Education, Including Expending or Investing? (English-Bahasa)

in #steemiteducation7 years ago (edited)


source

In Economics, expenditure and investment are two terms that both show the activity of spending money but have different meanings. Expenditure is the activity of spending money to meet the primary, secondary and tertiary needs. Like shopping for food, paying electricity and buying credit, buying fuel for transportation, Meanwhile, Investing is the activity of spending money by hoping that in the future it will generate huge profits. Of course, readers agree, being a steemian is an investment effort as well.

Well, the child education fund should be categorized as an investment. because, the child as a life asset of parents is expected to have the ability to survive, develop skills to get a promising profession so that the environment where children live is also benefited through education.

But, in terms of expectations between parents position as consumer and school positions as education providers, especially private schools in Indonesia, we will find two different things. As a consumer, parents expect high quality schools at an affordable cost. Meanwhile, on the other hand, a wise school must have salary paying by considering the welfare of the teacher's life. The only way is to raise the school fee (SPP).


source

As an educator, how do we keep parents educating their children even with limited finances? I will summarize the answer of the question into several points.

1. give the explanation to the child's parents that education is an investment, not a mere expense. Initially, parents may not immediately feel the benefits. However, after going through a long process to gain knowledge, then the child will be able to produce coffers that help lift the family economy. This step can also minimize the attitude of Indonesian people who lighter spending money to spend on expensive items in the Mall or eat well in restaurants.

2. Be open in discussion. Many parents got misconceptions in terms of choosing priorities in their lives. As more priority to buy cigarettes than to pay school fee. If the school has become a priority but the income is still not supporting. So it is necessary to suggest that children attend a school that provides scholarships. The result is 2 possibilities, either the parent may receive, or reject the suggestion.

3. Propose parents to send their children to school that demands their contributions to family finances. Teachers can enlighten that good education is not only obtained from expensive schools, but good education is an education that is able to develop talents and increase the interest of children to form a competent person.

4. Asking parents’ willingness to educate children at home. It does not mean that the child follows the entire education from morning to night at home with parents as teachers, but parents contribute to teach skills that need to be developed, motivate children to grow in an intelligent way, help solve child's difficulties, and design creative projects according to multiple intelligences.

It would be wise if the government contributed to the solution for the equitable distribution of quality education. Operational funding is very influential on the process of education. May the parents keep their children to school up to the highest level in the hope that the family's economy will be more helpful. Although, the quality of school is always directly proportional to the amount of contributions.

Hopefully this information will be useful for the readers, greetings from account @jamanfahmi. Thanks.

Reference

Chatib, Munif. 2013. Orangtuanya Manusia. Bandung : Kaifa.

Pendidikan, Termasuk Pengeluaran atau Investasi?


source

Dalam Ekonomi, pengeluaran dan investasi adalah dua istilah yang sama-sama menunjukkan aktivitas mengeluarkan uang namun memiliki arti berbeda. Pengeluaran adalah kegiatan mengeluarkan uang untuk memenuhi keperluan primer, sekunder dan tersier. Seperti belanja kebutuhan makan, membayar iuran listrik dan membeli pulsa, membeli bahan bakar untuk transportasi, Sementara, Investasi adalah kegiatan mengeluarkan uang dengan berharap bahwa di masa yang akan datang menghasilkan keuntungan yang besar. Tentu saja pembaca setuju, menjadi steemian merupakan usaha berinvestasi juga.

Nah, dana pendidikan anak seharusnya dikategorikan sebagai investasi. Sebab, anak sebagai aset hidup orang tua diharapkan dapat memiliki kemampuan bertahan hidup, mengembangkan keterampilan untuk mendapatkan profesi yang menjanjikan sehingga lingkungan tempat anak tinggal juga terimbas manfaat melalui pendidikan.

Tapi, bila ditinjau dari harapan antara orang tua pada posisi konsumen dan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan, terutama sekolah swasta di Indonesia, kita akan menemukan dua hal yang berbeda. Sebagai konsumen, orang tua tentu mengharapkan sekolah dengan kualitas tinggi dengan biaya yang terjangkau. Sementara itu, di sisi lain, sekolah yang bijak harus mempu menggaji dengan mempertimbangkan kesejahteraan hidup guru. Satu-satunya cara adalah dengan menaikkan uang iuran sekolah (SPP).


source

Sebagai pendidik, bagaimana upaya kita agar orang tua tetap menyekolahkan anak meskipun dengan keuangan yang terbatas? Berikut ini akan saya rangkum menjadi beberapa poin.

1. Memahamkan orang tua anak bahwa pendidikan adalah investasi, bukan pengeluaran semata. Awalnya, mungkin orang tua tidak langsung merasakan keuntungan. Namun, setelah melalui proses panjang untuk menimba ilmu, maka anak akan mampu menghasilkan pundi-pundi yang membantu mengangkat perekonomian keluarga. Langkah ini dapat juga meminimalisir sikap masyarakat Indonesia yang lebih ringan mengeluarkan uang untuk belanja barang mahal di Mall atau makan enak di restoran.

2. Bersikap terbuka dalam berdiskusi. Banyak orang tua yang mengalami miskonsepsi dalam hal memilih prioritas dalam hidupnya. Seperti lebih mengutamakan membeli rokok daripada membayar iuran sekolah. Bila sekolah sudah menjadi prioritas namun ternyata pendapatan tetap tidak mendukung. Maka perlu menyarankan agar anak mengikuti sekolah yang menyediakan beasiswa. Hasilnya ada 2 kemungkinan, bisa jadi orang tua menerima, bisa pula menolak saran tersebut.

3. Mengusulkan orang tua untuk menyekolahkan anak di sekolah yang menuntut iuran sesuai dengan keuangan keluarga. Guru dapat memberi pencerahan bahwa pendidikan yang bagus tidak semata hanya diperoleh dari sekolah yang mahal, tapi pendidikan yang bagus adalah pendidikan yang mampu mengembangkan bakat dan menambah minat anak agar terbentuk pribadi yang kompeten.

4. Meminta kesediaan orang tua mendidik anak di rumah. Bukan berarti anak mengikuti pendidikan keseluruhan dari pagi sampai malam di rumah dengan orang tua sebagai pengajar, melainkan orang tua ikut berkontribusi mengajarkan kemampuan-kemampuan yang perlu dikembangkan, memotivasi anak untuk tumbuh dengan cara yang cerdas, membantu menyelesaikan kesulitan anak, dan merancang proyek kreatif yang sesuai dengan multiple intelligences-nya.

Alangkah bijaknya bila pemerintahan ikut menyumbang solusi demi pemerataan pendidikan yang berkualitas. Dana operasional memang sangat berpengaruh terhadap berjalannya proses pendidikan. Semoga para orang tua tetap menyekolahkan anaknya hingga jenjang yang paling tinggi dengan harapan agar perekonomian keluarga menjadi lebih terbantu. Meskipun, kualitas sekolah selalu berbanding lurus dengan besarnya iurannya.

Semoga informasi ini bermanfaat untuk para pembaca, salam dari akun @jamanfahmi. Terima kasih.

Referensi

Chatib, Munif. 2013. Orangtuanya Manusia. Bandung : Kaifa.

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.16
JST 0.029
BTC 62667.39
ETH 2432.00
USDT 1.00
SBD 2.66