SEC-S11W2: "My life as a Parent or Kid and Joys and Sadness"

Pernikahan telah memberikan banyak perubahan dalam kehidupan saya, tidak hanya dari segi tanggungjawab dan emosional tetapi bagaimana saya harus mengatur tata kelola sehingga dapat mencapai kehidupan yang lebih baik sesuai dengan impian saya dan masa depan anak-anak nantinya.

Ketika menjalani perubahan fase, dari sebelumnya berstatus sebagai seorang anak, kemudian berubah menjadi sebagai seorang suami dan orang tua, tentu memiliki kisah yang tidak selamanya indah, faktor finansial menjadi tantangan utama dalam hidup saya, dari sebelumnya memiliki segalanya dan kemudian sektor keuangan menurun drastis.

Ini merupakan tantangan hidup yang telah saya jalani dan semua pasti memiliki kisah yang komplek. Untuk meningkatkan partisipasi pengguna terhadap topik yang menarik ini, saya mengundang rekan saya lainnya @heriadi, @harferri dan @hoesaid untuk dapat bergabung dalam topik ini.

Sebuah momen paling bahagia setelah menikah adalah ketika mendapatkan kabar dari istri tercinta bahwa dia telah terlambat menstruasi, ini merupakan berita yang ditunggu-tunggu oleh pasangan setelah mereka menikah. Saat itu saya sedang mengikuti program pendidikan Kompetensi di Ibukota Provinsi selama hampir seminggu lamanya. Tiba-tiba pada pagi hari sekitar pukul 05.30 pagi ponsel saya berdering.

"My Wife Calling", dengan tergesa-segesa segera saya mengambil ponsel yang saya letakkan dimeja dekat lampu tidur dan mengangkatnya, dia awalnya membuat saya gelisah, katanya dalam beberapa hari terakhir kondisi fisiknya menurun, sepertinya harus mendapatkan perawatan dirumah sakit.

Saya panik dan segera mengatakan kepadanya bahwa saya akan segera pulang dan meninggalkan pelatihan yang tersisa 2 lagi lagi, saya berpesan kepadanya untuk meminta keluarga membawanya kerumah sakit. Taerus dia tertawa... dan menyampaikan berita bahagia bahwa dari hasil Test pack strip, dia positif hamil.😊😇

Kehamilan anak pertama merupakan hal yang paling dinantikan dan memberikan luapan emosi yang mendalam bagi pasangan paska nikah, saya sangat bahagia dan lebih aktif mengikuti sisa pelatihan yang saya ikuti waktu itu. Untuk merayakannya saya berbagi kebahagiaan dengan keluarga besar dan temn-teman yang lainnya.

Saya terus menghubungi istri saya selama waktu istirahat dan memastikan kesehatannya, mengingatkannya untuk meningkatkan asupan gizi dan asam folat untuk kebutuhan janin didalam kandungan, saya juga mengingatkannya untuk mengkonsumsi buah-buahan secara rutin setiap waktu karena itu baik untuk bayi kami.

Kebahagiaan ini bukanlah hanya kebahagiaan saya dan istri, tetapi seluruh keluarga besar saya pun ikut bahagia atas berita tersebut, apalagi mertua saya yang merupakan cucu pertama mereka kelak, perhatian dan cinta kasih ditunjukkan secara purna waktu untuk kami.

Bahagia dan sedih merupakan dua hal yang tidak dapat terpisahkan, saya tidak percaya jika dalam kehidupan ini terus dilalui dengan kebahagiaan, dan saya mengalami fase pasang surut sehingga memiliki titik kritis yang menyebabkan rasa sedih yang mendalam.

Saat melahirkan anak kedua dengan rentang waktu yang sangat dekat dengan anak pertama, tentu butuh energi dan waktu yang banyak untuk dicurahkan kepada keluarga, sehat dan sakit menjadi faktor yang saya alami, saat itu ketika anak saya yang kedua berusia 7 bulan, anak kedua pun menderita deman tinggi, hujan lebat mengguyur sepanjang malam, sehingaa saya hanya dapat memberikan pertolongan awal dengan memberikan Sanmol Drop untuk mengantisipasi demamnya semakin tinggi.

Tetapi karena kondisinya diikuti dengan muntah dengan frekwensi yang sering, asupan obat tersebut tidak menurunkan demamnya, saya panik dan tidak dapat berbuat banyak, kecuali terus memberikan kompres hangat diarea hipothalamus dan lipatan paha serta ketiaknya.

Karena kelelahan, saya dan istri tertidur ketika melihat demamnya mulai turun, tetapi menjelang pagi saya pun terbangun karena tangan saya tersentuh badannya, ternyata suhu tubuhnya kembali meningkat dan disertai kejang-kejang, saya memberikan bantuan dasar seadanya dengan mengubah posisinya menjadi telungkup, kemudian membasuh badannya dengan air mulai dari ujung kepala sampai ujung kakinya.

ALhamdulillah masa kritis pun berlalu kurang dari 1 menit. Ini penyesalan yang mendalam yang saya rasakan ketika tidak mampu memberikan yang terbaik untuk anak saya sehingga dia harus mengalami kondisi kritis seperti ini. Semoga ini yang terakhir kalinya dan saya terus mempersiapkan obat-obatan sampai ini untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan meskipun usianya sudah 5 tahun.

Untuk memastikan hal yang sama tidak terulang kembali, saya menyiapkan obat-obatan untuk menanganan tingkat pertama, saya lebih peka dan mendidikasikan waktu yang ada untuk memberikan perawatan ketika kondisi kesehatan anak-anak mulai menurun, memberikan asupan gizi yang cukup dan melakukan shift jaga dengan istri.

Syukur.. kiat tersebut sangat efektif untuk mengurangi kesalahan sebelumnya sehingga mereka terus diberikan kesehatan sampai hari ini.

Demikian postingan singkat saya tentang topik ini, semoga saya terus dapat berkontrubusi dengan topik menarik lainnya dikomunitas penyelenggara lainnya dengan topik yang berbeda.

Indonesia, July 31, 2023
@irawandedy