Awal Mula Saya Mengenal Steemit
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Salam kenal dari saya, orang baru di dunia Steemit!
Sebenarnya ini merupakan akun steemit saya yang kedua. Akun yang pertama saya, saya buat pada awal Agustus 2017. Namun akun tersebut lebih saya tujukan sebagai ajang ujicoba saja. Tak banyak artikel yang saya posting di akun tersebut. Semuanya saya tulis begitu-begitu (meunan-meunan). Hehehe...
Oke. Baiklah, sebelum beranjak lebih jauh dengan postingan-postingan berikutnya, akan saya paparkan terlebih dahulu sedikit mengenai awal mula saya mengenal dunia Steemit, dunia yang katanya penuh dolar. Entah itu benar, atau mungkin hanya sebatas mimpi saja.
Sebagaimana kebiasaan setiap habis magrib, saya selalu menyempatkan diri berselancar di jejaring sosial facebook sembari menikmati segelas kopi.
Nah, kenapa harus minum kopi?
Baiklah, sedikit akan saya jelaskan terlebih dahulu mengenai kelebihan minum kopi.
Pada dasarnya kopi itu penting. Teh bagaimana? Teh juga penting. Lalu bagaimana dengan Susu? Susu juga tak kalah penting. Ketiga jenis minuman tersebut pada dasarnya sama-sama penting, sama-sama dibutuhkan tubuh. Namun di antara ketiga jenis minuman itu, yang paling penting adalah kopi. Orang Aceh jaman now mengatakan : "Jep kupi, nak bek pungoe." (Minum kopi, agar tidak gila)
Nah, jelas sudah kan kenapa kita harus minum kopi? Minum kopi itu penting supaya “tanyoe bek pungoe” (agar kita tidak gila). Hahaha...
Oke. Kita kembali ke pokok permasalahan, tentang awal mula perkenalan saya dengan steemit.
Ceritanya begini : Malam itu, sembari mengecap nikmatnya aroma kopi, saya berinisiatif membuka facebook sebagai hiburan, hitung-hitung bisa menjadi selingan sambil menunggu datangnya waktu Isya.
Setelah masuk, saya melihat sebuah pesan sudah menunggu di kotak masuk. Selanjutnya tanpa menghiraukan pemberitahuan-pemberitahuan lain, saya bergegas membuka kotak pesan itu. Ternyata pesan itu berasal dari @abunagaya, yang kemudian saya ketahui bernama asli Muhammad Razali. Berikut petikan pesannya :
"Assalamu'alaikum. Ada pakai Steemit?" Tulis Abu memulai obrolan.
"Wa'alaikum salam. Tidak, Abu." Jawab saya.
"Saya pikir sudah pakai. Penggunanya sudah lumayan ramai sekarang."
"Oke. Saya akan pantau dulu suasana di dalamnya."
"Selama ini saya sudah jarang online di Facebook. Saya sudah lompat ke Steemit. Bisa like, bisa share, bisa komen. Kelebihannya, setiap postingan, kita dibayar. Tergantung menarik atau tidaknya artikel atau photo yang kita posting. Makin menarik postingan, makin mahal pula bayarannya." Jelas Abu panjang lebar.
"Apakah Steemit itu sebentuk aplikasi juga?" Tanya saya.
"Ada aplikasi, ada versi web juga. Saya lihat kamu sering menulis artikel dan punya blog. Apa salahnya mencoba Steemit. Di sana kita dibayar secara gratis, tidak seperti di blog, incomenya lama. Postingan saya beberapa hari yang lalu sudah dibayar sekian dolar." Ia menyebutkan sejumlah harga yang sudah didapatkannya di media itu.
"Wah, menarik kayaknya. Harus saya pelajari dulu tentunya. Kalau memang dibayar, kayaknya saya harus fokus ke menulis." Kata saya.
"Di tempat kita ada komunitas Aceh Steemet. Di sana bergabung para petinggi-petinggi Steemit, para senior, para penulis-penulis handal. Kalau memang butuh 'surah' panjang, silakan merapat ke M. (Maksudnya M. Kupi, Cafe miliknya di kawasan Simpang Empat Krueng Geukueh). Hahaha..." Abu tertawa, mungkin karena ia sudah menyelipkan nada promosi di ujungnya.
Menanggapi ketawa Abu, saya turut ketawa juga. "Hahaha..."
Nah, karena disitu ada iming-iming dolarnya, saya jadi termotivasi untuk bergabung dengan steemit. Hehehe...Namun pada dasarnya, dolar bukanlah tujuan utama dari sebuah jejaring sosial seumpama Steemit. Ada sesuatu yang lain yang lebih penting dari dolar, yakni teman, wawasan, dan tentu saja kehadiran Steemit dapat menjadi ajang untuk menambah wawasan dan melatih kreatifitas menulis.
Maka dari itu, sebagai orang baru di dunia Steemit, sudah pasti saya membutuhkan banyak bantuan dan masukan dari teman-teman steemian semua yang ada di Indonesia khususnya, dan seluruh dunia umumnya, agar steemit ini dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat terutama dalam hal informasi dan kreatifitas.
Demikian kisah tentang awal mula perkenalan saya dengan Steemit. Untuk selanjutnya, "dua jaro di ateuh ulee," follow saya dan upvote saya juga ya?
Terima kasih untuk @abunagaya dan terima kasih juga untuk semua.
Wah, menarik juga ceritanya, bisa menjadi inspirasi, juga penghilang stress. Hehe...
Hehehe...Terima kasih bang. Semoga terhibur.
Congratulations @malacanang! You have completed some achievement on Steemit.
Thank you Mr. @takada.
Welcome boss, semoga sukses
Oce, thank you Mrs. @masniaty.
Hai, helo @malacanang.. Selamat bertemu di Steemit! Senang melihat anda gabung di sini.. telah upvote.. :^)
Waduh...Terima kasih atas komentar dan upvotenya @puncakbukit. Senang sekali bisa berteman denganmu.
Ada-ada saja. Tapi boleh juga. Saya suka tulisanmu @malacanang.
Thank you @mantiga. Semoga terhibur. Salam kenal.