#Kems : The Happiness to be a Creator Content

Kebahagiaan menjadi kreator konten sangat saya rasakan saat menjadi seorang Steemian di pertengahan tahun 2017. Sebelumnya memang saya sudah belajar menjadi seorang kreator konten untuk video ngetrip bersama teman dan dimuat di Youtube. Namun usaha itu memang harus punya kerja keras yang lebih. Dua tahun menjadi kreator konten di youtube namun hasilnya belum maksimal yang saya dapatkan. Mulailah bermain secara curang untuk menjadi kreator konten yang "Plagiat". Namun kebahagiaan itu tak kunjung juga saya rasakan. Mengapa? Karena tak puas dengan hasil yang dilakukan.

Mulai merambah ke Steemit yang bermula dari ajakan teman yang mengirimkan link Steemit ke room chat di Facebook. Namun tak langsung saya pedulikan, karena takut akan link-link scam yang bertebaran di jagad maya. Di hari itu juga karena rasa penasaran, mulailah saya mencari tahu di dunia internet yang merambah melalui google tentang hal ini. Lalu dapatlah sebuah jalan bahwa Steemit ini adalah sebuah media sosial yang berbasis Blockchain namun bukan cuma untuk ngeblog. Karena rasa penasaran semakin tinggi, akhirnya saya acuhkan pesan yang dikirimkan melalui room chat yang ada di facebook tadi. Mulai saya bertanya langsung dan dengan respon yang cepat balasan pun saya terima.

Penjelasan demi penjelasan pun saya ikuti guna mengetahui lebih tentang Steemit. Setelah penjelasan yang panjang kali lebar kali tinggi dan tak meluas-luaskan cerita, akhirnya saya mendaftarkan akun untuk jadi bagian di Steemit.

Saya tak malu-malu untuk mengatakan bahwa saya memang mencari uang lewat dunia maya, yang banyak memberikan pundi-pundi dollar yang bakal menjadi penghasilan lebih untuk diri sendiri. Setelah itu, akun saya pun saya terima dengan sangat cepat waktu itu, sekitar tiga hari. Ternyata ada yang lebih cepat lagi, "Tiga Bulan". Hahaha

Pada saat akun saya diterima, panduan penggunaan awal pun diberitahu oleh teman tersebut (nama disamarkan sebut saja bunga). Saya harus memperkenalkan diri sebagai seorang pengguna baru yang ikut bergabung di Platform Steemit. Mengapa harus perkenalan diri? Nantikan yang lain juga tahu kalau ini akun memang kita yang kelola.

Ternyata pandangan saya berbeda. Melakukan perkenalan diri itu, layaknya bak verifikasi akun yang sahih yang kita miliki dan guna pengecekan oleh pihak-pihak yang berwajib (bukan polisi). Setelah perkenalan banyak teman-teman yang merespon postingan yang saya buat pertama kali itu.

Perjalanan dimulai, dengan beberapa postingan saya mencoba konsisten untuk membuatnya, karena mindset awal saya ini media sosial yang disuruh ngeblog jadi harus menulis panjang kali lebar guna mendapatkan kurasi yang dulunya saya cuma tau namanya vote. Pelan-pelan saya jalani dengan postingan yang dulunya tentang travelling. Namun pundi-pundi vote hanya ada beberapa saja dan sempat berfikir bahwa "ah sudahlah cari yang lain lagi yang lebih profit".

Namun selang beberapa minggu setelah saya terus membuat postingan, hadir pada saat itu Hard Fork yang ke 19. Beberapa postingan yang pernah saya buat mengalami peningkatan 3 sanpai 4 kali lebih besar dari yang saya bayangkan. Hal itu menjadi pemicu untuk lebih semangat lagi membuat postingan. Ternyata hal itu hanya terjadi beberapa waktu saja. Saya yang masih awam tidak tahu menahu masalah itu jadi semakin penasaran.

Setelah beberapa bulan aktif, namun postingan tak kunjung mendapatkan vote besar yang seperti saya bayangkan dan sudah saya alami saat malam Hard Fork tersebut. Singkat cerita, saya iseng membaca beberapa postingan trending yang hadir di feed post. Ternyata disana hadir beberapa project yang dibangun oleh Steemian luar negeri dan semakin heran mengapa nilai vote mereka besar-besar. Sebelumnya memang saya sudah bergabung bersama teman-teman yang mendirikan komunitas yang diberinama KSI hingga saat ini.

Rasa penasaran semakin bertambah akan nilai vote besar itu. Ternyata, disini bukan hanya sekedar posting, berkomentar terus tidur. Ada hal yang lebih fantastis bila kita lebih membaca banyak postingan yang dilakukan oleh orang lain.

Lebih dalam lagi saya menyelam dan oksigen pun lupa saya bawa hingga harus mencari pelampung untuk bersandar. Ternyata, kreator konten yang dimaksud disini bukan hanya menjadi penulis, baik penulis sastra maupun penulis blog. Melainkan menjadi seorang yang betul-betul mengerti akan apa yang dihadirkan dan menjadi diri sendiri.

Vote menjadi nilai bonus pada setiap konten atau karya yang diberikan, yang menjadi nilai plus adalah dengan membangun komunitas yang luas. Saya mulai membaca Steem White Paper dan Blue Paper serta belajar lebih tentang blockchain dan sampai hari ini masih terus belajar.

Makna dari komunitas disini bukan terkotak-kotak, melainkan untuk memperkuat komunitas itu sendiri. Komunitas dalam bahasa indonesia, community dalam bahasa inggreh merupakan makna yang luas. Community dalam bahasa inggreh adalah seluruh individu yang bersatu menguatkan platform ini dari segala aspek kemudian membangun jaringan yang bagus kepada pengguna lainnya. Tak beda dengan membuka sebuah tempat usaha, dengan membangun jaringan ke beberapa rekanan lain serta cara untuk menjual isi dari tempat usaha tersebut.

Memulai petualangan baru di 2018, saya semakin tertarik belajar mengenai blockchain. Sampai saat ini rasa penasaran masih selalu ada dan kepingin tau lebih akan hal itu. Setiap dari kita pasti punya motivasi masing-masing.

Sudah pasti memang Steemit menjadi sebuah lapak atau wadah untuk mendapatkan pundi-pundi tersebut. Membaca merupakan hal yang paling membosankan bagi saya, tapi itu harus agar pemahaman dan ilmu baru bisa didapat.

Saya senang dan bahagia menjadi kreator konten di Steemit. Karena bisa berekspresi lebih dan tak muluk-muluk. Berekspresi bisa saya lakukan lebih, karena semuanya dihargai walaupun kecil. Semangat !!

Sekian pidato singkat diatas saya bikin, bukan maksud untuk menggurui namun itu semua hanya tulisan pendek yang hampir menyerupai tulisan dan semua isi diatas adalah pandangan saya sendiri.

Terima kasih telah membaca !!

Jangan Lupa Bahagia

Regards,

@kemal13

Join to Discord Komunitas Steemit Indonesia