Reading Is Not The Reason I Write (Bilingual)

in #writing6 years ago

My students and my friends asked this question again and again, they thought that I write because I love reading so much. I keep saying no, because that is the truth, I am not writing because I read, I am writing because I want to write. Of course there are a lot of books and writings that influence my thoughts and opinions, but it does not mean that I write because what I read. Eventhough a lot of people believe that readings that makes people write, but for me that is not all about it. There are so many reasons that makes people write, not all readers are writers.

Murid-murid dan kawan-kawan saya sering memberikan pertanyaan ini lagi dan lagi, mereka berpikir bahwa saya menulis karena saya sangat senang membaca. Saya bilang tidak, karena itulah faktanya, saya tidak menulis karena saya membaca, tetapi saya menulis karena saya mau menulis. Tentunya ada banyak buku dan tulisan yang mempengaruhi pemikiran dan pendapat saya, tetapi tidak berarti saya menulis karena apa yang saya baca. Meskipun banyak orang yang yakin bahwa membaca membuat orang menulis, namun bagi saya tidak sepenuhnya demikian. Ada banyak alasan yang membuat orang menulis, tidak semua orang yang membaca juga menulis.

Source: http://legalhistoryblog.blogspot.com/2010/03/how-to-write-article-this-summer.html

I write since I was very young, since I was four years old I already love writing anything I want. Though I can read since I was three years old and spent a lot of my time to read everything that I found to read, but my desire to write is because I need to write. I stayed away from my own family until I grew up, and spent most of my time being alone. It was not easy for me to have someone to talk with, unless I went to school and met my friends, at home it was very difficult to find someone that to talk with. So, I wrote mostly about all the things that I felt and thought at that time, and about how I miss my dad and family so much. For me, my dad is very important, he was the only one who actually know me very much and able to talk to me, but he was always far away from me. I wrote long letters, pages and pages, to my Dad, and that was the reason I write in the beginning.

Saya menulis sejak saya masih sangat kecil, sejak sekitar usia empat tahun saya sudah suka menulis apa saja yang saya mau. Meskipun saya sudah membaca sejak saya masih berusia tiga tahun dan menghabiskan banyak waktu untuk membaca apa saja yang saya bisa temukan untuk dibaca, tetapi keinginan saya menulis bukan karena itu, saya menulis karena saya butuh menulis. Saya berada jauh dari keluarga sampai saya tumbuh dewasa dan menghabiskan banyak waktu saya sendirian. Tidak mudah bagi saya menemukan orang yang bisa diajak bicara kecuali di sekolah dan bertemu teman, di rumah sulit sekali menemukan orang yang bisa diajak bicara. Jadi, saya menulis kebanyakan tentang apa yang saja pikirkan dan rasakan pada saat itu, tentang bagaimana saya sangat merindukan papa dan keluarga. Bagi saya, papa sangat penting, beliaulah satu-satunya yang mengenal saya dengan baik dan bisa bicara dengan saya, sayangnya beliau selalu berada jauh dari saya. Saya menulis surat yang sangat panjang, berlembar-lembar, untuk papa, dan itulah alasan awalnya saya menulis.

What happened to me for more than half of my age at the moment, really inluence my habits up till now, it is easier for me to write instead of talking, especially to my own family. I still having diffiiculties to express my own feeling and thought to them, I rather be remain in silent instead of talking to them, and I write for my own on my diary. Especially, since I know that most of my family did not understand how I love writing and drawing so much. They wanted be to be what they want, not being myself, being a writer and artist are not the right way to be success in life, in terms of money of course. At one point, I burnt all my writings and books that I wrote in front of them, just to express that I was really angry and upset. They might be satisfy to that and thought that I will never write again, but for me, that was the reasons I have a stronger will to write more and more.

Apa yang saya alami selama lebih dari separuh umur saya saat ini benar-benar mempengaruhi kebiasaan sampai sekarang, lebih mudah bagi saya untuk menulis daripada bicara terutama kepada keluarga saya sendiri. Saya masih mengalami kesulitan mengekpresikan perasaan dan pikiran saya kepada mereka, saya lebih memilih diam daripada bicara dengan mereka, lalu menuliskannya di catatan harian. Terutama lagi, sejak saya sadar bahawa keluarga saya banyak yang tidak mengerti betapa saya sangat mencintai menulis dan menggambar. Mereka ingin saya menjadi seperti yang mereka inginkan, bukan menjadi seperti saya sendiri, menjadi penulis dan seniman bukanlah jalan yang benar meraih kesuksesan menurut mereka, yang tentunya sukses dalam arti uang. Ada saat di mana saya membakar semua tulisan dan buku yang berisi tulisan-tulisan saya di hadapan mereka, untuk melampiaskan amarah dan kekecewaan. Mereka mungkin puas akan hal itu dan berpikir bahawa saya tidak akan pernah menulis lagi, tetapi bagi saya, itu justru membuat saya lebih ingin menulis dan lebih banyak menulis lagi.

“Menulis bukan hanya sekedar menulis. Menulis adalah rasa di mana ada roh dan jiwa yang ditanamkan dalam setiap tulisan. Membaca bukan hanya sekedar membaca. Membaca adalah rasa di mana ada roh dan jiwa yang bermain dalam setiap tulisan yang dibaca.” Source: https://bilikml.wordpress.com/sexy-writing-skill/

Once my dad asked me as well, the reason why I write. Actually, my dad really like to see me writing and drawing because that is what he wanted for himself. He was too afraid to write and he did not have time to write as well, he was to busy with his business. He loved reading, he had a lot of books, different kind of books, but he was not a writer. I told him the reasons that I write because God has given me ability to think which I believe that is also the reason why God is always with me. I have freedom to choose and differentiate between right and wrong as well. Writing does not help me to think just with my brain but also with my feelings, with everything that I have given by God, and that makes me feel blessed as well as honour. No other God creatures who can write, except human being, and I should respect that by continue to write. Writing is the way I thank to God for he has given me. After a long period of time, finally I can see my dad smiled for my reasons, and that was enough for me.

Suatu waktu papa saya juga menanyakan alasan saya menulis. Sebenarnya papa senang melihat saya menulis dan menggambar karena itulah yang sebenarnya beliau inginkan juga. Sayangnya, beliau terlalu takut menulis dan juga terlalu sibuk dengan urusannya. Beliau sangat suka membaca, beliau punya banyak sekali buku, berbagai jenis buku, tetapi dia buka penulis. Saya berkata pada beliay alasan saya menulis adalah karena Allah memberikan saya kemampuan untuk berpikir yang saya yakin itulah alasan mengapa Allah selalu bersama dengan saya. Saya juga diberikan kebebasan memilih dan membedakan mana yang benar dan salah. Menulis membantu saya bukan hanya untuk berpikir dengan otak tetapi juga dengan perasaan, dengan segala yang sudah diberikan Allah kepada saya, yang membuat saya merasa sangat diberkati dan terhormat. Tidak ada makhluk Allah lain yang dapat menulis kecuali manusia, dan saya harus menghormati itu semua dengan terus menulis. Menulis adalah salah satu cara saya juga untuk bersyukur atas apa yang sudah Allah berikan kepada saya. Setelah waktu yang sekian panjangnya, akhirnya saya dapat melihat papa tersenyum atas semua alasan saya, dan itu cukup bagi saya.

image

With my experience and what I believe, there are a lot of reasons for us to write. We can get it from anything and not only by readings, hence actually there is nothing that should stop us from writing. We write because we want to write. Thus, it is our willingness that actually play an important role that make us make a decision to write or not. If there is no will to write, reading and even money will not be able to make us to write.

Berdasarkan pengalaman dan atas apa yang saya yakini, ada banyak alasan bagi kita untuk menulis. Kita bisa mendapatnnya dari apa saja bukan hanya dari membaca, kerena itu seharusnya tidak ada yang bisa menghentikan kita menulis. Kita menulis karena kita mau menulis. Oleh karena itu, keinginan kitalah yang memiliki peranan penting yang membuat kita bisa mengambil keputusan untuk menulis atau tidak. Jika tidak ada keinginan untuk menulis, membaca dan bahkan uang sekalipun tidak bisa membuat kita menulis.

Bandung, 1 Juli 2018

Warm regards – Salam hangat selalu,

Mariska Lubis

Sort:  

Iya juga ya kak.. selahap apapun kita membaca, jika memang tidak ada niatan untuk nulis, tak tertulis juga kata-kata tu..

Iya, harus ada keinginan yang membuat kita mau melakukan apapun itu.

Soal menulis ada beberapa perbandingan,

  1. Membaca 70% menulis 30%
  2. Membaca 50% menulis 50%
  3. Membaca 30% menulis 70%
  4. Ada juga suka menulis tapi tidak pernah mau membaca
  5. Ada juga membaca terus belum saatnya menulis

Ya memang bukan berarti membaca itu pasti menulis. ;)

Tapi saya percaya bahwa sedikit banyak apa yang kita baca mempengaruhi apa yang kita tulis. Memang ada orang-orang yang suka membaca tapi tidak suka menulis. Dan juga ada yang menulis tanpa suka membaca. Tapi ketika menulis seperti cerpen atau puisi, itu perlu memperbanyak membaca untuk menambah ilmu. Correct me if I'm wrong, Kak @mariska.lubis. Hehe.

Bacaan pasti mempengaruhi karena menulis butuh sekali wawasan dan ilmu, semakin luas wawasan dan ilmu juga pengalaman maka akan semakin "kaya" tulisan biasanya. Dalam soal cerpen dan puisi, semua bentuk prosa, membutuhkan "rasa" dan pendalaman dalam pemikiran untuk membuat karya itu bisa memiliki penghayatan yang bisa dirasakan oleh semuanya.

"Saya menulis karena saya mau menulis"
Kata-kata ini salah satu penyemangat saya untuk kembali menulis di Steemit setelah vakum hampir 6 bulan lebih. Semoga guru perempuan seperti Mbak @mariska.lubis semakin banyak agar membangkitkan semangat steemian perempuan lainnya. Salam mbak :)

Semoga berguna dan bermanfaat ya... menulis itu tidak pernah ada ruginya kok, malah sangat bermanfaat untuk diri kita sendiri juga.

Iyaa mbak. Terimakasih pelajaran baiknya. Semoga saya bisa seperti mbak suatu saat nanti.. :)

Saya juga berfikir sama kak @mariska.lubis
Kadang pun saya jenuh saat tulisan saya tidak menarik
Tpi itu saya jadikan Hoby,karena guru saya @arafatnur selalu memberi semangat

Salam penulis kak @mariska.lubis

Semangat

Jenuh itu biasa dan akan dialami dalam setiap perjalanan apapun yang dilakukan, penguasaan dan pengendalian diri memang sangat diperlukan. Semangat terus ya!

Terimakasih untuk dukungannya kak

Tidak ada kata lain untuk anda @mariska.lubis,sukses selalu dan tetap semangat,saya @teungkumerdu selalu mendukung anda.

sebuah pemikiran psikolog mbak. memang kalau kita menulis tapi tidak suka membaca langsung.tapi di dalam menulis kita sudah membaca.konten yang berkualitas sekali mbak @mariska.lubis

terima kasih semoga berguna dan bermanfaat ya.

Setuju, Rika senang sekali membaca kalimat "Saya menulis karena saya senang menulis". Rika juga seperti itu.

asyik, ya sebaiknya memang menulis karena mau menulis saja karena itu akan membuat kita lebih merdeka.

Terimakasih atas tulisan ini mbak. Memberi gambaran yang jelas sekali kenapa harus menulis. Menulis karena ingin menulis.

semoga berguna dan bermanfaat.

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 62817.54
ETH 2573.14
USDT 1.00
SBD 2.74