Air Mata Ayah Ditiang Gantungan

in #indonesia7 years ago (edited)


Latar poster

Suara jeritan kesakitan yang dirasakan Maimunah melenyapkan kesunyian malam itu. Nyanyian jangkrik yang sedang meninabobokan warga sekampung juga sirna ditelan jeritan dan rontaan Maimunah yang lagi kesakitan. Hasbi, suami Maimunah lekas terbangun mendengarkan istrinya yang sedang meronta, “aduh...bang... aduh... bang, perutku sakit sekali,” jerit Maimunah yang usia kandunganya sembilan bulan.

Lekas Hasbi membangunkan mertuanya Salimah, “tok.....tok...tok... “ hasbi mengetuk pintu kamar mertuanya, seraya memanggil,” ibu...ibu.. Maimunah sakit bu,” ujar Hasbi.

Salimah terbangun dan bergegas keluar menuju kamar Maimunah. Salimah meminta Hasbi segera berangkat mencari bidan desa. “Hasbi cepat kamu panggil bidan, istrimu ini mau melahirkan,” perintah Salimah.

Hasbi bergegas mengambil senter dan dengan menggunakan sepeda, Ia menuju rumah bidan yang ada di desanya. Tidak lama Hasbi kembali dan membawa bidan Rohana kerumahnya. Tepatnya pukul 01.00 dini hari, rintihan Maimunah sejenak terdiam ditelan kesunyian malam dan berganti dengan suara tangisan bayi. “Alhamdulillah, anakku telah lahir,” ucap Hasbi ketika mendengar suara tangisan bayi.

Penatian Bahagian Hasbi menunggu kealahiran anak pertamanya telah pun tiba. Allah menganugerahkan bayi perempuan yang cantik dan mungil kepada mereka. Malam itu juga Hasbi memberi nama anaknya itu : Ratna Juwita.

Tiga Bulan kemudian...

Ketika usia Ratna Juwita, meranjak tiga bulan. Hasbi sang petani setia dengan penghasilan pas-pasan itu. Disuatu hari sambil menikmati kopi di warung Wak Amat. Ia mendengar pembicaraan Dahlan teman sekampungnya yang baru saja pulang merantau dari Malaysia.

Cerita Dahlan yang sudah menjadi saudagar kaya itu, tergiur Hasbi untuk mengikuti jejak Dahlan marantau ke Malaysia. Disana Dahlan bercerita selama dirinya merantau di negeri jiran Malaysia telah banyak mengumpulkan ringgit. Dahlan di Malaysia tinggal di kawasan Taman Sri Muda Selangor, Malaysia. Lima tahun, Ia merantau di Malaysia, dia telah menjadi sudagar kaya dan mempunyai usaha dua unit kedai runcit disana dan mempunyai 5 orang karyawan.

Ceita Dahlan membuat Hasbi semakin tergiur untuk mearantau kesana.Hasbi berpikir bahw negara jiran itu akan menjadi tujuannya untuk mencari penghidupan yang lebih layak. Lantaran, Ia pun sudah jenuh menjadi petani di kampungnya dengan penghasilan pas-pasan.

Hasrat Hasbi hendak merantau ke Malaysia semakin memuncak. Ia menyampaikan keinginannya itu kepada istrinya di rumah. “Maimunah, izinkan aku merantau ke Malaysia. Mana tahu disana saya bisa mendapat pekerjaan yang layak dan setiap bulannya aku bisa mengirim uang untuk kamu dan anak kita,” kata Hasbi kepada istrinya.

Jantung Maimunah terasa copot ketika mendengar hasrat suaminya itu. Dengan raut wajah dibalut kesedihan, Maimunah berujar, “Tega abang meninggalkan kami, apalagi anak kita Ranta masih kecil, bang!."

“Aku merantau ke sana tidak lama sayang !, ketika aku sudah mendapat pekerjaan dan penghasilan yang lumayan, aku akan menjemput kamu dan anak kita,” ucap Hasbi.

Meski kesedihan yang dirasakan Maimunah, hasrat Hasbi mendapat izin istrinya untuk marantau ke Malaysia. “Kalau abang tidak lupa kepada kami, aku mengizinkan abang merantau. Tapi ketika abang sudah mapan disana jangan lupain kami disini,”ujar Maimunah, seraya bertanya, "dengan siapa abang ke Malaysia."

“Aku pergi bersama Dahlan anak Tgk Jalal yang rumahnya di dusun Tanjung. Dia kan baru pulang dari Malaysia. Dahlan. Kemarin saat kami minum kopi di warung Wak Amat, dia datang pakai mobil dan pakainya keren sekali,” kata Hasbi kepada istrinya.

“Kapan rencana abang berangkat, sekarang kita tidak punya uang, bang!!,” tanya Maimunah.”Insya Allah dalam dua hari ini, saya sudah janji kepada Dahlan dan dia bersedia membawa saya kesana,” jawab Hasbi.

Maimunah istri yang baik dan taat kepada suaminya, memikirkan untuk menjual kalung emas yang ada padanya sebagai bekal ongkos suaminya pergi merantau ke Malaysia. Hasbi tak menolak apa yang diberikan istrinya itu.

“Maafkan abang dek, semoga kalung emas ini bisa abang ganti, ketika abang sudah punya penghasilan di negeri orang,” kata Hasbi, seraya disahuti Maimunah,” ambil saja bang, engak apa-apa, yang penting abang tidak melupakan kami,” ujarnya diiringi tetesan air mata.

Dua hari kemudian, Maimunah sibuk mempersiapkan keberangkatan suaminya. Didalam sebuah tas lee yang warnanya telah luntur, diiringi tetesan air mata, sesakali dengan jilbab ungunya Maimunah menyapu air mata yang mengaliri pipinya. Satu persatu pakaian suaminya dimasukkan kedalam tas.

Ketika Hasbi sedang bersiap-siap, lalu diluar rumahnya terdengar suara klakson mobil, tiit..tiiit...” Itu Dahlan datang menjemput saya,” ujar Hasbi kepada isterinya. Hasbi pun pamit kepada isteri dan ibu mertuanya. Isak tangis Maimunah dan ibu mertua tak tertahankan. Pelan-pelan langkah Hasbi, seraya lambaian tangan dengan ucapan, Assalamualikum, menuju mobil.

Disana Dahlan telah menunggu Hasbi, kemudian mereka langsung berangkat menuju ke Medan. Dahlan yang telah lama di Malaysia itu, dia mempunyai Permit Kerja dan Pasport, maka Ia berangkat melalui International Air Port Kuala Namu, Medan Sumatera Utara, sedangkan Hasbi terpaksa dititipkan kepada Samsul, kawan Dahlan yang ada di Tanjung Balai Asahan.

“Kamu berangkat lewat jalur laut dengan mengunakan kapal laut, nanti keberangkatan kamu akan diurus oleh teman aku Samsul di Tanjung Balai Asahan,” kata Dahlan.

Hasbi pun tidak banyak bertanya lagi kepada sahabat karibnya itu. Kemudian Hasbi bertemulah dengan Samsul dan berangkat lah dia melalui jalur laut alias pendatang haram ke Malaysia.

Dengan menumpangi sebuah boat yang bermuatan 20 orang penumpangnya dari berbagai daerah di Indonesia.
Setelah 10 jam mengarungi Selat Malaka, sampailah Hasbi di kawasan Kuala Selangor Malaysia. Semua penumpang diturunkan lebih kurang 500 meter dari bibir pantai, dengan kedalaman air mencapai 80 -90 centi meter. Hasbi bersama penumpang lainya, satu persatu loncat ke laut, kemudian harus mengarungi lumpur dan hutan bakau untuk mencapai bibir pantai Kuala Selangor.

Ditepi pantai tampa dilihat oleh Polis Malaysia. Dahlan yang telah duluan sampai di Malaysia, dengan mengunakan kereta Proton Saga (Mobil sedan buatan Malaysia) telah menunggu Hasbi untuk menjemputnya.

Ditelan kegelapan malam, kereta Proton Saga yang dikendrai Dahlan, melalui Bandar Tasik Putri, kemudian melaju ke Kuang seterusnya melewati Sungai Buloh, dengan perjalanan 1 Jam, lebih kurang 70 Km, Hasbi pun tiba ke rumah Dahlan di Taman Sri Muda Selangor Malaysia.

Bagaimana kelanjutan cerita ini tunggu di episode 2 .............

Cerita Ini fiktif belaka, bila ada kesamaan nama dan tempat itu bukan unsur kesengajaan.

Sort:  

saya tunggu cerita selanjutnya...

Silahkan tunggu episode selanjutnya semoga anda enjoy

Congratulations @ilyasismail! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of posts published

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

By upvoting this notification, you can help all Steemit users. Learn how here!

Bereh tulesan. Beuna foto meu 2 boh mangat tabaca. Bek tuwe follow back. Hehe

Congratulations @ilyasismail! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of comments received

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

By upvoting this notification, you can help all Steemit users. Learn how here!

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.13
JST 0.030
BTC 65248.25
ETH 3471.40
USDT 1.00
SBD 2.51