Gayo Coffee Roasting Process Technique

Kopi Gayo merupakan salah satu varian kopi arabica yang mulai sangat diminati oleh dunia. Komoditi kopi gayo telah menjadi unggulan di daerah dataran tinggi gayo, Aceh. Dataran tinggi gayo, iklim triopis dan kondisi tanah yang mengandung organik menyebabkan tanaman kopi bisa tumbuh subur disini dengan kualitas terbaik.

Bagi daerah Aceh kopi bukan sekedar minuman semata, namun disisi lain minum kopi telah menjadi tradisi yang dilakukan sejak masa perang Aceh. Hal tersebut menjadi catatan sejarah yang diukir saat sebelum wafatnya Teuku Umar Johan Pahlawan yang sempat berujar "Singoh beungoh geutanyoe jep kupi di keude Meulaboh atawa ulon akan syahid (besok pagi kita akan minum kopi di kota Meulaboh atau aku akan syahid)”. Namun tragis penyergapan yang dilakukan oleh Teuku Umar untuk mengusir penjajah Belanda berhasil diketahui oleh Van Heutzs (Pemimpin Perang Penjajah Belanda) yang kemudian berhasil menembak Teuku Umar.

Dahulu, proses Roasting Kopi Gayo masih sangat manual dan tradisional. Dimulai dari pemetikan buah kopi dari kebun kopi, penyortiran buah kopi, pengupasan kulit kopi, penjemuran biji kopi, penggorengan biji kopi, sampai ke tahap penggilingan biji kopi. Bahkan alat yang digunakan untuk roasting kopi cukup dengan wajan penggorengan dan menghaluskan biji kopi menjadi bubuk dengan lesung.

Perkembangan teknologi yang semakin canggih kemudian menghadirkan berbagai macam mesin yang semakin memudahkan pekerjaan manusia. Namun untuk sebuah kecanggihan dan kualitas ada biaya tinggi mahal yang harus dikorbankan oleh para produsen kopi dan penikmat kopi.