada yang memungut. Orang biasa tidak akan peduli. Sama sekali tak tertarik pada sebongkah batu itu. Tetapi di tangan seorang seniman, batu itu diukir menjadi sebuah bentuk, dipoles, dan dipernis mengkilap, alhasil bentuk batu itu berubah total menjadi sebuah patung, Kini, dalam bentuknya yang baru, dia tampak sangat menarik dan berharga mahal.

Berbicara seni, tidak hanya dalam hal ukir mengukir. Politik juga demikian, disana menjadi tugas berat bagi tim pemenangan di masing-masing calon. Di samping strategi membangun komunikasi dengan Parpol hingga trik dan intrik mempengaruhi pemilih, mereka juga memikirkan bentuk tampilan yang tepat bagi kandidat yang diusung.

Mereka menggunakan berbagai macam cara untuk memahat, mengukir, dan memoles para kandidat agar terlihat elok di mata calon pemilih, hingga gerak tubuh, tutur kata, cara berkomunikasi, bahkan penampilan, semua diatur saat disuguhkan kepada publik. Sehingga menjadikan kandidat nya sedapat mungkin terlihat sempurna dihadapan publik, mungkin akan terlihat hanya setengah level di bawah malaikat pun, silakan.

Namun, pada dasar nya Seni Pokitik dan Seni Batu ukir tadi ada bedanya, politik bukan batu ukir dimana orang tidak akan mencari tahu bentuk sebelumnya, dari mana batu itu berasal. Sehingga memoles, memahat atau mengukir kandidat akan jauh lebih sulit dibandingkan dengan membuat sebuah karya seni batu ukir. Memoles kandidat dalam politik, bagaimana menekan sekuat mungkin sisi buruknya, menonjolkan keunggulannya, sembari menyerang atau memperburuk citra kandidat lawan, walaupun itu tidak baik, tetapi itulah yang terjadi.

Kandidat yang telah di poles sedemikan rupa tadi tidak akan dilihat sebagai karya seni batu ukir dimana asal usul batu tidak dipertanyakan oleh pembeli karya seni, jika pun mereka mengetahui asal usul batu, tidak akan ada yang mempersalahkannya, disana lah letak perbedaannya dengan seni berpolitik.

Boleh saja anda sebagai pemahat politik yang lihai, namun jangan lupa, ini era digital, masyarakat tak perlu lagi membongkar bundel -bundel kliping untuk mengetahui siapa kandidat anda, siapa diri anda, dan siapa lawan yang sedang anda serang, juga tak perlu lagi menelusuri rak-rak perpustakaan untuk menggali latar belakang seorang kandidat. Hari ini cukup hanya dengan jaringan internet dan mesin pencari untuk tahu siapa anda hari ini, kemarin, tahun lalu, atau berpuluh tahun silam.

Bahkan apalagi kandidat sudah menjadi publik figur sebelumnya, nyaris semua tindak-tanduknya telah menjadi konsumsi publik pada masanya, termasuk masa lalunya, termasuk jauh sampai ke siapa leluhurnya, dengan mudah dilacak oleh mesin pencari. Yang pasti sikap dan pernyataan si kandidat hari ini akan dibandingkan dengan sikap dan pernyataannya di masa lalu yang terekam jelas, karena tak ada publik figur yang bisa bersembunyi dari mbah google. Percayalah kandidat tak akan bisa lari dari desas-desus di media sosial.

Hari ini memasuki tahun Politik, Silakan saja para pemahat dan pemoles juga tim hore pilih-pilih hal positif, dipoles lagi, kemudian dibumbui, lalu publish seluas-luasnya untuk menarik calon pemilih. Begitupun sebaliknya tim lawan yang berseberangan juga mencari informasi yang valid atau hoax, memilih sisi buruk, dan sisi gelap, dipertajam, kemudian dibumbui, lalu dipublikasi seluas-luasnya kepada masyarakat melalui media sosial. Dalam waktu sekejap, informasi lama akan menjadi baru dan menyebar ke mana-mana, lalu viral dari satu grup chat ke grup chat yang lain, dari satu penggguna medsos ke pengguna medsos lain. Belum lagi, disepanjang proses penyebaran itu, masih lagi ditambahi bumbu penyedap sampai membuat hidung mampet.

Tetapi ingat, jangan sampai anda memakaikan topeng kepada kandidat,namun kandidat itu sendiri pun tak bisa tertutup sepenuhnya di balik topeng tersebut. Sah-sah saja masyarakat atau publik membongkar siapa sebenarnya para kandidat tersebut. dikarenakan membongkar borok calon pemimpin asalkan bukan fitnah, sangat berguna bagi publik untuk kemudian dinilai pantas atau tidaknya mereka dipilih. Masyarakat akan menimbang sisi baik dan buruk para kansidat untuk dijadikan alasan mereka memilih.

Jadi, silahkan saja bertopeng sewajarnya, kalau-pun bertopeng sempurna juga tidak masalah, silahkan saja. Namun jangan lupa "Semua punya rekam jejak".

Selamat memasuki tahun politik, cerdaslah dalam berpolitik.

Salam...
@mc-jack


Sort:  

Buka dulu topeng muuuuuu

;)

Belum bacaa kan...
Justru, pakai dulu topeng mu...
Hahha

WELCOME BACK @fizie

Kemane aje lu?

Mless ahh baca, politik buat pusing aja xixi :)

Jejak digital itu kejam..

Sebisa mungkin berikan jejak positif @amirjundiii

Nger.... Silahkan buat hipotesis bagi yang mau .. judulnya begini :"setiap menjelang tahun politik, indeks kepura-puraan naik berapa persen ya"? Hehehe...
Silahkan bertopeng, tapi jangan lupa hal yang paling substansial..
Yang namanya negara itu ada wilayahnya ada tempatnya dan ada orangnya. Orangnya itu hidup, jangan dilupain yaa....
Mantap bro @mc-jack....

Gahhaha siap mas bro @bonbons
Akan docoba....

topeng mensamarkan apa yang ada di balik topeng, siapa yang tahu. namun saya takjub melihat hasil seniman ini.

Betul bang @icapjakarta
Semoga kita tidak tertipu. Hehhe

Sebuah pencerahan berkelas, lugas dan ringkas, semoga masyrakat sekarang lebih cerdas.. @mc-jack

Mari sama2 kita cerdaskan masyarakat yang belum mendapatkan pendidikan politik...

Loading...

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.13
JST 0.030
BTC 65017.48
ETH 3454.80
USDT 1.00
SBD 2.50