Nyawa Tersaring 4

... cucu tengku pulo tidak sadarkan diri dan terpksa di bawa dengan ambulan ke rumah sakit umum kota kabupaten, setelah dirawat satu malam di rumah sakit, tim dokter dan pihak keluarga akhirnya diperbolehkan melakukan rawat jalan, cucu Tgk pulo pulang kerumah dan dirawat oleh dokter pribadi sang kakek alm Tgk pulo yang selalu setia merawat dan menangani semua masalah kesehatan seluruh keluarga almarhum panglima Tgk pulo.
Seperti layaknya orang biasa yang meninggal dunia di kediaman almarhum panglima pada malam harinya diadakan samadiah untuk para arwah yang meninggal dunia dan para pendahulu, samadiah biasanya dilaksanakan tiga malam berturut-turut, namun di kediaman almarhum panglima Tgk pulo samadiah dilakukan tidak bisa di hentikan karena setiap malam tamu dari berbagai daerah di seluruh Aceh datang silih berganti melaksanakan samadiah setiap malamnya hampir satu bulan penuh.
Sang cucu pewaris keturunan sang panglima hampir tidak luput dari perhatian setiap tamu dari berbagai daerah karena setiap malam mengikuti samadiah.
Hari terus berganti sang cucu sesekali bertanya, kakek kok belum datang,, pengawal dan istri panglima hanya bisa terdiam dan mengalihkan kalau sang cucu pagi harus berangkat ke sekolah, setelah sarapan pagi dengan roti kering dan segelas teh hangat dan uang saku lima puluh rupiah, masa itu dengan jumlah uang tersebut bisa membeli dengan perbandingan lima rupiah satu porsi makanan lontong atau satu porsi nasi dan lauk, sehingga sang cucu bisa mentraktir hampir sepuluh orang teman-teman yang tidak di bekali jajan oleh orang tua, sang cucu harus berjalan kaki sendiri sekitar lebih kurang tiga kilometer dengan pengawasan ketat pasukan pengawal rahasia almarhum Tgk pulo dari jarak jauh secara diam-diam. setelah salaman dan mencium tangan sang ayah dan ibu ketika hendak beragkat kesekolah sang ibu pernah berpesan, nak hati-hati di jalan jangan jalan di aspal jalan lah di pinggir, karena masa itu jalan aspal di lalui truk-truk besar, sehingga dengan lugunya sang cucupun gagah berani berangkat ke sekolah mematuhi pesan sang ibu, sehingga mengundang kegelian dan membuat para pengawal yang tidak pernah senyum ikut tertawa menyaksikan dan mengawasi apa saja yang di perbuat sang cucu memaknai Pesan-pesan sang ibu dan mengerjakan tanpa bantahan, sehigga begitu pulang dari sekolah, sepatu kaus kaki penuh lumpur dan kotoran, sang ibu sangat terkejut dan kaget ....

             Bersambung 

@is4r