Otak Seks #3: "Yang Non Muslimlah, Supaya Nggak Zinah"

in #philosophy7 years ago

Dunia hiburan malam dalam bisnis sepertinya sudah sangat biasa. Menjamu klien dengan segala kesenangan gemerlap hiburannya justru menjadi nampak aneh bila tidak diberikan. Klien pun banyak yang menikmati, bahkan meminta sendiri tanpa malu-malu. Apalagi, gratis, tinggal menikmati saja.

2017-09-13 11.16.18.jpg

Gambar: karya pribadi.

Seorang klien dari jauh akan datang berkunjung ke tempat saya bekerja. Dia bersama timnya datang untuk membahas soal peningkatan jumlah produksi dan variasi produk yang mereka butuhkan. Tentu saja hal ini disambut baik, saya dan rekan-rekan segera mempersiapkan segala sesuatunya.

Salah seorang rekan juga mempersiapkan segala urusan yang berhubungan dengan hiburan bagi mereka. Bukan hanya jalan-jalan, makan, dan oleh-oleh saja, tetapi termasuk hiburan malam dengan para gadis cantik untuk melayani mereka.

"Daripada nanti pusing sendiri, kelabakan kalau mereka minta. Nggak minta pun kitanya yang harus tahu sendiri. Seperti waktu mereka datang ke sini pertama kali, duh, repot! Harus yang beginilah, begiulah, ribet!", katanya menjelaskan.

"Ya, uruslah, saya nggak mau ikut-ikutan. Itu urusan laki-laki," saya membalasnya.

"Nggak usah ikut-ikut! Bahaya! Yang penting duitnya saja! Jangan sampai kurang, ya!".

"Harus dibayarin yah? Hahaha...."

"Masa harus saya yang bayarin, enak saja!", umpatnya.

"Bawa saja kartu kredit kantor, gampang!"

"Memangnya perempuan-perempuan itu mau digesek kartu kredit?", dia mengomel.

Ooops! Salah ya? Ha!!!

Dalam hati, sebenarnya saya tidak setuju dengan cara seperti ini. Tidak harus begini banget, kali! Ada banyak cara elegan lain untuk bisa menjaga dan menghibur klien. Rasanya sama sekali tidak nyaman di hati ini.

Pada hari yang sudah dijadwalkan, mereka datang. Yah, seperti biasa kami pun rapat, makan siang, berbasa basi, begitulah. Hingga akhirnya makan malam selesai. Rekan saya mengedipkan mata. Dia memberi tanda agar saya segera membayar semua tagihan dan menyelesaikan acara makan malam. Dia harus lanjut membawa klien ke tempat lain.

"Sampai besok, yah! Kabar-kabari kalau ada apa-apa."

"Beres, tenang saja."

Semalaman tidak ada kabar. Baru besok pagi-pagi sekali, sekitar jam 7 pagi, rekan saya itu mengirim pesan singkat. "Semalam apes! Bete!", begitu pesannya.

Tidak saya tanggapi, saya yakin dia bisa mengatasinya. Nanti saja di kantor kalau berjumpa, saya akan menanyakan apa yang telah terjadi.

Siang sekitar pukul 2 siang, saya baru masuk kantor. Maklum, sudah perjanjian dari awal kalau saya boleh bebas masuk dan datang kapan saja. Semua klien yang saya tangani berasal dari jauh, kebanyakan dari luar negeri yang membutuhkan komunikasi pada jam-jam kerja mereka. Kalau harus masuk pagi juga, kapan tidurnya?

"Gimana semalam?"

"Gila banget itu orang satu itu. Sinting!!!"

"Kenapa memangnya? Dia ngapain perempuan?"

"Semalam tuh, saya kan sudah siapkan dong, yang cantik-cantik, mulus-mulus, segar. Mahal sedikit tak apa, yang penting terjamin. Sudah, dong, saya biarkan mereka masuk ke dalam sendiri. Saya sudah ngantuk juga, mau pulang."

"Terus?".

"Pas jalan balik, si Bapak boss janggutan itu telpon. Saya pikir dia senang dengan perempuan pilihan saya, eh nggak tahunya dia ngomel. Dia minta ganti. Saya capeklah, malas banget nyari lagi. Tapi dia ngotot, tahu nggak dia maunya apa?".

"Apa?!".

"Dia maunya yang non muslim! Katanya dia, nih, katanya dia yah, dia nggak mau zinah. Dosa! Makanya dia maunya yang non muslim, biar nggak zinah!".

"Whaaattt???!!!"

"Tahu, ah! Jelas-jelas zinah, mau sama siapa juga. Nggak ngerti saya sama pikirannya itu orang. Aneh juga.

Sungguh aneh tapi nyata. Jika tak mengalaminya sendiri, barangkali tidak akan percaya. Dunia ini penuh dengan kebingungan, semuanya bebas banget diputar balik semaunya sendiri. Yang penting enak, orang lain masa bodoh! Begitulah barangkali, ya?!

Tidak mungkin mengubah mereka dengan mudahnya. Siapa pun tidak ada yang bisa kecuali dirinya sendiri. Mau dihukum seperti apapun, dinasehati sampai berbusa pun, kalau dia tidak mau, apa yang bisa dilakukan? Lagipula saya bukan malaikat yang suci tanpa dosa, mana bisa saya menilai dengan baik. Yang ada, saya hanya bisa berasumsi dan berprespsi saja. Kebenaran mutlak, hanya milikNya.

Semoga berguna dan bermanfaat!

Bandung, 13 September 2017

Salam hangat selalu,

Mariska Lubis

Sort:  

This post is upvoted by Polsza for 70 %.
If you want help us growing upvote this comment.
Thanks !

Hadeuhh.. macam2 aja tingkah manusia..

Kalau nggak macam2, bingung juga kali ya... wkwkwk

Hahaha.. kalo cuma semacam, monotn hidup ini

Saya terkagum dengan jalan cerita. Banyak sisi manusia yang bisa kita tulis.

Manusia selama kehidupa ini masih ada, tak akan habis cerita...

Lucu juga ceritanya, kalau non muslim dikirain boleh..krn gk zinahhhh,mhehe

Aneh-aneh aja manusia...

kwkwkwkw
mungkin bapak tu berpikiran zina yang bisa ditolerir

Nggak mengerti saya juga hahaha

Hahaha omes juga tu kak kliennya 😂

Wkwkwkwk.... payah memang...

Hahaha bahaya

Semua hal butuh waktu dan tak mudah mengubah apapun dalam waktu singkat. Salam sukses buat kakak.

Sukses untukmu juga, dearest...

Bagus banget kak 😄

Terima kasih...

@mariskalubis Intriguing put up - many thanks . Have to be terrifying to own this issue. Resteemed.

It is, and thank you.

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 58106.16
ETH 2286.45
USDT 1.00
SBD 2.56