Ketika Makanan Kaki Lima Masuk Showroom

in #indonesia6 years ago

image

Ada banyak hal-hal unik yang kerap kali menggelitik sisi kehidupan kita. Semisal, bagaimana mungkin showroom yang biasanya memajangkan mobil justru yang terpampang adalah Mie Ayam dan Es Dawet.

Pemandangan ini baru pertama kalinya saya lihat, bertempat di showroom Nissan Motor Indonesia Cabang Aceh, yang beralamat di Lamteumen, Banda Aceh.

Tadi, kebetulan saya menghadiri acara launching salah satu produk terbaru mereka, mobil Datsun Cross. Yang katanya, mobil pertama yang menggunakan teknologi CVT. Teknologi CVT memiliki kelebihan lebih halus nan lembut ketimbang jenis teknologi matic pada umumnya. Sekaligus, untuk pertama kalinya Datsun menggunakan teknologi metic.

image

Sudah, bukan itu yang ingin saya bahas. Saat yang lain sibuk melihat dan terlanjur penasaran dengan Datsun Cross, pandangan saya justru tertuju pada corner showroom yang ada makanannya.

Tanpa saya pesan, dua makanan; mie ayam dan es dawet dengan segera dihidangkan di atas meja saya. Setelah melahap habis keduanya, saya pun berpikir lebih jauh atas keunikan ini.

Di hadapan pasar, sekalipun ada ketimpangan antara kapitalisme dengan kerakyatan, ternyata di saat-saat tertentu bisa juga terjalin kompromi di antara keduanya. Showroom mobil mewakili kapitalisme global, sedangkan mie ayam dan es dawet dengan gerobaknya mewakili ekonomi rakyat yang pinggiran.

Keduanya sama-sama menguntungkan. Dalam promo produk Datsun Cross, dari keterangan Kepala Cabang yang saya wawancarai, menyampaikan bahwa sasaran pasar utama mobil ini menyasar kalangan menengah ke bawah, dengan harga di bawah 200 juta.

Tampaknya, secara psikologis, kehadiran mie ayam dan es dawet mencoba mensugesti konsumen bahwa ada keterjangkauan yang tak perlu dikhawatirkan. Dalam term perang pasar, ini berfungsi sebagai psycologis yang diharapkan mampu mengusik pikiran konsumen. Tentu, di lain sisi kehadiran mie ayam dan es dawet secara budgeting (biaya) lebih irit dalam menjamu para tamu.

Perkawinan dua mazbah pasar ekonomi ini memberikan arti bahwa; atas nama keuntungan, acap kali, apapun latar belakang, di atas saling menguntungkan tetap saja bisa bersatu. Yang pelik itu tafsir, sedangkan fulus mah ya lempang-lempang aja.

image

Masuknya makanan kaki lima ke dalam showroom mobil adalah potret bagaimana kompromi ekonomi senantiasa cair. Deal-deal jauh lebih mudah dan menggembirakan bagi pihak yang bersekutu, dan selalu ruwet bagi mereka yang mencoba mencari kesalahan. Tentu pedangan mie ayam dan es dawet sumringah, keduanya tidak perlu berpanas-panasan berkeliling. Dagangannya, habis tidak habis, toh dibayar semua oleh pihak showroom.

Maka selalu penting untuk paham, pasar selalu punya kuasa dengan hegemoninya. Sedangkan kita, sebagai entitas didalamnya hanya perlu mengontrol semanapun kita mampu. Dengan tujuan dan kepentingan masing-masing. Lebih jauh, jangan melupakan satu hal; kemaslahatan bersama.

Sort:  

hanya ada di Indonesia ya bang :D

Haha. Begitulah bang, di Nusantara keunikan tak pernah padam. Entah karena selera humor masyarakat kita yang tinggi. Wallahualam. Well, terima kasih sudah mampir di tepat kami.

Kreatifitas tanpa batas, mungkin itu.. hahaha

Jelas brother. Jangan kasih kendor! Gas terus.

Upvoted ☝ Have a great day!

Simbiosis mutualisme Bang😊

Tepat sekali. Istilah simbiosis mutualisme ternyata gak hanya paten di biologi ya. Ada cinta antara abg gerobak mie ayam dan es dawet dengan abg-abg showroom. Eh, tapi cinta dalam bisnis. Haha

Coin Marketplace

STEEM 0.21
TRX 0.13
JST 0.030
BTC 66822.94
ETH 3490.23
USDT 1.00
SBD 2.90