The Diary Game ||07-07-2024|| Lucunya tingkah kucing-kucing ku | Makan bareng keluarga besar
🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻🔻 |
---|
Seperti biasa setiap Minggu sehabis shalat subuh aku tidur lagi, pukul 7 aku baru bangkit dari kasur empukku. Aku melihat tumpukan piring di dapur dan kondisi dapur yang masih berantakan, belum ada orang yang bersihkan, anakku belum juga bangun kayaknya... Karena tugas cuci piring itu anakku. Tapi aku malas ribu-ribut, segera aku bersihkan sambil aku masak buat sarapan, pagi ini aku masak tumis labu dan sambal goreng kentang, cumi semalam masih ada satu mangkuk lagi jadi cukuplah untuk sarapan pagi ini.
Piring masih berantakan
Setelah masak aku beresin dapur dan aku sapu serta pel semua lantai, aku juga mengisi galon ke dispenser, semua ku kerjakan sendiri karena aku mau buru-buru ke pasar. Hari ini adikku mengadakan acara makan bersama, kami mau bakar ikan dan ayam, aku ingin menyumbang ikan jadi aku harus pergi sekarang biar dapat ikan segar. Setelah semua pekerjaan selesai, aku mandi dan hendak ke pasar.
Masak untuk sarapan
Dapur sudah bersih
Saat aku hendak berangkat aku melihat si bibie sedang menjilati kaki dan badannya, dia memang baru selesai makan dan setelah kenyang dia akan menjilati kaki dan lainnya. Dia melihat ke arahku saat aku bilang tunggu ya bie, mamak ke pasar beli ikan buat kamu, dia seakan mengerti perkataan saya.
Bibie melihat ke arah ku
Bibie menjilati tubuhnya
Dipasar aku tidak lama aku hanya membeli ikan untuk di bakar nanti di rumah adikku dan ikan untuk kucing-kucingku. Aku langsung pulang ke rumah agar tidak terlalu lama di pasar. Sampai rumah Bibie dan Ciecie sudah menunggu kedatanganku. Cicie sampai mengintipku dari jendela, lucu sekali tingkah mereka..😂. Setelah menyapa ke dua kesayanganku aku langsung membersihkan ikan. Yang untuk kucing aku merebusnya dan untuk di bakar aku membubuhi air jeruk nipis dan garam.
Cicie mengintip
Cicie yang lucu
Merebus ikan
Ikan untuk kucingku
Mereka makan lengan lahap
Setelah beres mengurus makanan kucing, aku ke rumah adikku tak lupa aku bilang ke suami dan anak-anak nanti makan siang di sana, karena semua di ajak. Aku pergi ke rumah adikku dengan membawa ikan tongkol sebanyak 3 kg. Sampai di rumah adik langsung ikannya aku ikat di panggang biar tidak jatuh. Dan aku membakar arang untuk menjadi bara.
Ikan dan ayam untuk di bakar
Membakar arang
Hari ini tidak begitu terik sehingga enak buat duduk di luar. Sambil menunggu arang menjadi bara aku membentang tikar di teras, karena rencananya makan di luar rumah atau outdoor, supaya leluasa duduknya.
Ikan pun sudah masak, adikku sudah memasak sayur kates pakai kerang dan sambal terasi.. wah mantap ni.
Aku segera menelpon suami dan anak-anakku untuk menuju rumah Tante mereka. Mereka datang setelah shalat dhuhur, karena jam sudah menunjukkan pukul 1.15. setelah kumpul semua, kami pun makan dan sebelum makan tak lupa membaca doa.
Memang nikmat sekali makan ramai-ramai dengan keluarga besar begini, sambil ngobrol dan cerita, serta menikmati hidangan sederhana namun lezat rasanya. Suami sampai nambah 3 kali nasi, anak-anak tidak suka makan ikan mereka makan ayam bakar. Setelah selesai makan, semua bergotong royong ada yang membersihkan peralatan masak, ada yang cuci piring dan ada yang menyapu teras dan halaman sehingga selesai bersamaan dan kamipun pulang dengan perasaan senang.
Sepulang dari rumah adikku, aku pergi ke kampungku gerugok di rumah saudaraku yang suaminya meninggal dunia, ini adalah hari ke dua dia berduka, sampai di rumahnya suasana sangat sepi, ada apa?, biasanya di rumah orang berduka pasti ada sedikit keramaian, ntah orang berkunjung atau orang yang lagi masak-masak untuk tahlil malamnya. Tapi ini sepi sekali, aku bertanya pada tuan rumah, kenapa sepi sekali... Ternyata di kampung sebelah ada acara pesta besok, jadi orang kampung pada bantu-bantu masak di sana, maklum di kampung saudaraku itu penduduknya sedikit sekali, malah mungkin yang takziah pun cuma perempuan saja malam nanti, karena bapak-bapak ke rumah yang pesta untuk mengantar beras. Begitulah kalau tradisi sudah bicara.
Tuan rumah yang berduka
Rumah duka terlihat sepi
Kami duduk dan menanyakan apa almarhum ada sakit saat meninggal katanya tidak ada sakit berat, cuma sudah lama sakit nya, badan lemas dan tidak mau makan. Setelah 30 menit di sana kami pun pulang. Di perjalanan pulang suamiku minta dibeliin mie goreng Wak min di daerah Blang Pulo, katanya mie di daerah sini terkenal dan enak. Aku pun turun membeli 4 bungkus mie, 1 bungkus mie rebus untuk suamiku dan 3 mie goreng untukku dan anak-anak. Harga nya juga standar IDR 10.000 per bungkus (3.3 steem).
Gerobak Mie Wak din
On Proses
Mie nya wangi dan sedap
Sesampai di rumah kamipun menyantap mie dengan lahap. Demikian sahabat stemian ceritaku untuk hari ini semoga kalian suka dengan ceritanya, jangan lupa di tunggu vote dan komentarnya. Terimakasih, wasalam @ifatniza.
Banyak ya kucing peliharaan ka2k, suka juga pelihara kucing tapi kondisi fisik tidak memunkinkan, krn elergi sama bulunya.
Ya kalau riskan sebaiknya jangan, nyawa manusia lebih mulia dljangan cari-cari masalah.😂
😊😊💕