ULOG: Menuju Swasembada Beras di Indonesia. Mungkinkah?

Padi yang memiliki nama latin Oryza sativa, L. adalah salah satu tanaman yang menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia. Ia ditanam oleh para petani di lahan persawahan.

Ada 2 model persawahan yang umum ada di Indonesia, tergantung model pengairannya. Jika pengairannya berasal dari air hujan, maka disebut dengan sawah tadah hujan. Lalu, jika model pengairannya menggunakan air yang berasal dari saluran irigasi, maka dikenal dengan nama sawah irigasi.

Photo taken by me @maskuncoro

Sebagian besar masyarakat Indonesia berpfofesi sebagai petani. Berdasarkan data statistik Badan Pusat Statistik tahun 2018, tiga provinsi di Indonesia dengan produksi padi (Gabah Kering Giling/GKG) tertinggi pada periode Januari hingga Desember 2018 adalah Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

Adapun jumlah produksi gabah kering giling (GKG) untuk ketiga provinsi itu masing-masing adalah sebesar 10,54 juta ton, 9,54 juta ton, dan 9,51 juta ton.

Perhatikan tabel berikut ini:

(https://www.bps.go.id/publication/2018/12/21/543c607a9ce62960d929060f/luas-panen-dan-produksi-beras-di-indonesia-2018--hasil-kegiatan-pendataan-statistik-pertanian-tanaman-pangan-terintegrasi-dengan-metode-kerangka-sampel-area-.html)

Dari tabel di atas terlihat, bahwa produksi padi terbesar terjadi pada bulan Maret dan April 2018. Hal ini terjadi karena bulan-bulan tersebut adalah musim penghujan. Inilah bulan-bulan dimana para petani, terutama yang menggunakan sawah non irigasi atau tadah hujan untuk bercocok tanam.

Hingga saat tulisan ini ditulis, jumlah sawah yang sudah teririgasi dan yang belum teririgasi masih cukup signifikan. Masih menurut data BPS tahun 2018, dari jumlah sawah seluas 7.789.174 hektar untuk seluruh wilayah Indonesia, masih ada 3.424.480 hektar sawah yang belum mendapatkan irigasi. Berarti, hampir separuhnya, sawah yang ada belum mendapatkan pengairan.

Perhatikan tabel berikut ini:

(https://www.bps.go.id/publication/2018/12/21/543c607a9ce62960d929060f/luas-panen-dan-produksi-beras-di-indonesia-2018--hasil-kegiatan-pendataan-statistik-pertanian-tanaman-pangan-terintegrasi-dengan-metode-kerangka-sampel-area-.html)

Ini tentu menjadi PR terbesar pemerintah di era mendatang untuk bisa menyelesaikan problem tentang pertanian ini, sehingga program swasembada pangan ini benar-benar bukan hanya slogan semata. Sesuai dengan kondisi negara Indonesia sebagai negeri agraris. Dengan terlaksananya program swasembada pangan, maka tidak akan ada lagi impor pangan. Semoga.

Semoga tulisan singkat ini bermanfaat.

Salam

@maskuncoro

(Tulisan ini juga saya terbitkan di https://main.weku.io/journalist-io/@maskuncoro/menuju-swasembada-beras-di-indonesia-mungkinkah)