The Diary Game (Jumat 30 Agustus 2024)- Muhadatsah Mahasantri

Jumat bukan hanya hari berkah tapi juga hari yang titik singgungnya selalu menyuntuh dengan nama sejumlah kegiatan mulia, setidaknya bagi saya. Diantara banyaknya adalah muhadatsah Mahasantri. Muhadatsah adalah praktik berbicara bahasa asing antar sesama; bahasa Arab dan bahasa Inggris. Muhadatsah adalah kegiatan baku setiap subuh jumat jika pengajian mahasantri bersama Abi MUDI ditiadakan.

Setelah selesai jamaah salat subuh, seluruh mahasantri diarahkan oleh pihak bertanggung jawab untuk menuju ke halaman mesjid poe teumeureuhom. Kali ini yang ikut adalah penghuni langai 3 gang hasani. Sebenarnya muhadatsah diwajibkan untuk seluruh mahasantri setiap subuh jumat. Akibat keterbatasan halaman maka muhadatsah diandakan secara bergiliran.

Dimikian alasan yang disungguhkan saat pertanyaan itu muncul dalam rapat beberapa bulan lalu. Tapi saya pernah beberapa kali berfikir; apa tak cukup tempat atau karena mahasantri sudah terlalu ramai. Akhirnya kesimpulannya juga sama; banyak santri atau sempit tempat, sama-sama tidak memungkinkan untuk diadakan acara muhadatsah secara serentak. Hehe

momen saat acara muhadatsah berlangsung

Sebagaimana waktu yang telah ditetapkan, acara duduk soal gulung lapak pada jam 07:00. Itu artinya acara itu hanya berlangsung selama satu jam. Setelahnya saya pulang kerumah.

Setelah selesai dengan beberapa kegiatan di rumah, mejelang siang saya beristirahat. Rumah adalah tempat yang saya pilih untuk itu.

Menjelang magrib, kembali lagi ke pesantren. Bagi saya, bukan masalah bolak-balik dari rumah ke pesantren. Pasalnya jaraknya hanya 2 KM. Bisalah pulang jalan kaki. Demikian kira-kira jarak dekatnya.

kegiatan di pesantren lanjut menulis

Tidak ada kegiatan yang sedang aku akhir-akhir ini melainkan menulis sesuatu yang telah aku pilih jalan jalan hidup dari 2 bulan yang lalu dan Insya Allah akan berlangsung tiga bulan kedapan. Semoga. Kegiatan menulis sedikit terhambat dalam beberapa hari terakhir. Pasalnya tema-tema yang sedang saya kupas relatif berat. Katakanlah karena mebludaknya data yang telah saya simpan.

Iya, minimnya data memang identik dengan sulit untuk menyelesaikan sebuah tulisan. Tapi jangan salah! Terlalu banyak data juga bisa menyebabkan hal yang sama bahkan bisa lebih parah. Alasannya data yang membludak itu tidak menyungguhkan ide yang sama. Akibatnya kita sebagai penulis diembakan tugas; katakanlah untuk menyeregamkan. Sebuah tugas yang mudah diucapkan, tapi mewujudkannya butuh banyak istigfar.

📷 Picture	Photography
Model	iPhone 7 plus
iOs	15it
Camera used	Handphone
Photographer	@joel0
Location	Aceh
Edit	lnCollage

Best Regard @joel0