source
Sejuk tercampur secara dingin menimpa
Laksana buram bertepikan hampa
Bisa merasakan namun langsung merupa
Semua disinggahi sudah pasti di terpa
Tanpa rasa canggung kau selalu sapa
Melawan petir ganasnya seakan lupa
Berasa kuat abadi seperti stupa
Mengikat pepohonan bersamarkan jumpa
Hiasan semesta mendekap nestapa
Aku sadar dirimu siapa
Merangsek naik bersamaan dengan gempa
Tidak terhitung banyaknya berapa?
Memilih untuk tidak bertegur rupa
Tajam membelah kuatnya apa?
Hingga waktu membuat aku serupa
@imam03
" 8 juli 2018 "
Mantap bang @imam03
Sorry baru buka steemit
Makasih kunjungannya bro @aa31
puisinya bagus mas
Ah bcnda nh mba @narissa
Saya membaca puisi anda tampaknya anda lebih nyaman menulis puisi bergaya naratif dan menggunakan rima akhir yang sama. Saya menikmati larik demi larik yang anda sajikan dan berasa dalam taman ide yang anda buat
Alhmdullilah klo bgitu..
Kalimat paling akhir saya sukaa
Yg mna tuhh neng???
Puisinya membuatku tertawa gembira
Seakan hilang gundah gulana
Terhibur oleh tulisan seniman yang bijaksana
Merangkai kata menjadi kalimat bermakna
Nice poetry bg @imam03 👍😁
masih ada teh " lukisan tanpa kanvas" besok saya post hehee..
Wkwkwk..
Ditunggu ya 😁
Siapp..
selalu kagum dengan mereka yg paha rangkaian puisi
Cuma satu kuncinya, yaitu belajar memaknai setiap kalimat @zefy
Sukaa dengan puisinya. Seandainya saya bisa buat puisi seindah itu.
Sepertinya saya butuh belajar lagi, ya...😊
Semua pasti bisa asalkan kita terus belajar..
Haturnuhun kalo suka sma puisi saya, sekali lagi makasih @nurulfitri