Thediarygame, Selasa, 23 Januari 2024: Menikmati olahraga air membangun kebersamaan
Olahraga rutin hari ini, Selasa, 23 Januari 2024 sangat asyik dan menarik. Setelah rutin Senam Kesegaran Jasmani - 88 (SKJ-88) Aku mengikuti rombongan Panglima dan PJU berjalan kaki menuju keluar Markas Komando. Aku tak tahu kemana arah yang akan dituju. Memang sudah beberapa kali olahraga tambahan jalan dan jangan dihitung jalan kearah pantai reklamasi.
Untuk prajurit lainnya lari dan jalannya kearah pantai reklamasi dengan melewati penjagaan pintu 1. Untuk keluar dari pintu satu jalannya menurun. Dikiri kanan ada hutan mini yang menjadi tempat istirahat rusa dan monyet liar. Kedua penghuni ini nyaman dan tenang hidup bebas tanpa ada yang menganggu. Tak ada yang usil menembak. Untuk rusa jalur mainnya hingga keatas sampai kekantorku. Terbukti bekas tahinya berserakan dekat taman bunga kantorku. Lain hal nya monyet dimana melintas dari dahan ke dalam dan sekali-kali turun ke tanah mengambil makan yang ada di tong sampah sisa makanan.
Aku dan rombongan Panglima beserta Pejabat lainnya berjalan keluar Mako melewati penjagaan pintu 2. Jalannya juga menurun. Pintu gerbangnya dekat Masjid Hajar Aswad. Rombongan kami tak terlalu ramai. Jalan secara bersama-sama sangat asyik. Sambil bercerita dengan posisi jalan dua barisan saja. Kami terus berjalan dan tiba dipertigaan bundaran kami belok ke kanan. Ada Pomal yang mengatur lalu lintas. Tiba di lampu merah rupanya arah belok kekanan. Jalan ini menuju Masjid Al-Azhar lokasi di pantai impian. Kami sudah berjalan sekitar dua kilometer dan Aku baru faham bahwa Kami menuju ke Bintan Beach Resort Hotel yang terdapat fasilitas kolam renang mini. Kurang lebih kami berjalan sejauh tiga kilometer dengan waktu tempuh sekitar tiga puluh menit.
Area kolam renang Bintan Beach Resort Hotel
Kami sudah tiba di lokasi dan langsung menuju kolam renang hotel. Sebelum berenang harus rehat sejenak melepaskan lelah efek jalan kaki. Terasa pegal dan banyak keringat yang dikeluarkan. Aku duduk disamping kolam sambil minum dan makan bubur dengan Aspers Pangkoarmada I dan Dansatud Koarmada I. Cuaca terasa menyengat. Ada beberapa orang mulai berganti pakaian renang. Sesaat kemudian Aku pun sudah memakai pakaian renang.
Suasana di kolam renang
Aku sudah hadir di kolam menyusul rekan-rekan yang sudah memulai. Kolam paling dalam 180 cm, hampir dua meter. Suasana berenang sangat asyik dan masing-masing menghibur dan mencebur diri. Airnya terlalu banyak vitamin kaporit sehingga membuat mata agak pedas. Kalau berenang pakai kacamata pastilah asyik dan jika mata telanjang sering mengusap mata. Aku baru dua kali hadir dikolam renang ini. Pertama saat di ajak Kolonel Heri latingku yang bertugas di Kogabwilhan I dan hari ini saat olahraga bersama rekan-rekan dari TNI AL. Asyik juga. Untuk satu orang bayar Rp 20.000,- mandi di kolam renang.
Kegiatan renang mandiri selesai dan dilanjutkan permainan polo air. Personel dibagi dua, yang berkacamata bergabung dengan berkacamata dan yang mata telanjang menjadi satu tim. Jumlah satu tim sebanyak sepuluh orang. Ada bola dan tiang gawang kecil tempat memasukkan lemparan bola yang pastilah dijaga dengan ketat.
Permainan polo air sangat menarik. Tidak tampak lagi senior junior. Semuanya menyatu dalam kegembiraan dan kebersamaan. Ada yang muda tanpa sengaja mengejar bola saat yang senior mengiring bola. Bahkan ada yang tanpa sengaja yang senior digandoli oleh junior karena sangkin semangat mengejar bola tanpa sadar. Diantara pemain banyak yang mengambil sisi kiri karena sisi kanan agak dalam membuat gerakan tubuh lebih banyak dan melelahkan. Oh iya, ada juga yang menjaga gawang tak maju-maju ke depan, didepan gawang terus menyempitkan gawang agar terhindar dari bola masuk. Lucu dan usilnya serta membuat dagelan tertawa adalah disaat ada penjaga gawang mengeser tiang ketika akan ditembak oleh tim lainnya. Ya, tidak mungkin masuk bola karena tak sesuai arah. Hahaha.. Sungguh kegiatan menarik dan asyik. Menurutku ini salah satu ritme kepemimpinan yang mampu membangun tim kebersamaan dengan tujuan kelancaran pelaksanaan tugas. Jika Aku jadi pimpinan maka perlu juga menerapkan model seperti ini. Waktu cepat berlalu dan kurang lebih satu jam berolahraga dan menghibur di kolam renang kami bergegas persiapan kembali kekantor. Bekerja kembali setelah berganti pakaian. Dan, Aku bekerja hingga sore hari selanjutnya Aku pulang usai salat ashar berjamaah di masjid Hajar Aswad Markas Komando Armada I yang berlokasi di Tanjungpinang.
Sekitar pukul 16.30 WIB Aku meninggalkan kantor menuju arah pulang. Entah mengapa usai keluar dari penjagaan pintu 1 Aku memutar motor kearah kiri jalan pantai reklamasi. Aku melihat air laut surut. Tampak dasar laut yang juga bertabur sampah-sampah yang terbawa arus laut menepi. Aku berhentikan motor dan dari kejauhan tampak dua ibu tua yang sedang mencari gonggong ditengah air surut.
Menurut sumber Wikipedia Laevistrombus canarium atau yang dikenal dengan nama Siput Laut Gonggong adalah hewan laut jenis kerang-kerangan dengan cangkang halus yang berbentuk gasing oval. Siput laut gonggong tersebar di sepanjang pantai dengan dasar perairan pasir lumpur atau pasir campur lumpur yang banyak ditumbuhi tanaman laut seperti lamun. Siput ini berasal dari perairan pantai wilayah Indo-Pasifik dan menyebar secara luas dari India selatan ke Melanesia, membentang dari Jepang di utara hingga Queensland, Australia di selatan. Di Indonesia, siput laut gonggong menjadi ikon dari Kepulauan Riau.
Ibu-Ibu mencari gonggong
Dua orang ibu sudah naik kedarat membersihkan dan memilah-milah gonggong. Aku dekat dan merapat. Timbul rasa ingin makan gonggong. Emang sih makan gonggong Aku pernah di restoran Sei Enam jalan Teluk Kriting. Mahal harganya jika sudah masuk restoran.
"Banyak juga hasilnya Bu,"sapaku
"Ya pak!"jawab Ibu itu singkat.
Aku melihat kecil-kecil gonggong ini jika dibandingkan dengan yang dijual pada restoran.
"Berapa Bu satu kilo," tanyaku penuh semangat.
" Rp 20.000,- pak. Mau beli berapa kilo?" tanya sang Ibu.
"Saya beli dua kilo ya Bu. Tapi tak tahu pula harus masak dimana," jelasku.
Maklumlah, Aku hidup membuang alias bujang lokal (bulok) dinegeri segantang lada. Tak ada alat memasak dan kalau lapar maka rumah makan dan kantin menjadi posko menghibur perut.
"Pak, nanti biar saya yang masak saja. Nanti bisa dijemput di Simpang jalan arah masuk rumah saya sekitar pukul 17.30 WIB," salah seorang ibu menawarkan bantuan.
"Ok Bu sepakat. Saya beli 2 kilo dengan harga Rp 40.000," jawabku senang.
Setelah Aku melihat gonggong yang dipilih-pilih maka Aku pamit pulang. Rumahku tak jauh dari lokasi dan hanya lima menit sudah tiba dirumah. Sambil menunggu waktu maka Aku merapikan kamar dan mandi sore. Aku tak mau telat karena disiplin waktu lebih baik daripada jam karet alias molor waktu. Aku melihat jam pukul 17.25 WIB dan segera motor Aku pacu untuk berjumpa dengan ibu-ibu yang menjual gonggong. Tepat waktu dan Aku berjumpa kemudian langsung balik kanan pulang kerumah.
Gonggong makanan khas Bintan Kepri
Aku sudah tiba dirumah dan ada rasa senang hati bisa makan gonggong, banyak lagi. Satu, dua dan tiga Aku makan.Gonggong yang agak kecil terasa sulit untuk mengeluarkan dagingnya. Aku sudah beli satu bungkus lidi runcing sebagai alat bantu.
Aku masih merasakan pasir dan agak berlendir gonggong nya. Aku mulai geli dan putuskan tak jadi makan lagi. Sepertinya Ibu ini belum bersih total bersihkan dan rendah gonggong ini agar lendir nya hilang. Aku beberapa kali membuang lendir dan bersihkan pasir ditubuh gonggong ini. Akhirnya, Aku berikan ke kucing dagingnya dengan terlebih dahulu dipecahkan menggunakan palu. Anehnya, kucing ini tak banyak menyentuh atau tak terlalu bergairah memakan dagingnya..Hanya sekedar mencicipi dan kemudian seleranya memudar. Dan, menurut istriku lain kali harus direndam lama dan benar- benar dibersihkan sehingga pasir dan lendirnya hilang. Setelah itu baru direbus sempurna dan jika dimakan akan terasa enak.
Suatu pengalaman menarik hari ini Aku lalui. Semoga rekan-rekan steemith senang membacanya dan memberikan manfaat serta jangan lupa dikomentari. Salam hormat dari Aku @hoesniy putera Pidie Asli (Kota Lamlo).***
Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. It will make Steem stronger.
Hawa teuh tamanoe inan
Hahaha. boleh lhon peungon